Eva Novitasari W (0511030028)
Esti Rosaliana (0511030026)
Indah Susanti (0511030036)
Nina Eka Jayanti (0511030056)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkiraan tentang penurunan produk minyak bumi pada masa yang akan datang dan ketergantungan yang besar terhadap sumber energi minyak bumi, mendorong penelitian dan pengembanagan sumber energi alternatif dari sumber yang diperbaharui. Etanol merupakan sumber energi alternatif yang mempunyai prospek yang baik sebagai penganti bahan bakar cair dan gasohol dengan bahan baku yang dapat diperbaharui, ramah lingkungan serta sangat menguntungkan secara ekonomi makro terhadap komunitas pedesaan terutama petani.
Buah nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah yang terdapat di Indonesia, mempunyai penyebaran yang merata. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, nanas juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri pertanian. Dari berbagai macam pengolahana nanas seperti selai, manisan, sirup, dan lain-lain maka akan didapatkan kulit yang cukup banyak sebagai hasil sampingan.
Berdasarkan kandungan nutriennya, ternyata kulit buah nanas mengandung karbohidrat dan gula yang cukup tinggi. Menurut Wijana, dkk (1991) kulit nanas mengandung 81,72 % air; 20,87 % serat kasar; 17,53 % karbohidrat; 4,41 % protein dan 13,65 % gula reduksi. Mengingat kandungan karbohidrat dan gula yang cukup tinggi tersebut maka kulit nanas memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia, salah satunya etanol melalui proses fermentasi.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui proses pembuatan etanol dari sari kulit nenas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etanol
Etanol atau etil alkohol yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah larut dalam air dan tembus cahaya. Etanol adalah senyawa organik golongan alkohol primer. Sifat fisik dan kimia etanol bergantung pada gugus hidroksil. Reaksi yang dapat terjadi pada etanol antara lain dehidrasi, dehidrogenasi, oksidasi, dan esterifikasi (Rizani, 2000). Sifat fisik etanol dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Sifat Fisik Etanol
Massa molekul relatif | 46,07 g/mol |
Titik beku | -114,1°C |
Titik didih normal | 78,32°C |
Dentitas pada 20°C | 0,7893 g/ml |
Kelarutan dalam air 20°C | sangat larut |
Viskositas pada 20°C | 1,17 cP |
Kalor spesifik, 20°C | 0,579 kal/g°C |
Kalor pembakaran, 25°C | 7092,1 kal/g |
Kalor penguapan 78,32°C | 200,6 kal/g |
Sumber: Rizani (2000)
Etanol atau alkohol dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain:
- Bahan baku industri atau senyawa kimia, contoh: industri minuman beralkohol, industri asam asetat dan asetaldehid.
- Pelarut dalam industri, contoh: industri farmasi, kosmetika dan plastik.
- Bahan desinfektan, contoh: peralatan kedokteran, rumah tangga dan peralatan di rumah sakit.
- Bahan baku motor.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah etanol yang dihasilkan dari fermentasi adalah mikroorganisme dan media yang digunakan, adanya komponen media yang dapat menghambat pertumbuhan serta kemampuan fermentasi mikroorganisme dan kondisi selama fermentasi (Astuty, 1991). Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan selama fermentasi adalah pemilihan khamir, konsentrasi gula, keasaman, ada tidaknya oksigen dan suhu dari perasan buah.
Pemilihan sel khamir didasarkan pada jenis karbohidrat yang digunakan sebagai medium untuk memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan Saccharomyces cerevisiae. Suhu yang baik untuk proses fermentasi berkisar antara 25-30°C. Derajat keasaman (pH) optimum untuk proses fermentasi sama dengan pH optimum untuk proses pertumbuhan khamir yaitu pH 4,0-4,5.
Etanol pada proses fermentasi alkoholik terbentuk melalui beberapa jalur metabolisme bergantung jenis mikroorganisme yang terlibat. Untuk Saccharomyces serta sejumlah khamir lainnya, etanol terbentuk melalui jalur Embden Meyernof Parnas (EMP), reaksinya sebagai berikut (Rizani, 2000):
- Glukosa difosforilasi oleh ATP mula-mula menjadi D-glukosa-6 fosfat, kemudian mengalami isomerasi berubah menjadi D-frukstoda-6 fosfat dan difosforilasi lagi oleh ATP menjadi D-fruktosa-1, 6 difosfat.
- D-fruktosa-1, 6 difosfat dipecah menjadi satu molekul D-gliseraldehid-3 fosfat dan satu molekul aseton fosfat.
- Dihidroksi aseton fosfat disederhanakan menjadi L-gliserol-3 fosfat oleh NADH2.
- ATP melepaskan satu molekul fosfat yang diterima oleh gliseraldehid-3 fosfat yang kemudian menjadi D-1, 3 difosfogliserat dan ADP.
- D-1, 3 difosfogliserat melepaskan energi fosfat yang tinggi ke ADP untuk membentuk D-3 fosfogliserat dan ATP.
- D-3 fosfogliserat berada dalam keseimbangan dengan D-2 fosfogliserat.
- D-2 fosfogliserat membebaskam air untuk menghasilkan fosfoenol piruvat.
- ATP menggeser rantai fosfat yang kaya energi dari fosfoenolpiruvat untuk menghasilkan piruvat dan ATP.
- Piruvat didekarboksilasi menghasilkan asetaldehid dan CO2.
- Akhirnya asetaldehid menerima hidrohen dari NADH2 menghasilkan etanol.
Etanol dihasilkan dari gula yang merupakan hasil aktivitas fermentasi sel khamir. Khamir yang baik digunakan untuk menghasilkan etanol adalah dari genus Saccharomyces. Kriteria pemilihan khamir untuk produksi etanol adalah mempunyai laju fermentasi dan laju pertumbuhan cepat, perolehan etanol banyak, tahan terhadap konsentrasi etanol dan glukosa tinggi, tahan terhadap konsentrasi garam tinggi, pH optimum fermentasi rendah, temperatur optimum fermentasi sekitar 25-30°C serta tahan terhadap stress fisika dan kimia.
Fardiaz (1992), fermentasi etanol meliputi dua tahap yaitu:
1. Pemecahan rantai karbon dari glukosa dan pelepasan paling sedikit dua pasang atom hidrogen melalui jalur EMP (Embden-Meyerhoff-Parnas), menghasilkan senyawa karbon lainnya yang lebih teroksidasi daripada glukosa.
2. Senyawa yang teroksidasi tersebut direduksi kembali oleh atom hidrogen yang dilepaskan dalam tahap pertama, membntuk senyawa-senyawa hasil fermentasi yaitu etanol.
Hasil optimal yang diharapkan bila dinyatakan dengan persentase berat yang difermentasi adalah:
- Etil alkohol 48,4%
- Karbondioksida 46,6%
- Gliserol 3,3%
- Asam suksinat 0,6%
- Selulosa dan lainnya 1,2%
2.2. Kulit Nenas
Nenas merupakan salah satu jenis buah-buahan yang banyak dihasilkan di Indonesia. Dari data statistik, produksi nenas di Indonesia untuk tahun 1997 adalah sebesar 542.856 ton dengan nilai konsumsi 16,31 kg/kapita/tahun (Anonymous, 2001). Dengan semakin meningkatnya produksi nenas, maka limbah yang dihasilkan akan semakin meningkat pula.
Menrut Suprapti (2001), limbah nenas berupa kulit, ati/ bonggol buah atau cairan buah/ gula dapat diolah menjadi produk lain seperti sari buah atau sirup. Menurut Kumalamingsih(1993), secara ekonomi kulit nenas mash bermanfaat untuk diolah menjadi pupuk dan pakan ternak. Komposisi limbah kulit nenas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel Hasil Analisis Proksimat Limbah Kulut Nenas Berdasarkan Berat Basah
Komposisi | Rata-rata Berat Basah (%) |
Air | 86,70 |
Protein | 0,69 |
Lemak | 0,02 |
Abu | 0,48 |
Serat basah | 1,66 |
karbohidrat | 10,54 |
Sumber: Sidharta (1989)
Pembuatan starter
Proses pembuatan starter yaitu medium fermentasi sebanyak 100 ml diinokulasi dengan 3 ose Saccharomyces cerevisiae. Media untuk starter dikocok dalam waterbath shakeer dengan kecepatan 15 rpm dan diinkubasi pada suhu kamar sampai pertumbuhan selnya mencapai fase logaritmik.
Proses Fermentasi
Media fermentasi yang telah disiapkan dimasukkan fermentor sebanyak 300 ml. Pada masing-masing media fermentasi yang berbeda ini diinokulasikan inokulum Saccharomyces cerevisiae yang pertumbuhannya telah mencapai fase log di media starter sebanyak 6-10% dari volume media. Masa inkubasi pada suhu kamar selama 4 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Astuty, E. D. 1991. Fermentasi Etanol Kulit Buah Pisang. UGM. Yogyakarta.
Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utam. Jakarta
Lidya, B dan Djenar, N. S. 2000. Dasar Bioproses. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Maryani, A. 1996. Aktivitas Fermentasi Alkohol dengan Ragi Roti Terimobil. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Pretis, Steve. 1990. Bioteknologi (Diterjemahkan oleh Mogy Thenawidjaya). Erlangga. Jakarta
Rizani, K. Z. 2000. Pengaruh Konsentrasi Gula Reduksi dan Inokulum (Saccharomyces cerevisiae) pada Proses Fermentasi Sari Kulit Nanas (Ananas comosus L. Merr) untuk Produksi Etanol. Skripsi. Jurusan Biologi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universtas Brawijaya. Malang.
Sa’id, E. G. 1990. Teknologi Fermentasi. CV. Rajawali. Jakarta
Tambunan, U. S. F. 1995. Peranan Bioteknologi pada Pengembangan Proses Biotransformasi. Laporan Penelitian BPPT. Jakarta
Wardio, S. P. 1990. Petunjuk Praktek Kimia Industri. Departemen pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta
Wijana, S., Kumalaningsih, A. Setyowati, U. Efendi dan N. Hidayat. 1991. Optimalisasi Penambahan Tepung Kulit Nanas dan Proses Fermentasi pada Pakan Ternak terhadap Peningkatan Kualitas Nutrisi. ARMP (Deptan). Universitas Brawijaya. Malang.
:
25 komentar:
DYAH KUSUMA W. (0511033008)
Dari artikel ini dijelaskan dengan lengkap tahapan dalam fermentasi etanol, namun tidak ada penjelasan mulai dari proses sari kulit nenasnya sendiri untuk menjadi etanol bagaimana?
Aulia Aziz (Nim: 0611032005)
Seperti yang diketahui; banyak factor yang mempengaruhi jumlah ethanol yang dihasilkan dari proses fermentasi diantaranya adalah mikroorganisme dan media yang digunakan. Pada penelitian, pemilihan sel khamir digunakan sebagai medium untuk memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan Saccharomyces cerevisiae hal didasarkan pada jenis karbohidrat yang. Suhu yang baik untuk proses fermentasi berkisar antara 25-30C. Derajat keasaman (pH) optimum untuk proses fermentasi sama dengan pH optimum untuk proses pertumbuhan khamir yaitu pH 4,0-4,5.
Dari kutipan diatas timbul suatu pertanyaan yang mendasar yaitu seberapa kecepatan perumbuhan mikroorganisme untuk menghasilakan standar ethanol yang baik.
Komentar selanjutnya adalah jumlah toleransi alkohol dari produksi ethanol berbasis sari kulit nanas berapa? dan jumlah produktifitas konsetrasi sel Saccharomyces cerevisiae yang di peroleh berdasarkan proses produksi ethanol (gram/liter jam).
Terima kasih.
Aulia Aziz (Nim: 0611032005)
Seperti yang diketahui; banyak factor yang mempengaruhi jumlah ethanol yang dihasilkan dari proses fermentasi diantaranya adalah mikroorganisme dan media yang digunakan. Pada penelitian, pemilihan sel khamir digunakan sebagai medium untuk memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan Saccharomyces cerevisiae hal didasarkan pada jenis karbohidrat yang. Suhu yang baik untuk proses fermentasi berkisar antara 25-30C. Derajat keasaman (pH) optimum untuk proses fermentasi sama dengan pH optimum untuk proses pertumbuhan khamir yaitu pH 4,0-4,5.
Dari kutipan diatas timbul suatu pertanyaan yang mendasar yaitu seberapa kecepatan perumbuhan mikroorganisme untuk menghasilakan standar ethanol yang baik.
Komentar selanjutnya adalah jumlah toleransi alkohol dari produksi ethanol berbasis sari kulit nanas berapa? dan jumlah produktifitas konsetrasi sel Saccharomyces cerevisiae yang di peroleh berdasarkan proses produksi ethanol (gram/liter jam).
Terima kasih.
Aulia Aziz (Nim: 0611032005)
Seperti yang diketahui; banyak factor yang mempengaruhi jumlah ethanol yang dihasilkan dari proses fermentasi diantaranya adalah mikroorganisme dan media yang digunakan. Pada penelitian, pemilihan sel khamir digunakan sebagai medium untuk memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan Saccharomyces cerevisiae hal didasarkan pada jenis karbohidrat yang. Suhu yang baik untuk proses fermentasi berkisar antara 25-30C. Derajat keasaman (pH) optimum untuk proses fermentasi sama dengan pH optimum untuk proses pertumbuhan khamir yaitu pH 4,0-4,5.
Dari kutipan diatas timbul suatu pertanyaan yang mendasar yaitu seberapa kecepatan perumbuhan mikroorganisme untuk menghasilakan standar ethanol yang baik.
Komentar selanjutnya adalah jumlah toleransi alkohol dari produksi ethanol berbasis sari kulit nanas berapa? dan jumlah produktifitas konsetrasi sel Saccharomyces cerevisiae yang di peroleh berdasarkan proses produksi ethanol (gram/liter jam).
Terima kasih.
Aulia Aziz (Nim: 0611032005)
Seperti yang diketahui; banyak factor yang mempengaruhi jumlah ethanol yang dihasilkan dari proses fermentasi diantaranya adalah mikroorganisme dan media yang digunakan. Pada penelitian, pemilihan sel khamir digunakan sebagai medium untuk memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan Saccharomyces cerevisiae hal didasarkan pada jenis karbohidrat yang. Suhu yang baik untuk proses fermentasi berkisar antara 25-30C. Derajat keasaman (pH) optimum untuk proses fermentasi sama dengan pH optimum untuk proses pertumbuhan khamir yaitu pH 4,0-4,5.
Dari kutipan diatas timbul suatu pertanyaan yang mendasar yaitu seberapa kecepatan perumbuhan mikroorganisme untuk menghasilakan standar ethanol yang baik.
Komentar selanjutnya adalah jumlah toleransi alkohol dari produksi ethanol berbasis sari kulit nanas berapa? dan jumlah produktifitas konsetrasi sel Saccharomyces cerevisiae yang di peroleh berdasarkan proses produksi ethanol (gram/liter jam).
Terima kasih.
oleh: JOHANA ROSanTy (0411033010)
apakah media nenas cocok untuk pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae?
Vitta Rizky Permatasari (0511030074)
Assalammu'alaikum..
Apakah kelebihan etanol dari kulit nenas dibandingkan dengan bahan lainnya?
Terima kasih.
Nina Eka Jayanti (0511030056)
saya mau mencoba menjawab pertanyaan dari mbk Johana Rosanty
menurut saya cocok karena didalam nanas adanya kandungan gula dan karbohidrat,yang digunakan untuk memproduksi alkhohol oleh Saccharomyces cerevisae. kemudian alkohol tersebut digunakan untuk membuat etanol melalui proses fermentasi alkoholik.
Eva Novitasari Watin (0511030028)
Saya akan menjawab pertanyaan dari Dyah Kusuma,tahapan pembuatan etanol dari kulit nanas yaitu:
pertama, sari kulit nanas dibuat dengan cara memotong kecil-kecil kulit nanas, kemudian ditambahkan aquades steril (1:2). Setelah direbus, disaring dan diencerkan dengan aquades sampai konsentrasi gula reduksi mencapai 8-14%
Untuk pembuatan etanolnya sudah dijelaskan di artikel.
Terima kasih atas pertanyaanya.
Eva Novitasari Watin (0511030028)
Saya akan menjawab beberapa pertanyaan dari Aulia Aziz
Jumlah sel Saccharomyces cerevisiae dan konsentrasi alkohol yang dihasilkan dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya mikroorganisme dan media yang digunakan serta lama dan waktu fermentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rizani (2000), pada proses fermentasi etanol menggunakan kulit nanas, pada hari ke-4 didapatkan konsentrasi alkohol sekitar 30-35%
Assalamu'allaykum
Terimakasih atas pertanyaan yang diberikan pada kelompok kami.
Saya akan menjawab pertanyaan dari saudari Vita tentang kenggulan sari kulit nanas untuk pembuatan etanol bila dibandingkan dengan bahan yang lain.
Sebelumnya akan saya jelaskan bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk pembatan etanol adalah:
1. Bahan yang mengandung pati seperti akar, umbi-umbian dan biji-bijian
2. Molase ata nira dari tebu,gula bit dan cairan buah-buahan.
3. Bahan yang mengandung selulosa seperti kayu atau limbah dari pemrosesan kayu gergajian.
Dan keunggulan penggunaan cairan buah-bahan dalam hal ini sari kulit nanas antara lain:
1.Proses fermentasi etanol dengan menggunaan cairan buah-buahan lebih mudah dilakukan bila dibandingkan dengan penggunaan bahan-bahan pati adalah karena bahan-bahn yang mengandung monosakarida (C6H12O6 sebagai glukosa)langsung dapat difermentasi, akan tetapi disakarida pati maupun karbohidrat kompleks dihidrolisis dulu menjadi komponen sederhana/ monosakarida (Said, 1987).
2. Untuk memanfaatkan limbah industri yang tidak termanfaatkan sehingga bisa digunakan sebagai energi alternatif, limbah industri disini yang kita masudkan adalah limbah padat yang sebelumnya belum termanfaatkan dari industri pengolahan buah-buahan, misalnya pada industri pengolahan pure nenas.Karena selama ini pembuatan etanol telah banyak memanfaatkan molase dan juga sekarang sudah mulai memanfaatkan selulosa dari limbah kayu, jika menggunakan bahan yang mengandung pati akan dikhawatirkan akan menganggu ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat.
Wassalam'allaykum, terima kasih.
Indah Susanti (0511030036)
Didit Sulistianto (Alumni FT-UB)
Kami dari alumni UB ingin menanyakan seputar bakteri (Saccharomyces cerevisiae). Pertanyaannya:
1. Dimana dan berapa rupiah untuk membeli bakteri tsb? Bakteri tsb akan saya gunakan untuk fermentasi glukosa ke etanol yang berasal dari ketela pohon.
2. Bgm proses pengembangbiakan bakteri tsb? Persyaratannya apa saja?
apabila ada komentar mohon bls ke e-mail saya didit.sulistianto@gmail.com,
Atas bantuannya saya sampaiakan terima kasih.
salam
Saccharomyces cerevisia bukan bakteri tapi khamir (yeast), dapat dibeli di UGM harga 100rb termasuk ongkos kirim. coba saja kirim surat ke Pusat Studi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian Univeritas Gadjahmada Yogyakarta.
diremajakan dengan medium yang dipakai untuk fermentasi mulai dari 100 ml kemudian 1 liter dan seterusnya 10% setiap hari sekali. sampai kapasitas yang diinginkan.
salam
nur
saya ingin bertanya berapa konsentrasi alkohol nya ?
bagaimana cara memurnikannya?
bagus juga buat ethanol dari kulit nenas
kalo prosesnya sih sama aja kayaknya
cuma kulit nenas banyak mengandung asam oksalat ama asam nitrat.
kalo cara buat bioethanol dari bahan alami liat aja di
www.reader-extract.tk
aku mau tanya, setelah itu ampas kulit nanasnya dibuang saja atau ada teknologi lebih lanjut untuk pemanfaatannya?
apakah proses pembuatan ehanol dari kulit nenas sama dengan singkong.Berapa kg kulit nenas yang diperlukan untuk 1liter ethanol.
Gimana analisa kadar glukosa u/ sari kulit nenas?Berapa % kadar glukosa dari sari kulit nenas? Tq
apa pengaruh penambahan Ca(OH)2 pada fermentasi tape ketan dan bagaimana pengaruh gula reduksi terhadap kadar alkohol yang di hasilkan pada fermentasi. minta tolong kirim jawabannya ke WWW.husnulkhatimah45.co.id
apa pengaruh penambahan Ca(OH)2 pada fermentasi tape ketan dan bagaimana pengaruh gula reduksi terhadap kadar alkohol yang di hasilkan pada fermentasi. minta tolong kirim jawabannya ke WWW.husnulkhatimah45.co.id
Saya mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik kimia Politeknik Negeri Samarinda Kalimantan Timur. Kebetulan saya mengambil judul tugas akhir Pemanfaatan limbah kulit nanas untuk pembuatan bioethanol. Saya mohon bantuannya agar memberikan informasi kandungan kimia dalam kulit nanas?Dan saya mohon prosedur kerja secara jelas dari pretreatment kulit nanas sampai menghasilkan ethanol?Apakah penyusun jurnal pembuatan ethanol diatas bisa di berikan cp (contact person )!!!Mohon bantuannya!
Asslmliakum
Maaf mba saya harry mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik kimia Polyteknik negeri samarinda. Saya mau nanya prosedur secara detail pembuatan bioethanol dari kulit nanas diatas dari preparasi samapai dihasilkan ethanol??Hal ini terkait dengan judul tugas akhir saya mengenai pengaruh proses (SSF)simultaneous saccharification and fermentation pada fermentasi ethanol dari kulit nanas.Mohon sekiranya mba membalas pesan saya atau sms ke 085246998855.Mksih ya mba sebelumnya,,,
Asslmliakum
Maaf mba saya harry mahasiswa tingkat akhir jurusan teknik kimia Polyteknik negeri samarinda. Saya mau nanya prosedur secara detail pembuatan bioethanol dari kulit nanas diatas dari preparasi samapai dihasilkan ethanol??Hal ini terkait dengan judul tugas akhir saya mengenai pengaruh proses (SSF)simultaneous saccharification and fermentation pada fermentasi ethanol dari kulit nanas.Mohon sekiranya mba membalas pesan saya atau sms ke 085246998855.Mksih ya mba sebelumnya,,,
Kami penerbit buku nasional PT Radya Pustaka mencari orang2 yang bisa membuat mensintesis alkohol/ethanol dari singkong atau ketela untuk kami terbitkan bukunya, jika berminat dan mampu anda dapat kirim naskah mentah ke andre_kit@yahoo.co.id
Royalti dan sistem komisi dibicarakan setelah naskah diseleksi dan layak terbit
Posting Komentar