Jumat, Juli 18, 2008

PAYUNG PENELITIAN LAB BIOINDUSTRI 2007 – 2009

1. Pengembangan teknologi pemanfaatan limbah pertanian dan agroindustri untuk pakan, bahan baku industri kimia dan energi.

2. intriduksi dan aplikasi bioteknologi sederhana pada produksi pangan skala kecil (teknologi fermentasi, penyediaan inokulum dll)

3. survey potensi bahan baku dan produk biofuel untuk bahan bakar boiler di industri

4. pemetaan kebutuhan dan poptensi bahan baku biofuel

5. optimasi prose pembuatan biodisel dari berbagai bahan baku.

6. pengembangan teknologi fermentasi dengan bahan baku pati, gula atau selulosa

7. pengolahan gliserin sebagai produk samping biofuel

8. pembuatan alkohol dari sampah kota

9. pengembangan biogas

10. skrining mikrobia penghasil senyawa aktif (enzim, selulolsa, antioksidan dsb)

Rabu, Juli 16, 2008

beranikah menilai tempat kita bekerja sudah "hijau"? Ada "tantangan" nih dari WWF Indonesia

Jadual dan info saya sertakan.

 
 

Silvianita

------------ --------- --------- ------

Jakarta Green Office

LISTRIK

  • AC di kantor sedingin musim salju?
  • Mesti menggunakan baju berlapis?
  • Komputer dan printer menyala walau saat makan siang atau ditinggal pulang?

Tahukah Anda?
Pemakaian listrik terbesar di kantor berpusat pada pendingin ruangan dan alat elektronik. 37% total emisi CO2 datang dari sektor listrik dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil (batu bara dan minyak bumi). Seberapa boros penggunaan listrik di kantor Anda dalam 1 bulan? Jangan cuma bisa ngomong!

Ayo tunjukkan kepedulian Anda DAN MULAI DARI KANTOR SENDIRI:

  1. Gunakan lampu hemat energi
  2. Pertahankan suhu AC di 25ÂșC
  3. Buka tirai jendela bila memungkinkan
  4. Matikan peralatan elektronik jika tidak diperlukan; AC, monitor, printer, dst (bukan posisi stand-by)

KERTAS

  • Sedikit-sedikit nge-print?
  • Enggak bolak balik?
  • Habis terpakai langsung dibuang?
  • Tisu apalagi?

Tahukah Anda?
Laju kehilangan dan kerusakan hutan pada tahun 2000 – 2005 di Indonesia setara dengan 364 lapangan bola/jam. Setiap harinya sampah kertas di seluruh dunia berasal dari 27 ribu batang kayu.

  1. 1 pohon berusia 10 tahun = 15 rim kertas A4
  2. 1 pohon = 1,2 kg O2/hari
  3. 1 orang = 0,5 kg O2/hari

Menebang 1 pohon berarti menghilangkan sumber oksigen 2 orang. Dan, 20,5% total sampah warga Jakarta adalah sampah kertas! Ada berapa rim kertas yang biasa dipakai kantor Anda dalam 1 bulan?
Jangan cuma bisa ngomong!

Ayo tunjukkan kepedulian Anda DAN MULAI DARI KANTOR SENDIRI:

  1. Kurangi penggunaan kertas dan tisu
  2. Gunakan dua sisi kertas
  3. Hindari mencetak dokumen, gunakan softcopy
  4. Gunakan kertas daur ulang
  5. Salurkan sampah kertas Anda ke pemulung atau industri kertas daur ulang

KENDARAAN BERMOTOR

  • Lebih enak naik mobil sendirian yang ber-AC?
  • Di luar, panas, jalan macet enggak karuan, dan udara sesak?

Tahukah Anda? Menurut WHO (2006), 70% polusi di Jakarta berasal dari kendaraan bermotor. Saat ini di Jakarta ada 2,2 juta mobil dan 3,5 juta sepeda motor, dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor 9,8% per tahun. Menanam 5 pohon hanya mampu menyerap emisi CO2 yang dikeluarkan oleh 1 mobil! Dan, emisi per orang untuk menempuh tiap km perjalanan dengan mobil pribadi adalah 15 kali bus. Seberapa sering Anda menggunakan kendaraan pribadi dan berkontribusi pada panasnya Jakarta?

Jangan cuma bisa ngomong!
Ayo tunjukkan kepedulian Anda DAN MULAI DARI KANTOR SENDIRI:

  1. kurangi penggunaan kendaraan pribadi
  2. dukung alat transportasi publik
  3. car pooling; ajak rekan-rekan searah
  4. eco-driving
  5. pilih naik sepeda atau jalan kaki untuk jarak dekat

AIR

  • Keran selalu terbuka saat cuci tangan dan cuci piring?
  • Walaupun sedang menggosokkan sabun?
  • Bagaimana dengan penggunaan air untuk toilet?

Tahukah Anda?
Penduduk di kota-kota besar di Indonesia memakai air bersih lebih banyak daripada rata-rata penduduk Indonesia.

  1. Rata-rata pemakaian air bersih di Indonesia adalah 144 liter/orang/ hari = 8 botol galon air kemasan.
  2. Rata-rata pemakaian air di kota yaitu 250 liter/orang/ hari = 13 botol galon airkemasan.

Idealnya, air hujan bisa diserap ke dalam tanah sebesar 30%. Dengan banyaknya bangunan beton, jalan aspal, dan minim taman kota, saat ini Jakarta hanya mampu menyerap 9% air hujan. Makanya, musim hujan kita kebanjiran, musim panas kita kekeringan. Sementara, konsumsi air dari PDAM hanya 47%, sedangkan air tanah mencapai 53%. Seberapa banyak air Anda butuhkan dalam 1 hari?

Jangan cuma bisa ngomong!
Ayo tunjukkan kepedulian Anda DAN MULAI DARI KANTOR SENDIRI:

  • tutup keran bila tidak diperlukan
  • jangan biarkan air keran menetes
  • hemat air saat cuci tangan dan cuci piring
  • pilih dual flush untuk toilet
  • selalu habiskan air yang Anda minum
  • gali biopori/buat sumur resapan

SAMPAH

  • Membawa kantong plastik (lagi) setiap pulang belanja?
  • Membeli barang dengan bungkus plastik?
  • Sering membeli produk refill?
  • Sering membeli air dalam kemasan botol plastik?
  • Pakai sedotan?
  • Sumpit sekali pakai?
  • Baterai?
  • Sampah organik?
  • Masih ada lagi?

Tahukah Anda?
Menurut Dinas Kebersihan Jakarta, 1 warga Jakarta = 2 kg sampah/hari. Volume sampah seluruh masyarakat Jakarta per hari = berat 7,000 ekor gajah. Atau, cukup untuk menutup 2,600 lapangan sepakbola. Bahkan, volume sampah untuk 2 hari = volume candi Borobudur!
Sudah berapa banyak sampah yang Anda buang hari ini?

Jangan cuma bisa ngomong!
Ayo tunjukkan kepedulian Anda DAN MULAI DARI KANTOR SENDIRI:

  1. bawa kantong belanja yang bisa dipakai ulang
  2. bawa tempat makan sendiri dari kantor saat makan siang
  3. bawa botol minum; mengurangi sampah botol plastik sekaligus sedotan
  4. bawa sumpit sendiri atau pakai sendok dan garpu yang bisa dicuci lagi
  5. kembalikan baterai kepada produsennya
  6. pastikan sampah di kantor Anda disalurkan ke pihak yang tepat untuk dapat diolah kembali

Bergabung dengan "Jakarta Green Office"

Buktikan bentuk efisiensi Anda dan rekan-rekan sekerja, mulai dari pemakaian listrik, kertas, kendaraan bermotor, air, sampai pengelolaan sampah. Raih penghargaan dengan total nilai lebih dari 35 juta rupiah! Dan, pastinya Anda akan mendapat tambahan informasi upaya penyelamatan kota Jakarta.

"Mulai dari hal simpel. Mulai dari diri sendiri."

Kamis, Juli 10, 2008

Biofuels, take two

Nature Biotechnology 26, 722 (2008)
doi:10.1038/nbt0708-722a

Emily Waltz

Introduction

The next-generation biofuels industry got a boost in May when Congress passed new laws under the 2008 Farm Bill that support the use of lignocellulosic feedstocks. The bill creates a tax credit of $1.01 per gallon of cellulosic ethanol, decreases the tax credit for corn-based ethanol by six cents to $0.45 and provides $320 million in loan guarantees for the construction of next-generation biofuels plants. It also increases to $120 million funding for R&D in feedstock development and biofuel production efficiency and provides payments to farmers near biorefineries to help them transition to energy crops. Key are the bill's incentives for farmers to commit to growing energy crops before biorefineries are built. "It's difficult to put up a biorefinery until you have an assured supply of biomass. But it's difficult for growers to want to plant large acreage of dedicated energy crops until they're assured a market in the form of a biorefinery," says Anna Rath, vice president of commercial development at Ceres, in Thousand Oaks, California. "So from our perspective, the [farm bill] takes care of that chicken-and-egg problem." President George Bush vetoed the bill May 21, saying it would subsidize wealthy farmers, including married couples making up to $1.5 million per year, and allow crops to be subsidized at any price. Congress the next day overrode the veto, enacting 14 of the bill's 15 titles. The bill, as of press time is expected to be passed into law.

Rabu, Juli 09, 2008

Cuci Buah Sayur tak Efektif Hindari Bakteri

http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/14/16300197/cuci.buah.sayur.tak.efektif.hindari.bakteri.

Senin, 14 April 2008 | 16:30 WIB

MENCUCI buah-buahan dan sayuran segar dengan air atau cairan pembersih sebelum dikonsumsi atau dimasak merupakan langkah bijaksana guna menghindari kemungkinan keracunan, muntah-muntah atau diare.

Akan tetapi, menurut pendapat para ahli mikroba di Amerika Serikat, prosedur baku tersebut tidaklah efektif lagi dalam membebaskan makanan dari pencemaran bakteri patogen penyebab panyakit.

Seperti yang diungkap dalam pertemuan  American Chemical Society ke-235, peneliti dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menyatakan bahwa upaya membersihkan sayur atau buah  — bahkan dengan memakai cairan disinfektan klorin sekalipun — ternyata tidak dapat menjamin buah atau sayur bebas dari bakteri berbahaya.

Riset menunjukkan bahwa berbagai jenis mikroba tertentu penyebab penyakit seringkali mampu menghindar dari pembersih kimia.  Bakteri ini terbilang ¨lihai¨ bersembunyi lalu membuat lubang serta hidup dalam selada, bayam atau jenis sayuran dan buah lainnya. Dengan kata lain, upaya pembersihan sebatas di permukaan saja tidak akan mampu menjangkau bakteri merugikan ini.

Selain itu, mikroba juga dapat mengatur dirinya menjadi sebuah komunitas yang disebut biofilm, yang melapisi buah dan sayuran serta dapat melindungi bakteri dari kerusakan.  Komunitas bakteri seperti ini dapat mewujud menjadi beragam bakteri penyebab infeksi berbahaya seperti Salmonella atau E. coli.

Sebagai salah satu solusi mengatasi masalah ini, para ahli dari USDA merekomendasikan teknik radiasi atau penyinaran sebagai prosedur pengganti yang efektif dalam membunuh bakteri patogen.  Teknik radiasi ini memang masih dalam tahap pembahasan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), terutama menyangkut segi keamanan serta dampak jangka panjang.

Ahli mikrobiologi USDA, Brendan A Niemira mengatakan bahwa secara teknis radiasi dilakukan dengan cara menyinari atau mempaparkan makanan ke sebuah sumber reaktor elektron yang kemudian akan menonaktifkan parasit serta menghancurkan patogen atau seranggga dalam makanan.

Ia menyatakan teknik ini dapat mengurangi jumlah penyakit yang disebabkan infeksi dari rantai makanan setiap tahunnya.

¨Ketika bakteri terlindungi, apakah saat mereka berada  dalam daun atau biofilm - mereka  tidak dapat dibunuh dengan mudah.   Ini merupakan riset pertama yang memantau penggunaan radiasi pada bakteri yang diam di dalam ruang terdalam daun atau terselubung dalam sebuah biofilm,¨ terang Niemira.

Untuk melihat bagaimana bakteri patogen merespon berbagai teknik pembersihan, Niemira  dan timnya melakukan percobaan di laboratorium. Mereka menggunakan daun selada dan bayam yang kemudian dikontakkan dengan cairan mengandung bakteri E.coli.

Bakteri ini ditekan sedemikian rupa menggunakan proses perfusi vakum supaya meresap ke dalam daun.  Daun-daun ini lalu dicuci selama tiga menit dengan air, tiga menit dengan cairan kimia, serta proses radiasi.   
 
Setelah proses pembersihan, daun-daun ini direndam dalam cairan ber-pH netral lalu diangkat dan dihitung kandungan bakterinya.

Hasilnya menunjukkan, pencucian dengan air murni tidak efektif menurunkan kadar patogen baik pada bayam maupun selada.  Pencucian dengan cairan sodium hipoklorit juga tidak menunjukkan penurunan signifikan bakteri E.coli pada daun bayam, meski pencucian ini mengindikasikan penurunan kurang dari 90 persen E.coli pada sampel selada.   

Sementara itu, teknik radiasi ionisasi, secara signifikan mampu mengurangi populasi patogen baik pada bayam maupun daun selada.  Tingkat pembasmian tergantung dari dosis yang diterapkan,  namun pada dosis tertinggi yang diuji cob penurunan bakteri dapat mencapai hingga 99,99 persen pada selada dan 99,99 persen pada bayam.

Para peneliti  juga kemudian melakukan tes dengan menggunakan biofilm untuk melihat seberapa kuat strain Salmonella dan E.coli dapat bertahan dari radiasi.

Biofilm yang mengandung Salmonella cenderung mudah mati akibat terpapar radiasi, sementara biofilm yang terinfeksi E.coli cenderung lebih resisten.