Senin, Agustus 25, 2008

Kefir, halal atau haram?.

Ada pertanyaan yang menggelitik di blog ini yaitu halal atau haramkah kefir itu? Mungkin yang Tanya adalah bekas mahasiswa peserta kuliah agroindustri produk fermentasi atau seseorang yang membaca materi kuliah tentang fermentasi susu, karena pertanyaan ini ditulis pada halaman materi kuliah.

Tanpa perlu mempertanyakan siapa yang bertanya. Saya akan mencoba menjawab, namun karena saya bukan ulama maka jawaban adalah sejauh pengetahuan saya semata, jadi mohon maaf jika salah, atau mungkin ada yang akan menambahkan, kami persilahkan

Dalam kaidah islam kita ketahui yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas, diantaranya terdapat yang meragukan, maka jauhilah.

Kefir, halal atau haram? Dari sisi bahan bakunya maka kefir dibuat dari susu maka dia halal. Dari sisi prosesnya dilibatkan adanya mikroorganisme dalam proses fermentasi dan diakhir fermentasi menjadikan kefir mengandung alcohol.

Menurut beberapa ulama, alcohol yang ada secara alami pada bahan missal pada buah maka hukumnya halal sedang yang ada karena disengaja maka hukumnya haram. Haram dan halalnya alcohol bukan karena sedikit atau banyak maupun bukan karena memabukkannya. Karena barang yang halal juga diharamkan jika dikonsumsi berlebihan hingga mabuk, atau barang memabukkan maka sedikitnyapun diharamkan meski tidak membuat mabuk. Alcohol misalnya, ada yang mengatakan alcohol dalam jumlah rendah justru menyehatkan dan membikin badan hangat. Bukan berarti kita diijinkan mengkonsumsi dalam jumlah sedikit karena menyehatkan. Contoh lain, buah yang secara alami mengandung alcohol maka kita boleh mengkonsumsinya asal tidak menjadikan kita mabuk dan seperlunya saja.

Bagaimana dengan produk fermentasi seperti tape dan kefir ataupun wine? Dalam hal ini ada beda pendapat antar ulama. Tentang wine hampir seluruh ulama sepakat bahwa itu haram, karena wine memang dengan sengaja menumbuhkanSaccharimyces sp pada gula dari buah untuk diubah menjadi alcohol sehingga dihasilkan minuman beralkohol. Sedang tape adanya alcohol bukanlah tujuan dibuatnya tape tapi dia ada dan dapat membentuk aroma dan rasa. Kita tidak peduli di tape ada alkoholnya atau tidak. Secara ilmiah adanya alcohol adalah disengaja karena kita menambahkan ragi, tapi sebagian ulama berpendapat kiat tidak sengaja karena bukan itu tujuannya. Adanya polemik ini menjadikan beberapa ilmuwan yang peduli terhadap keberadaan alcohol pada produk fermentasi berusaha mengubah komposisi mikrobia sehingga jasad yang menghasilkan alcohol dapata diminalkan tanpa mengubah citarasa

Kefir adalah produk fermentasi susu yang keberadaan alcohol tidak diharapkan karena tidak diketahui fungsinya sama sekali. Ia ada karena proses metabolism jasad yang ada pada inokulum. Untuk itu sama seperti tape kita harus mengurangi jumlah jasad ini dan mengoptimalkan jasad yang memang berguna. Ini adlah kesempatan membuat inokulum. Adayang tertaris untuk meneliti atau menjadikan skripsi?

Selasa, Agustus 19, 2008

Screening for Tannin Degradation by Rumen and Faecal Samples of Wild and Domestic Animals in Ethiopia

Authors: Ephraim, Eden1; Odenyo, Agnes2; Ashenafi, Mogessie3

Source:
World Journal of Microbiology and Biotechnology, Volume 21, Numbers 6-7, October 2005 , pp. 803-809(7)

Abstract:

Tannins limit the use of fodder trees as feed for ruminants. Removal of the effects of tannins would thus improve the nutritional quality of these trees. This prompted the study to evaluate the effect of rumen or faecal mixed cultures from different animals on tannin degradation. Tannin extracts, tannic acid and gallic acid were used to enrich media to assess if rumen or faecal mixed cultures could degrade the phenolic compounds. Rumen fluid of Acacia-adapted sheep, sheep fed on wheat bran, bush duikers (Sylvicapra grimmia) and goats fed on Leucaena pallida and Sesbania goetzei were separately inoculated into Growth Study Medium (GSM) and incubated for 5-15 days. Faecal samples from dikdik (Madoqua guentheri), camel (Camelus dromedarius), zebra (Equus quagga), Grant's gazelle (Gazella granti) and hartebeest (Alcelaphus buselaphus) were also separately inoculated into GSM media and incubated from 3-5 days. TLC results showed that mixed cultures from rumen fluids of Acacia-adapted sheep, sheep on wheat bran, goats on Leucaena pallida and Sesbania goetzei partially hydrolysed tannic acid to pyrogallol. Complete degradation of the heterocyclic ring in tannic acid and gallic acid was achieved by the mixed cultures from the faecal samples of dikdik and this was confirmed by HPLC. Mixed cultures from faecal samples of camel hydrolysed gallic acid to phloroglucinol. This study has demonstrated that faecal microorganisms of Ethiopian dikdik could completely degrade hydrolysable tannin.

Keywords:
Acacia; dikdik; degradation; faecal samples; gallic acid; mixed cultures; phloroglucinol; pyrogallol; rumen fluid; tannic acid

Selasa, Agustus 12, 2008

foto Yulia


Yulia Rahmayani adalah alumni TIP yang kini telah bekerja di kampung halamannya meskipun tidak sesuai dengan topik penelitiannya.
ini adalah foto salah satu alumni kita?
ada yang ingat
bagi yang pingin kontak ia dapat ke: http://www.friendster.com/photos/46960765/1/411558489

Senin, Agustus 04, 2008

PELATIHAN SISTEM MANAJEMEN LABORATORIUM ISO 17025

Laboratorium penguji memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Terutama perjanjian-perjanjian besar dalam perdagangan dan keputusan-keputusan peraturan terjadi setiap hari berdasarkan data yang dihasilkan oleh laboratorium penguji. Data hasil pengujian laboratorium  sangat dibutuhkan baik dalam proses sertifikasi dan pengawasan mutu  produk. Kesalahan dan ketidak akuratan data hasil uji dapat mengakibatkan kegagalan  produksi, mutu produk yang tidak sesuai, membahayakan kesehatan lingkungan dan bahkan kematian.

ISO (International Organization for Standardisation) mendefinisikan akreditasi sebagai pengakuan formal terhadap suatu laboratorium penguji yang mempunyai kompetensi untuk melakukan pengujian tertentu atau pengujian yang  khusus yang tertuang dalam peraturan ISO 17025:2005. Akreditasi laboratorium mampu memberikan jaminan terhadap mutu dan keakuratan data hasil uji sekaligus menjamin kompetensi laboratorium penguji.


M-BRIO Training telah berpengalaman sejak tahun 2002 menyelenggarakan Pelatihan Manajemen, Pembuatan Dokumen dan Audit Internal Laboratorium berdasarkan ISO 17025. M-BRIO Training telah menyelenggarakan pelatihan Manajemen, Pembuatan Dokumen dan Audit Internal dengan jumlah lulusan
lebih dari 50 orang yang tersebar di industri pangan dan instansi pemerintah di seluruh Indonesia.
 
Tujuan Pelatihan:
* Peserta mampu memahami persyaratan mutu dan teknis dari persyaratan ISO 17025
* Mampu mendesain  dan mengimplementasikan persyaratan umum Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi.

Term and Condition:
Investasi : Rp 2.500.000,-
Untuk setiap peserta (3 hari) termasuk materi pelatihan, lunch, coffee break, dan sertifikat.
* Apabila peserta tidak dapat menghadiri pelatihan dapat digantikan peserta lainnya tanpa biaya tambahan
Pendaftaran dapat dilakukan melalui tel/fax (0251 8377 973) atau email (training@mbrio-food.com)
contact person : Ivone E. Fernandez, SSi