Minggu, Desember 05, 2010

Musyawarah Bukan demokrasi?

Mengikuti polemik antara SBY dan masyarakat Jogja kadang sungguh menggelikan bagiku.
Aku yang lama tinggal di Jogja sering bingung jadinya.
UU mensyaratkan Gubernur, Bupati, Walikota dipilih langsung (katanya amanat undang2 sebagai negara demokrasi)
lalu?
apakah kalau rakyat menghendaki penetapan artinya melanggar?
lihatlah sila 4 Pancasila: musyawarah lebih dikedepankan daripada voting
kita selalu menganggap voting lebih hebat dari musyawarah:
segala keputusan diambil lewat voting
apa maknanya?
semua yg mayoritas adalah kebenaran meskipun itu adalah bohong belaka
janganlah minoritas memiliki kebenaran, karena ia adalah pelengkap penderita saja.
inikah demokrasi negara kita?
agama mengajarkan untuk musyawarah
Pancasila mengajarkan musyawarah
tapi pembesar kita mengajarkan voting karena musyawarah dianggap monarkhi bukan demokrasi
hebat.... hebat...... hebat
artinya HEran................. orang kok suka main baBAT , merasa dirinya paling hebat
tahu dampak voting?
Pilkada menghambur-hamburkan uang dan sumber konflik ataupun pertengkaran
pilkada sering menghasilkan orang2 yang selalu curiga dan menuduh curang pada yg menang
inikah yg kita harapkan.
jika kita telah menyetujui seseorang untuk memimpin kita haruskah dilarang?
justru orang yg dipilih rakyat itu lebih baik drpd orang yang mengajukan diri untuk dipilih rakyat
semoga para pembesar negeri ini dapat kembali ke ajaran agama dan Pancasila yakni mengutamakan musyawarah daripada voting yng dianaggap paling demokratis
amiin

Sabtu, Desember 04, 2010

menjelang tahun baru

tak terasa tahun baru hijriah akan muncul.
saya katakan tak terasa karena hampir tak ada gemanya sedikitpun baik dari umat Islam ataupun yang lain.
Mungkin ini disebabkan adanya pemahaman bahwa memperingati tahun baru adalah bid'ah bahkan ada yang mengatakan itu adalah manifestasidari penyembahan terhadap dewa api.

sayangnya....
diantara kita ternyata tetep saja asyik denan meringatan tahun baru masehi dan bahkan telah mempersiapkan segala rencana.
umat kita memang beragam.....
maka sayapun tidaklah heran ketika berbagai hari penting selalu jadi perdebatan.

ketika para wali memasukkan ajaran Islam, beliau2 menyatukan dengan budaya. mungkin oleh para ulama jaman sekarang para wali ini akan dianggap sebagai pewaris ahli bid'ah.
segampang itukah kita menuduh?
akankah Islam akanberkembang pesat diIndonesia tanpa upaya keras para wali?
kini
ketika Islam telah mengakar di bumi pertiwi
justru perpecahan muncul
banyak yang begitu garang, seakan hanya ia yang paling benar
banyak yg saling menyalahkan seakan takada kebenaran selaindari dirinya
tidak adakah ruang berbagi?
katanya kita selalumengucapkan basmallah setiap akan berbuat yang maknanya selalu dengan aksih dan sayang
lalu dimana kasih dan sayang kita?
jika setiap tindakan, kita selalu menyakiti yang lain?
aku tetap tak dapat mengerti
bahwa saudara-sauaraku seakan lebih hebat keislamanya dibandingan dengan Rasulullah, para sahabat, tabiin dan wali sehingga mereka dapat berbuat menyakit pada sesama dan juga yang lain agama
semoga datangnya tahun baru ini menjadikan islam sebagai agama rakhmatan lil alamain bukan agama yang menyakiti segenap ciptaan Allah.
amiin

Jumat, Agustus 13, 2010

Macam - macam sabar

macam-macam sabar yang kita perlukan:
1. Bersabar dari hasrat seksual yang terlarang
2. Bersabar dar keinginan perut
3. Bersabar untuk tidak mengeluarkan kata dan ucapan yang tidak baik
4. Bersabar terhadap kelebihan penghidupan (zuhud)
5. Sabar terhdap kecukupan duniawai (qona’ah = merasa cukup)
6. Sabar terhadap rasa marah (hilm = tidak membalas kejahatan apdahal mampu)
7. Sabar untuk tidak tergesa-gesa, tegar dan tenang (waqar dan tsabit)
8. Sabar untuk tidak memenuhi ajakan melarikan diri
9. Sabar untuk tidak memenuhi ajakan balas dendam
10. Sabar untuk tidak memenuhi ajakan kikir
11. Sabar untuk tidak memenuhi ajakan yang menyimpang dari ajaran agama islam meski nampaknya baik dari sisi adat
12. dsb

Firman Allah SWT dalam QS Al Ra'ad 22:
Dan orang-orang yang sabar untuk mencari ridha Allah, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizqi yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan, serta membalas kejahatan dengan kebaikan. Mereka itulah yang mendapatkan negeri kesudahan”

Jumat, Juli 23, 2010

Beriman

Dalam sebuah Hadits riwayat Muslim dinyatakan bahwa" kamu tidak akan masuk syurga hingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman hingga saling cinta pada sesama. Maukah aku tunjukkan sesuatu sesuatu yang jika kamu kerjakan akan timbul rasa cinta di antara kamu? sebarkanlah salam di antara kamu"

sebagai orang muslim tentunya kita tidak ingin dikatakan sebagai Islam KTP yakni Islam yang hanya sebagai identitas kertas bukan identitas diri. banyk ayat-ayat Al Qur'an yang memerintahkan kita berbuat sesuatu dengan diawali "Hai orang-orang yang beriman...." ini menunjukkan bahwa orang beriman punya kedudukan khusus
dan kita sering menyebut sebagai orang beriman namun kadang tidak melaksanakan apa yang diharuskan untuk dilaksanakan bagi orang beriman
kita menyebut beriman namun sering menyakiti kelompok lain
kita menyebut diri beriman sehingga kita musuhi yang kita anggap tidak beriman
padahal rasa cinta adalah bukti berimannya seseorang
setiap kita baca ayat Al Qur'an kita mulai dengan menyebut Allah yg maha pengasih lagi maha Penyayang sayang tak pernah dimaknai
maukah kita memaknai sesua ucapak kita?
menjadi orang yang pengasih dan penayayang?
lakukan dengan menyebarkan salam sebagai bukti bahwa kita adalah penuh kasih sayang.
ah seandainya.................

Jumat, Juli 09, 2010

ESQ

Baru-baru ini di TV diberitakan bahwa ESQ dianggap sesat oleh salah satu ulama di Malaysia. lalu ada komentar macam2 baik yang setuju maupun yang tidak setuju terhdp ESQ
marilah kita belajar agama pada ahlinya. yang gratis banyak kok
datanglah ke pengajian2 di Masjid2 InsyaAllah gratis karena gak perlu sewa hotel. masjid adalah rumah Allah. kenapa untuk memuliakannya kita tidak datang ke rumah Allah
sudahkan kita anti apda Masjid dan suka dengan tempat2 lain?
baik di masyarakat rendah berada ataupun yang kurang mampu banyak yang takut dengan masjid.
sebagai contoh untuk tahlilan mereka tidak mau ke masjid tapi kalo di rumah seseorang banyak yang datang.
apakah rumah Allah itu menakutkan?
apakah kita mau berkata cinta Allah jika datang ke masjid saja malas
apakah hotel lebih mulia dariapda masjid?
mungkin ini juga yang melandasi kenapa banyak masjid bersolek
ayo ke masjid
hiasi hati kita dengan suara masjid bukan suara hotel
maaf jika tidak berkenan

Senin, Juni 21, 2010

Pelatihan Nata decoco


Pada tanggal 17 - 18 Juni 2010, aku diberi kepercayaan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang untuk memberikan pelatihan pembuatan nata de coco bagi IKM dan ibu2 PKK sekota Malang.
dalam pelatihan ini aku dibantu oleh
1. Ir. Sutrisno yg membantu pelaksanaan praktek dan menyediakan bahan praktek
2. Hendrix STP, MSi, yang menjelaskan pembuatan inokulum
3. Wike Agustin Prima Dania, STP, M.Eng yang menjelaskan kelayakn Finansial
4. Dani membantu pelaksanaan praktikum
aku sendiri menjelaskan cara pembuatan dan menjawab pertanyaan2
hari kedua pertanyaan jadi melebar ke berbagai hal

Kamis, Juni 10, 2010

sabar dan syukur

nur hidayat

Sabar dan syukur adalah wujud dari keshalihan seseorang.

sebagaimana bunyi sebuah hadits : Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu’min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim)

kini mampukah kita menunjukkan diri kita sebagai seorang muslim?

yang selalu bersyukur ketika mendapatkan kebahagiaan dan bukan malah bersombong ria menyatakan sebagai keberhasilannya? seakan ialah yang hebat?

dan

sanggupkah kita bersabar ketika ada musibah? dan bukannya menyalahkan keadaan atau malah menyalahkan Allah?

kadang kita memang merasa paling benar dan harus selalu dibenarkan tanpa mau menyadari bahwa kita hanyalah seorang hamba yang harus selalu besujud pada-Nya.

Sabtu, Mei 08, 2010

Kakadu Plum


Oleh: A. Muzi Marpaung

Kakadu plum. Pernah dengar nama ini? Nama ilmiahnya lumayan indah : Terminalia ferdinandiana. Kemungkinan besar ia masih asing bagi kebanyakan kita. Buah ini adalah pemegang rekor tertinggi untuk kandungan vitamin C. Setiap 100 gram buah ini (100 gram kira-kira seukuran separuh jeruk kupas) mengandung 5000 mg vitamin C, atau setara dengan 5 butir Redoxon!

Alkisah, buah ini sudah dikenal sejak jaman prasejarah sebagai buah yang hebat yang dapat menyembuhkan beragam penyakit. Terkesan dengan cerita ini Dr George Kowalski menghabiskan waktu sekitar 10 tahun dengan helikopter untuk menyusuri jejak tanaman ini di seluruh wilayah Australia.

Hasilnya, kakadu plum berhasil dipelajari dengan baik dan sekarang menjadi salah satu super food paling spektakuler di dunia. Tidak cuma vitamin C, kakadu plum juga mengandung antioksidan, bermacam vitamin lain, serat, dan asam lemak omega 3.

Dan saya amat sangat yakin, yang semacam kakadu plum ini, ada di Indonesia. Itulah sebabnya, saya kira, mengapa salah satu kompetensi dasar dari pembelajaran sains di SD kelas 2 adalah :

"mengenal bagian-bagian utama hewan dan tumbuhan DI SEKITAR RUMAH DAN SEKOLAH melalui pengamatan".

Jika kita ingin membangun sebuah bangsa yang inventif dan inovatif, maka cara berpikir ilmiah perlu dibangun sejak pendidikan dasar. Salah satu keterampilan ilmiah yang perlu dimiliki adalah mengamati. Dan yang paling utama untuk diamati adalah yang ada di sekitar anak-anak. Maka seyogyanyalah obyek pembelajaran sains di masing-masing daerah BERBEDA satu sama lain, meskipun topiknya sama.

Ambil contoh lagi, pembelajaran tentang tumbuhan yang menguntungkan. Apakah anak-anak yang tinggal di Jakarta tahu, bahwa pada suatu masa dulu (mungkin juga masih tersisa sekarang) cairan kembang teleng yang berwarna biru digunakan sebagai obat tetes mata bayi yang bermanfaat untuk membersihkan mata dari kotoran dan membuatnya jernih. Apakah kembang teleng ini diperkenalkan kepada anak-anak SMA kita sebagai indikator asam dan basa alami? Atau akan seterusnya kita selalu mencontohkan red cabbage (kol merah/kol ungu) sebagai indikator alami? Apakah kembang teleng tanaman asli Indonesia. Coba kita lihat nama latinnya : Clitoria ternatea

Apakah anak-anak di wilayah Jawa masih mengenal buah duwet (ada yang menyebutnya juwet) atau anggur jawa yang berwarna ungu tua, masam dan sepet? Atau mereka malah lebih mengenal anggur beneran yang aslinya adalah tanaman subtropis?

Apakah anak-anak di pulau Bintan masih mengenal buah kemunting atau buah letup-letup? apakah buah-buah ini pernah dibawa ke dalam kelas sebagai objek pembelajaran sains? Atau mereka lebih akrab dengan buah apel washington yang diimpor lewat Singapura?

Apakah anak-anak Sumatera Barat tahu bahwa tanaman khas propinsi mereka adalah Kayu Manis, dan apakah anak-anak Kalimantan Selatan tahu bahwa tanaman khas propinsi mereka adalah saga hutan (Adenanthera pavonina)? Apakah kayu manis atau saga pernah dibawa keruang kelas?

Di tingkat yang lebih tinggi, apakah mbok jamu pernah diundang ke sekolah (SMA) atau perguruan tinggi untuk bercerita tentang khasiat dari jamu-jamu itu serta memperkenalkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan jamu gendong?

Keberagaman Indonesia adalah sebuah kekayaan. Akan tetapi, kita menyeragamkannya lewat buku-buku sains. Semua anak, dari sabang sampai merauke diperkenalkan kepada tanaman dan hewan yang sama. Semua anak di Indonesia melihat gambar kuda pada buku sains mereka.

sesudah ini saya akan sempatkan menulis tentang betapa konyolnya kita di dalam menggunakan buku-buku sains terjemahan

salam, muzi

Senin, April 26, 2010

Bacillus thuringiensis

nur hidayat

Bacillus thuringiensis telah diisolasi pada awal abad ke-20 di Jepang dari penyakit ulat sutra dan di Jerman dari penyakit “mealmoth”. Bakteri ini bermanfaat sebagai agen pengontrol bagi pertumbuhan Lepidoptera yang kemudian diketahui lebih lanjut setelahnya, dan baru dikembangkan secara komersial 40 tahun kemudian. Bacillus juga merupakan sumber antibiotik, penghasil flavor seperti nukleosida purin, surfaktan dan beberapa produk lainnya (Rehm, et. al, 1999).

Bacillus thuringiensis termasuk ke dalam grup Bacillus substilis yang memiliki karakteristik diantaranya: memproduksi asam dari berbagai jenis gula bahkan glukosa, organisme fakultatif an aerob, dapat tumbuh dengan cukup baik jika terdapat nitrat, sporanya berbentuk elips dan tidak dapat memperbesar diri, serta dapat menghasilkan enzim ekstraseluler seperti amylase, β-glukonase, dan protease (Rehm, et. al, 1999).

Bacillus thuringiensis tidak hanya digunakan sebagai pengontrol Lepidoptera, tapi juga dapat digunakan untuk membasmi larva koleoptera atau diptera (lalat, nyamuk). Produk ini digunakan pada tanaman atau lingkungan lainnya dimana terdapat larva insekta. Beberapa gen racunnya juga telah dikulturkan ke dalam beberapa tanaman pangan (Deacon, 2000).

Sel vegetatif Bacillus thuringiensis memiliki lebar 1 mikron dan panjang 5 mikron, dan bergerak. Bacillus thuringiensis digunakan sebagai pengendali hama karena sifatnya yang spesifik terhadap hama dan tidak berbahaya bagi manusia, ikan, burung, anijng, babi, tikus, dll atau hama-hama tanaman lainnya, juga tidak bersifat karsinogenik. Kemampuannya sebagai pengendali hama disebabkan oleh kristal protein yang diproduksinya. Produk Bt komersial mengandung spora Bt sebesar 2.5 x 1011 spora / gram. Produk Bt berkurang efektifvitasnya jika disimpan lebih dari enam bulan (Annonymous, 2005a).

Bacillus thuringiensis secara langsung dapat menyebabkan kematian pada insekta, dan isolasi racun dari beberapa strain menberikan pengaruh yang berbeda-beda. Bt memiliki pengaruh yang besar dalam pertanian. Pada tahun 1997, Bt digunakan untuk tanaman kapas, jagung dan kentang di Amerika ( Neppl, 2000).

Bacillus thuringiensis menghasilkan dua macam racun,. Racun yang utama disebut Cry (kristal) toksin, dikodekan dengan gen cry yang berbeda, dan inilah yang mendasari pengklasifikasian Bt. Tipe kedua adalah Cyt (cytolytic) toksin yang dapat menambah Cry toksin untuk mengontrol insekta (Deacon, 2000). Cry toksin hanya mengenali daerah tertentu dari insekta. Gen cyt dapat menyerang diptera dan koleptera, dan dapat juga menyerang hemiptera dan diktioptera (Frutos et al, 1999). Cyt toksin tidak seperti cry toksin karena tidak dapat mengenali daerah secara khusus (Lereclus et al, 1993).

Mekanisme kerja racun Bt adalah setelah Bt masuk ke dalam perut larva, maka kristalnya akan masuk kedalam usus larva. Kemudian enzim dalam usus akan memecah kristal dan mengaktivkan komponen insktisida Bt yang disebut δ-endotoksin. Delta endotoksin berikatan dengan sel yang menempel pada dinding membran usus dan membentuk lubang pada membrane, dan mengganggu keseimbangan ion dalam usus. Insekta akan berhenti makan dan kelaparan kemudain mati. Jika insekta tidak terpengaruh secara langsung oleh kerja δ-endotoksin, kematian pada insekta terjadi setelah pertumbuhan vegetatif Bt di dalam usus insekta. Spora tumbuh setelah dinding usus hancur, dann kemudian memproduksi semakin banyak spora. Infeksi yang semakin meluas pada tubuh ensekta menyebabkan kematian pada insekta tersebut (Swadener, 1994).

Lebih dari 40 tahun formula Bt dan δ-endotksin-nya telah diproduksi secara komersial. Beberapa diantaranya telah banyak diaplikasikan dalam pertanian untuk mengendalikan hama, tapi biayanya sangat tinggi terutama untuk Negara berkembang. Sehingga perlu memproduksi Bt dengan menggunakan bahan-bahan lokal yang tersedia dan menguntungkan (Pragabaran, et al., 2004)

Produksi Bt secara komersial sangat penting secara ekonomi dan dalam rangka meningkatkan produksinya dibutuhkan sumber daya manusia, teknologi alat produksi dan kontrol, bahan baku yang tersedia dan murah, mikroorganisme yang medah beradaptasi dan fasilitas bioassay. Hal tersebut akan mengurangi biaya produksi dan meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan sehingga dapat digunakan baik untuk kepentngan pertanian atau program kesehatan (Behle, et al, 1997; Kroeger, et al., 1995).

Bacillus thuringiensis sorovar israelensis (Bti) telah digunakan secara luas sejak tahun 1980 dalam beberapa program pengendalian lalat buah dan nyamuk . Hal ini disebabkab karena kemampuan sracunnya yang tinggi terhadap organisme sasaran (spesifik) dan aman bagi lingkungan (Regis and Nielson-Leroux, 2000).

Bti adalah strain bakteri yang memproduksi kristal protein yang beracun bagi larva nyamuk dan lalat buah. Kristal ini berfungsi sebagai racun di dalam perut karena diaktivasi oleh enzim pencernaan alkalin yang terdapat dalam usus larva nyamuk. Binding usus akan pecah beberapa jam setelah Bti masuk ke dalamnya dan setelah 24 sampai 48 jam, larva nyamuk akan mati (Annoymous, 2005b).

Bti memproduksi kristal protein insektisida (ICPs) yang memiliki kemampuan membasmi larva beberapa jenis dari ordo Diptera seperti lalat dan nyamuk. Hidrolisis ICP dalam usus larva akan menghasilkan empat protein utama dengan berat molekul 27, 65, 128 dan 135 kDa. Daya racunnya disebabkan karena interaksi sinergisme antara protein 25-kDa dan satu/lebih dari protein lainnya (Lee, et al., 2003).

Bti mengandung sedikitnya lima polipeptida yang menghasilkan kristal paraspora (δ-endotoksin) yang dikodekan dengan gen-gen respektif yang banyak dihasilkan pada masa sporulasi (Federici, et al., 1990; Porter, et al., 1993).

Bti (sorovar H14) adalah bakteri yang khusus memproduksi δ-endotoksin. Oleh karena itu Bti (sorovar H14) merupakan salah satu agen pengontrol biologi yang terbaik (de Barjac, and Sutherland, 1990). Kemampuannya dalam membasmi nyamuk terdapat dalam lima polipeptida yang terdapat dalam tubuh kristalin paraspora (δ-endotoksin) (Hofte and Whiteley, 1989; Margalit, et al., 1995).

Meskipun kemampuan racunnya terhadap larva nyamuk sangat bagus, tapi kemampuan Bti di lapang sangat terbatas karena partikel-partikelnya akan mengndap dengan cepat seiring dengan waktu pertumbuhan larva. Salah satu upaya untuk mengatasi keterbatasan ini adalah dengan kloning gen Bti pada organisme yang hidup di daerah perkembangbiakan nyamuk dan menggunakannya sebagai sumber makanan (Boussiba, and Wu, 1995; Thiery et al., 1991). Cyanobakteri dapat dipegunakan sebagai organismen yang cocok untuk tujuan ini (Zaritsky, 1995; Boussiba, and Wu, 1995; Boussiba, and Zaritsky, 1992).

Untuk mengontrol larva nyamuk, Bti ditempatkan di daerah denangan air dimana larva hidup sepeti selokan dan danau yang dangkal. Bakteri ini menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan larva nyamuk dan menyebabkan kematian jika dimakan olehnya. Racun Bti dapat terbiodegradasi dengan cepat pada lingkungan karena pengaruh sinar matahari dan mikroorganisme sehingga aman bagi lingkungan (Annonymous, 2004).

Rabu, April 14, 2010

Pati Ganyong Potensi Lokal yang Belum Termanfaatkan

Sumber: Majalah Kulinologi Indonesia edisi Maret 2010
link: http://www.kulinologi.biz/preview.php?view&id=264

Oleh Nur Hidayat

Saatnya lebih memanfaatkan potensi lokal. Peluang besar menanti Anda. Jangan takut berinovasi!

Gandum sebagai bahan dasar tepung terigu bukanlah tanaman lokal Indonesia. Makanya, untuk memenuhi pasokannya kita masih harus mengimpor.
Ide untuk menggantikan, atau paling tidak mengurangi ketergantungan pada tepung terigu untuk produk-produk bakery sebenarnya sudah lama tercetus. Singkong dan ubijalar pernah dicoba. Sayangnya, singkong dan ubijalar ketika digunakan untuk membuat roti, memiliki kemampuan mengembang yang rendah sehingga dianggap tidak layak digunakan, meskipun kini telah berkembang tepung modifikasinya.

Belakangan muncul lagi pemain baru, yaitu tanaman ganyong. Ganyong merupakan tanaman semusim yang dibudidayakan masyarakat dengan cara yang sederhana. Di Malang misalnya, tanaman ganyong ditanam ketika memasuki musim penghujan dan setelah 7 – 10 bulan kemudian dilakukan pemanenan. Selama penanaman tidak dilakukan pemupukan. Produksi umbi ganyong dapat mencapai 2,5 -2,84 kg/ tanaman. Satu hektar lahan bisa menghasilkan umbi kurang lebih 30 ton.

Tepung ganyong sangat mudah dicerna sehingga bisa dipakai untuk makanan bayi, dimanfaatkan untuk bahan kue ataupun makanan pokok. Tepung pati ganyong memiliki karakteristik yang cukup baik untuk dikembangkan dalam industri bakery.

Ganyong memiliki tekstur dan rasa mirip ubijalar. Hanya, kelemahan ganyong jika dikonsumsi langsung adalah banyaknya kandungan serat di dalamnya, sedang bentuk patinya akan membentuk gel ketika dimasak. Masyarakat demikian, beberapa uji coba sudah membuktikan bahwa untuk produksi cookies, tepung ganyong dapat diandalkan sebagai pengganti tepung terigu, hingga 100%. Pada pembuatan cookies, jumlah pati ganyong yang diperlukan bahkan hanya 1/3 dari jumlah terigu yang biasa dipakai. Pembuatan kue dapat dilakukan dengan 100% pati ganyong, misalnya pada kue ganyong pandan dan kue ulat sutera. Sedangkan dalam pembuatan biskuit dapat dilakukan dengan mencampur 50% tepung atau pati ganyong dan 50% tepung terigu. Pada pembuatan kue sus, tepung atau pati ganyong dapat digunakan untuk membuat kulitnya dengan umumnya mengkonsumsi bentuk gel ini bersama dengan larutan gula encer dicampur jahe dan dikonsumsi untuk menghangatkan badan di suhu yang dingin.

Tepung ganyong selama ini oleh petani dijual langsung ke tengkulak karena ketidaktahuan mereka mengenai pemanfatannya. Tengkulak umumnya menyetor tepung ganyong ke produsen soun karena sifat gelatinisasinya yang bagus.

Penelitian-penelitian tentang pemanfaatan tepung ganyong menjadi produk roti belum banyak dilakukan sehingga tidak diketahui aplikasinya. Namun demikian, beberapa uji coba sudah membuktikan bahwa untuk produksi cookies, tepung ganyong dapat diandalkan sebagai pengganti tepung terigu, hingga 100%. Pada pembuatan cookies, jumlah pati ganyong yang diperlukan bahkan hanya 1/3 dari jumlah terigu yang biasa dipakai. Pembuatan kue dapat dilakukan dengan 100% pati ganyong, misalnya pada kue ganyong pandan dan kue ulat sutera. Sedangkan dalam pembuatan biskuit dapat dilakukan dengan mencampur 50% tepung atau pati ganyong dan 50% tepung terigu. Pada pembuatan kue sus, tepung atau pati ganyong dapat digunakan untuk membuat kulitnya dengan jumlah separuh dari tepung terigu.

Kajian tentang sifat-sifat fisiko kimia menunjukkan bahwa pati ganyong memiliki potensi yang bagus untuk produk bakery karena memiliki viskositas yang tinggi, gel yang kuat dan tinggi kandungan fosfornya. Produk bakery yang dibuat dari pati ganyong lebih cerah, lebih crispy dan lebih berasa dibandingkan yang dibuat dari gandum. Kelebihan ganyong dibandingkan dengan gandum adalah ganyong bebas gluten. Gluten merupakan salah satu substansi allergen yang banyak dijumpai di tepung terutama gandum.

Modifikasi tepung ganyong
Potensi ganyong di Indonesia cukup tinggi. Kini banyak daerah yang mengembangkan ganyong karena mudahnya cara budidaya. Sentra yang kini dikembangkan untuk ganyong mencakup Jawa Tengah (Klaten, Wonosobo, dan Purworejo), Jawa Timur (Malang dan Pasuruan), Daerah Istimewa Yogyakarta, Jambi, Lampung, dan Jawa Barat (Majalengka, Sumedang, Ciamis, Cianjur, Garut, Lebak, Subang, dan Karawang). Daerah Papua sebenarnya merupakan daerah yang potensial untuk produksi ganyong,

Pati alami dapat diperbaiki sifat-sifatnya agar sesuai dengan harapan, melalui modifikasi pati. Di Indonesia produk pati modifikasi yang sudah dikenal adalah MOCAF (MOCAL) dari singkong melalui fermentasi menggunakan bakteri asam laktat. Pada dasarnya terdapat beberapa tipe modifikasi, diantaranya adalah secara fisik, kimia dan enzimatis. Contoh proses modifikasi adalah oksidasi, benzilasi, etoksilasi, dan karboksimetilasi. Karboksimetilasi umumnya menggunakan sodium monochloroacetate (SMCA) dan dihasilkan produk carboxymethyl starch (CMS).

Pati ganyong termodifikasi ini memiliki sifat yang beda dengan yang bentuk alaminya, yaitu mudah larut dalam air dingin, sehingga cocok untuk berbagai keperluan seperti pembuatan kertas, tekstil, absorben, farmasi dan medis. Untuk keperluan produk bakery pati ganyong modifikasi belum diuji coba. Seperti halnya aplikasi singkong dan ubijalar, pemanfatan pati ganyong dalam pembuatan kue memang perlu disosialisasikan lebih terpadu. Pengenalan jenis-jenis olahan pati ganyong akan sangat mendukung petani untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Pelatihan pembuatan produk bakery langsung ke petani atau ibu rumah tangga mestinya secara intensif dilakukan agar masyarakat terbiasa dan menyukai produk bakery dari bahan lokal.

Kreativitas masyarakat dalam mengembangkan produk dan kemampuan marketing yang baik akan meningkatkan rasa cinta terhadap produk bakery dari bahan lokal.

Nur Hidayat Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang.

Senin, April 05, 2010

Dr. Tan Shoat Yen : “Obat BUKAN JAWABAN”

( Dari Majalah “PESONA” Maret 2010, Halaman 80 -- 82 )

Ia mendidik pasiennya agar mengubah gaya hidup, tak tergantung pada obat dan tidak dibohongin dokter. Prinsipnya, pasien harus punya otonomi terhadap tubuh sendiri.

Cobalah berkunjung ke klinik dr. Tan Shot Yen di wilayah Bumi Serpong Damai pada pukul 11 di hari kerja. Anda akan melihat dr. Tan menghadapi beberapa pasien. Sekilas, Anda mungkin berpikir dokter sedang marah - marah. Padahal ia sedang menjelaskan tentang gaya hidup sehat pada pasien barunya. Pasalnya, memang begitu gaya dr. Tan, menjelaskan dengan suara keras. Bila kita simak ucapannya, semua yang dijelaskannya sangat penting dan membukakan mata.

“Kesalahan pasien dalam berobat hanyalah mencari tahu ‘bagaimana’. Bagaimana caranya menurunkan tensi, menurunkan kadar gula, menguruskan badan, menghilangkan senewen atau sakit di jemari. Jika Anda cuma tanya ‘bagaimana’, Anda akan jatuh menjadi sekadar konsumen. Pertanyaan terpenting adalah mengapa Anda sampai sakit ?” urainya.

Wanita 45 tahun ini memang tak mau punya pasien yang mengharapkan pil atau tongkat ajaib untuk membereskan tubuhnya. “Saya mau pasien yang taking ownership of their own body. Itu badan anda. Buat apa dokter yang sok tahu menyuruh ini - itu ? Yang benar buat dokter belum tentu benar buat Anda.” Wah, dokter yang satu ini tampaknya memang lain dari yang lain.

Mendorong Gaya Hidup Sehat

Perbedaan mencolok dr. Tan dibanding dokter lain pada umumnya adalah ia tidak mudah memberi obat. Rata - rata pasien yang keluar dari ruang prakteknya tidak menggenggam resep. Kalaupun ada resep, biasanya hanya vitamin dan omega-3, tergantung kondisi pasien.

“Sampai kapan seseorang mau tergantung pada obat - obatan ? Apakah setelah mengonsumsi obat dia benar - benar sembuh ? Jawabannya tidak. Karena begitu obat berhenti, dia sakit lagi. Berapa banyak dokter hanya bertanya ‘sakit apa’ lalu berkata ‘ini obatnya’ ? Dia tidak memberikan pendidikan atau menjelaskan asal usul penyakit. Pasien juga bego, padahal dia harusnya memahami perannya dalam menciptakan penyakitnya,” jelas dr. Tan.

Sebagai ganti resep, dr. Tan memberikan pencerahan tentang gaya hidup sehat yang harus dijalani setiap orang. "Saya yakin semua dokter tahu bahwa diabetes, stroke, dan kanker adalah penyakit gaya hidup. Tapi pertanyaannya, seberapa jauh seorang dokter mau fight untuk memperbaiki gaya hidup pasiennya ? Karena, penanganan pertama pasien seharusnya perubahan gaya hidup. Bila gagal, baru obat - obatan boleh dicoba.”

Dr. Tan mencontohkan, pasien yang sakit lutut akan disuruh minum obat, dioperasi, atau diganti tempurung lututnya. Padahal, titik beratnya adalah bobot tubuhnya. Jika si Pasien mengubah pola makan dan gaya hidup, berat badannya susut dan keluhan lututnya akan hilang. “Ibaratnya, mobil Mercedes pasti turun mesin kalau diisi bensin bajaj. Coba ganti dengan bensin super, pasti larinya kencang.”

Perubahan pola makan yang dianjurkan dr. Tan mungkin terdengar ekstrem. Ia mengimbau pasiennya untuk berhenti mengonsumsi gula, terigu, nasi, dan pati ( singkong, kentang, ubi, jagung, talas ). Pasalnya, di dalam tubuh, jenis makanan ini akan diproses 100 % menjadi gula dalam waktu dua jam. Benar, manusia butuh gula untuk energi. Tapi kenaikan kadar gula darah akibat empat jenis makanan ini sangat cepat, mengakibatkan insulin melonjak untuk menekan
kenaikannya. Bersama insulin, keluar pula hormon eicosanoid buruk. Akibatnya, pembuluh darah menyempit, darah kental, daya tahan buruk, tubuh ‘memelihara’ bakteri, jamur, kista, tumor, dan kanker, serta timbul nyeri.

Sebagai ganti nasi, ia meresepkan : satu ikat selada mentah atau dua cangkir brokoli setengah matang, 2 putih telur rebus, 2 tomat, 2 mentimun, setengah avokad, apel, atau pear. Dengan makanan ini, tak ada sisa gula yang tersimpan menjadi lemak. Kadar gula darah sebelum dan sesudah makan pun rata - rata sama. Dan, hormon eicosanoid buruk takkan keluar sehingga tak mengundang penyakit. ‘Menu’ ini perlu dilengkapi lauk - pauk yang diolah dengan berbagai cara, asal tidak ditumis atau digoreng.

“Kita makan sayur bukan hanya demi seratnya. Sayur mentah mengandung enzim dengan life force energy yang penting buat tubuh. Inilah pola makan asal yang sesuai fitrah manusia. Siapa bilang tidak makan nasi jadi lemas ? Nenek moyang kita makan sayur dan buah tapi mereka kuat mendaki gunung dan berburu.”

Sakit adalah Introspeksi
Hal lain yang menarik dari dr. Tan adalah gelar M. Hum. Gelar itu didapat setelah ia mengambil pascasarjana filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, tahun lalu. Menurutnya, kuliah S2 filsafat membuatnya memahami manusia secara mendalam dan holistic. Ia juga jadi mengerti ‘dosa ilmu kedokteran’ tentang mekanisasi tubuh manusia.

“Akibat perkembangan ilmu kedokteran – terutama setelah ditemukannya alat pacu dan cangkok jantung, tubuh manusia yang tadinya holistic lalu dipecah - pecah. Kalau kepala sakit yang diobati, ya kepala saja. Kita terlepas dari tubuh, emosi dan kecerdasan spiritual. Tubuh manusia hanya jadi seperangkat mesin. Kalau ada yang salah, kita pergi ke bengkel. Dan, rumah sakitlah bengkel terbesarnya. Betul, badan manusia terlalu kompleks untuk dipegang satu ahli saja. Manusia boleh dipegang beberapa ahli, asal mereka sama - sama sadar bahwa manusia
diciptakan Tuhan. Masalahnya, dokter punya arogansi profesi. Seorang dokter biasanya susah dibilangin dan selalu merasa benar,” tuturnya lugas.

Dr. Tan juga menyanyangkan bila manusia zaman sekarang mati - matian melawan dan
menolak sakit. Padahal, sakit adalah jalan untuk lebih memahami bahwa manusia tak selamanya di posisi atas.

“Sakit adalah introspeksi. Ketika sakit, saya berhenti dan menoleh ke belakang. Apa yang ‘jalan’ dan ‘nggak jalan’ selama ini ? Nah, menjadi sembuh adalah keberhasilan introspeksi dan menemukan cara untuk lebih maju lagi. Tapi bagaimana pasien bisa introspeksi bila tak dibimbing menemukan kesembuhannya dan hanya dininabobokan oleh obat ? Dunia yang mati rasa dan tak mau mengalami sakit adalah dunia yang melarikan diri, mengingkari diri sendiri,” lanjutnya.

Menurut dr. Tan, kita memasuki era kebablasan mengonsumsi obat. Akhirnya, obat dijadikan demand. Setelah demand melambung tinggi, masyarakat digenjot untuk mendapatkan penghasilan lebih yang tak perlu, demi obat. Lihatlah berapa banyak orang yang harus berusaha mati - matian demi keperluan berobat salah satu anggota keluarga.

Selalu Ingin Jadi Dokter
Dr. Tan Shot Yen lahir di Beijing, 17 September 1964 dan dibesarkan di Jakarta.
Ia kuliah di Fakultas Kedokteran Universistas Tarumanegara dan lulus Profesi Kedokteran Negara FKUI pada tahun 1991. Sebagai siswi yang selalu mendapat nilai cemerlang dalam ilmu eksakta, menjadi dokter merupakan impiannya sejak dulu. Baginya, di bidang kedokteran, cara pikirnya yang eksakta bisa menemukan ‘kemanusiaannya’. Dalam diri pasien, ia menemukan benang merah antara fisik, emosi dan spiritual.
"Ketika baru menjadi dokter, saya juga ngaco. Sekadar memberi obat pada pasien.
Lama - lama saya pikir saya cuma perpanjangan pabrik obat,” kenangnya. Lalu ia pelan - pelan lebih menggunakan gaya hidup sehat. Perubahan ini dipicu oleh ayahnya, dr. Tan Tjiauw Liat, tokoh inspiratif yang membuatnya maju untuk melihat apa sebenarnya kebutuhan manusia.

Melihat begitu berapi - apinya dr. Tan saat memberikan pencerahan gaya hidup pada pasien, siapapun mungkin akan bertanya ‘apa tidak capek ?’. “Lebih capek mana dibandingkan dokter yang ditunggangi perusahaan obat dan makanan ? Saya mendapat energi bila melihat pasien sembuh. Mereka memegang kendali atas hidup mereka, tidak dibohongin dokter, dan tidak tergantung obat,” jawabnya.

Dr. Tan mengakui, sepak terjangnya kerap dipandang sebelah mata oleh koleganya.
“Ada yang bilang saya idealis, bahkan mission impossible. Tapi saya yakin, dalam hati kecil mereka mengatakan bahwa perubahan gaya hiduplah jawabannya.
Masalahnya, mereka sendiri tidak menjalani gaya hidup itu. Ini membuat saya sebal. Kalau mereka merasa tidak bisa menjalani gaya hidup sehat, jangan mengecilkan pasien dengan menganggap pasien juga takkan bisa. Pasien yang sudah parah dikasih obat apapun pasti mau. Apalagi cuma disuruh ganti nasi dengan sayur.”

Keluarga Terpengaruh
Pola makan asal yang meniadakan gula, terigu, nasi, pati dan susu yang dijalani dr. Tan juga dilakukan oleh suami – Henry Remanleh – dan anak tunggalnya, Cilla.
Menurut dr. Tan, mereka tidak menjalaninya karena terpaksa, tapi karena merasakan manfaatnya. “Putri saya 17 tahun, kadang terpengaruh pola makan temannya. Dia lalu mengeluh susah konsentrasi atau pencernaannya terganggu.
Setelah itu dia back on track. Dia sudah meengonsumsi raw food sejak SMP atas pilihan sendiri. Anak itu mencontoh orang tuanya. Jangan harap anak makan dengan baik kalau Anda sendiri amburadul.”

Suaminya, Henry, adalah kinesiologis yang berkutat dengan masalah gerak dan pengaruhnya terhadap aspek kehidupan manusia. Henry juga instruktur brain gym.
Ia berpraktek di tempat yang sama. Dr. Tan sangat menghargai pekerjaan suaminya karena memberdayakan masyarakat. “Brain gym terbukti bisa meningkatkan konsentrasi. Dengan pola makan sehat sejak kecil dan gerakan olahraga terstruktur, Anda tak perlu lagi minum obat,” katanya tegas.

Selain sibuk berpraktek dan menjadi pembicara talkshow, dr. Tan menjadi contributor untuk tabloid dan majalah kesehatan. Selain itu, ia mengisi waktunya dengan membaca dan membuka jalur continuing medical education melalui internet.
Karena itu, info dan data jurnal ilmiahnya selalu up to date – di samping buku - buku terbaru pemberian ayahnya.

Ia menjalani pilates, terkadang berenang, dan sesekali bermain piano. Kini ia sedang mengumpulkan kisah - kisah kamar praktek untuk dijadikan tulisan inspiratif agar para dokter memandang pasien lebih dari sekumpulan diagnosis.

Wah, sepertinya semangat dalam tubuh mungil ini seolah melonjak - lonjak dan tak
pernah padam. Maju terus dr. Tan !

Selasa, Maret 16, 2010

Rokok, antara makruh dan haram

Nur Hidayat

Muslim yang benar adalah muslim yang mengikuti Al Qur’an dan As Sunnah karena dua hal inilah yang diawriskan Rasulullah kepada umatnya untuk hidup dengan benar dunia dan akherat. Namun demikian, kadang betapa sukarnya melaksanakan hal tersebut. Dengan berbagai alasan sering kita menjadi ingkar terhadap sunnah bahkan sering pula ingkar terhadap Al Qur’an. Banyak kejadaian yang sebenarnya wujud pengingkaran kita pada sunnah dengan dibalut berbagai alasan termasuk dengan balutan kata ijtihad.
Suatu conton yang baru saja kita lihat. Muhammadiyah baru saja mengeluarkan fatwa haramnya merokok, mengikuti apa yang telah dilakukan oleh banyak Negara Islam. Tapi Indonesia memang bukan Negara Islam sehingga fatwa bukanlah hokum. Fatwa adalah hokum bagi pengikutnya. Sedang yang bukan Islam mestinya tidak perlu bingung. Hanya karena kepentingan bisnis yang terganggu saja maka mereka menentang atau mendukung.
Yang aneh, justru pertentangan datang dari umat Islam sendiri, bagi yang setuju menyatakan akhirnya Muhammdiyah sadar juga. Bagi yang tidak setuju lebih banyak lagi alasan yang dikemukakan, mulai dari menyatakan tidak adanya ayat Al Qur’an dan Hadits yang menyebutkan tentang rokok. Adapula ulama yang menyatakan belum ada bukti bahwa merokok menyebabkan kanker seperti yang tertulis dalam bungkus rokok. Mereka berdalih dengan ungkapan yang lucu bagi mereka yang memahami pengetahuan. Ulama tersebut mengatakan tidak semua penderita kanker adalah perokok dan tidak semua perokok adalah penderita kanker. Jadi beliau simpulkan rokok bukanlah penyebab kanker.Beliau nampaknya lupa makna tulisan merokok dapat menyebabkan kanker, kata dapat bukanlah berarti harus.
Ada sebuah kisah nyata yang terjadi. Seorang ibu menderita kanker stadium 3. Ibu tersebut bersuamikan dokter anak-anaknya dokter, menantunya juga dokter dan tidak satupun yang merokok. Apakah ini berarti rokok bukan penyebab kanker? Cerita inikemudian berkembang, dicarilah siapa perokok disekitarnya. Ternyata di kantor tempat ia bekerja sang pemimpinnya adalah perokok berat. Sehingga ia terkena dampak (sebagai peroko pasif), sang pemimpin ini merasa bersalah dan ia minta maaf. Pihak keluarga mengatakan, bukan salah bapak, mungkin itumemang kehendak Allah. Hanya teman pemimpin tadi menasehati, berhentilah merokok agar tidak ada korban akibat rokok anda.
Haram artinya berdosa jika mengkonsumsinya. Muhammadiyah menyatakan haram bagi setiap warganya dan dalam setiap pertemuan berlabel Muhammadiyah, uniknya ada juga cabang yang menyerahkan keputusan pada warganya dan tidak mengikat. Nampaknya pimpinan cabang ini takut kehilangan jamaah atau dibrontak warga yang sebagian besar petani tembakau. Padahal tidakada hubungan haramnya rokok dengan larangan menanam tembakau. Tembakau dapat ditanaman bukan untuk rokok tapi dapat digunakan untuk produksi biopestisida suatu pemanfaatan yang sangat baik dan tidak bahaya. Semoga Muhammadiyah yang mengharamkan mampu memberi solusi ini sehinga dukungan semakin kuat.
Makhruh artinya boleh namun sebaiknya tidak dilakukan dengan alasan2 ilmiah dan bukan agama. Makhruh boleh dilakukan untuk umat pada umumnya sedang ulama lebih dekat kearah haram agar umay tidak mengkonsumsinya. Dalam hal rokok ternyata para kyai banyak yang justru merokok disaat berceramah di dalam masjid pula. Kenapa perbuatan makruh dicontohkan? Dan salahkan umat jika mencontoh pemimpinnya?
Andai anda tidak sepaham dengan haramnya rokok setidaknya janganlah merokok di tempat umum karena banyak pula yang terganggu. Rasulullah pernah melarang orang yang habis makan bawang shalat di masjid. Ini karena bau bukan bawangnya, dia boleh shalat dirumah. Apalagi rokok yang jelas sering mengganggu orang lain.
Semoga ada keasadaran diantara kita untuk hiduplebih sehat, baik secara fisik atau nurani.

Kamis, Maret 11, 2010

Fatwa PP Muhammadiyah: Merokok Haram!

JAKARTA, KOMPAS.com
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Selasa, 9 Maret 2010 | 10:12 WIB

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, melalui Majlis Tarjih dan Tajdid, mengeluarkan fatwa baru terhadap hukum merokok. Setelah menelaah manfaat dan mudarat rokok, Majlis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah berkesimpulan bahwa merokok secara syariah Islam masuk dalam kategori haram. Keputusan ini diambil dalam halaqoh tentang Pengendalian Dampak Tembakau yang diselenggarakan Majlis Tarjih dan Tajdid pada 7 Maret lalu di Yogyakarta.

”Fatwa ini diambil setelah mendengarkan masukan dari berbagai pihak tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan ekonomi. Di samping itu, kami juga melakukan tinjauan hukum merokok. Berdasarkan masukan dari halaqoh itu, kemudian dirapatkan oleh Majlis Tarjih dan Tajdid dan mengeluarkan amar keputusan bahwa merokok adalah haram hukumnya,” kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih Dr Yunahar Ilyas dalam jumpa pers di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa (9/3/2010).

Fatwa baru ini sekaligus merevisi fatwa sebelumnya yang menyatakan bahwa hukum rokok mubah. ”Fatwa bahwa merokok mubah selama ini terjadi karena berbagai dampak negatif merokok bagi kesehatan, sosial, dan ekonomi, semakin dirasakan oleh masyarakat,” ungkap Yunahar.

Fatwa bahwa merokok mubah masih dipertahankan oleh PP Muhammadiyah hingga 2007. Artinya, boleh dikerjakan, tetapi lebih baik jika ditinggalkan. Perubahan fatwa menjadi haram dinilai sebagai keputusan yang akan membawa manfaat. Mengingat, banyaknya efek negatif akibat terpapar asap rokok.

Melalui fatwa ini, Yunahar mengatakan, PP Muhammadiyah ingin mengingatkan seluruh lapisan masyarakat akan bahaya mengisap lintingan tembakau ini. ”Karena dampak negatifnya, maka pembelanjaan uang untuk merokok adalah perbuatan mubazir,” ujarnya.

Dalam salah satu amar keputusannya, diimbau kepada yang belum merokok, wajib menghindarkan diri dari merokok. Bagi yang sudah merokok, wajib berupaya untuk menghentikan dari kebiasaan merokok. ”Dengan dikeluarkannya fatwa ini, maka fatwa tahun 2005 yang menyatakan merokok mubah dinyatakan tidak berlaku lagi,” kata Yunahar lagi.

Pelaksanaan Fatwa Haram Merokok yang dikeluarkan Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini akan dibawa dan dikukuhkan dalam Rapat Pleno PP Muhammadiyah dan ditindaklanjuti dengan surat keputusan resmi. Dijelaskan Yunahar, surat keputusan tersebut berisi instruksi mengikat kepada seluruh jajaran organisasi, lembaga-lembaga amal usaha, seperti sekolah, universitas, rumah sakit, masjid, dan berbagai fasilitas Muhammadiyah di seluruh Indonesia.



Kamis, Maret 04, 2010

HUKUM WANITA BEROBAT KE DOKTER LAKI-LAKI

Syaikh Bin Baaz rahimahullah ditanya:

"apa pendapat Syaikh yang mulia dalam perkara yang banyak ditanyakan dan sangat memberatkan kaum muslimin, yaitu masalah seorang wanita bersama dokter lelaki, dengan apa engkau menasehati para akhwat muslimah seputar masalah ini, demikian pula (nasehat buat) penguasa?

Beliau menjawab:
Tidak diragukan lagi bahwa permasalahan seorang wanita dan dokter laki-laki adalah perkara yang penting, dan pada hakekatnya cukub banyak melelahkan, namun jika Allah memberi rezki kepada seorang wanita berupa ketakwaan dan ilmu,maka dia tentunya akan menjaga dirinya dan sangat memperhatikan hal ini. Tidak boleh seorang wanita berkhalwat dengan dokter
laki-laki, dan tidak boleh pula seorang dokter lelaki berkhalwat dengannya dan telah terbit perintah dan penjelasan tentang terlarangnya hal itu dari penguasa (Arab Saudi,pen). Hendaknya seorang wanita memperhatikan masalah ini dan berusaha mencari dokter wanita yang mencukupi. Jika para dokter wanita itu telah ada alhamdulillah, sehingga tidak butuh lagi kepada dokter lelaki.

Jika kebutuhan mendesak untuk mendatangi dokter lelaki disebabkan karena tidak adanya dokter wanita, maka tidak mengapa–dalam kondisi butuh tersebut- untuk membuka (aurat) dan berobat. Ini termasuk perkara yang dibolehkan disaat dibutuhkan, namun hendaknya tidak membuka aurat dalam kondisi khalwat, tapi harus disertai mahramnya,atau suaminya jika membuka aurat yang biasa nampak seperti kepala, tangan dan kaki, atau yang semisalnya. Namun jika yang disingkap adalah aurat-aurat tertentu (yang lebih sensitif,pen) maka hendaknya ditemani suaminya, atau seorang wanita, ini lebih baik dan lebih berhati-hati. Atau ditemani seorang perawat wanita atau dua orang yang hadir disitu, namun jika ada seorang wanita yang bersamanya selain perawat, hal itu lebih baik dan lebih berhati-hati dan lebih jauh dari hal yang meragukan. Adapun berkhalwat maka hal itu tidak boleh.

(Fatawa wa maqalaat Syaikh Bin Baaz rahimahullah: 5/371, Syamilah)

Untuk melihat lengkapnya di http://salafybpp. com

--
http://semenit. net/
http://warungislami .com/

Selasa, Februari 16, 2010

Proses Produksi Tempe

Tempe secara mikrobiologis pada dasarnya dibuat melalui dua tahap proses, pertama adalah perendaman dan kedua adalah fermentasi jamur. Dalam fermentasi jamur bisanya tumbuh pula bakteri patogenik dan bakteri ini dapat dihambat oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat yang ada selama perendaman (Nout et al, 1987, 1988). Selain asam laktat kini juga diketahui adanya senyawa antagonis lain yaitu bacteriosin yang dihasilkan bakteri asam laktat dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri Gram negative (Vandenbergh, 1993; Stiles, 1996).

Pada proses perendaman tradisional, keberadaan bakteri asam laktat tidak dapat diprediksikan. Ketergantungan pada alam dan tempat yang dipakai merendam kedelai menjadikan kondisi asam yang diharapkan kadang tidak tercapai karena lambatnya pertumbuhan (Nout and Rombouts, 1990).

Permasalahan yang ada saat ini adalah tempe dari kedelai lokal lebih cepat busuk dibandingkan kedelai impor. Hal ini disebabkan kedelai lokal memiliki kadar air yang lebih tinggi dibandingkan kedelai impor sehingga dengan proses yang sama, maka kedelai lokal menjadi lebih lunak dan mempercepat pembusukan pada saat fermentasi.

Proses yang cukup berperan dalm kualitas tempe adalah perendaman. Perendaman yang makin lama akan makin memperlunak biji kedelai setelah perebusan dan kedelai menjadi lebih mudah busuk oleh bakteri kontaminan yang ada pada inokulum. Pengurangan waktu perendaman dan jumlah air yang digunakan perlu dilakukan agar kedelai tidak menjadi terlalu lunak sehingga tempe yang dihasilkan dapat lebih tahan lama dan jumlah limbah yang dihasilkan dapat diminimalkan.

Perendaman kedelai dengan cara inokulasi lactobacillus plantarum disamping dapat mencegah kontaminan, juga mampu menurunkan pH dan mempermudah proses pengupasan.

Wang et al (1972) melaporkan bahwa Rhizopus oligosporus dari tempe menghasilkan sejumlah antibakteri ketika ditumbuhkan pada medium kedelai. Mulyowidarso, et al (1989) melaporkan bahwa pada tempe ditemukan Bacillus pumilus dan B. brevis sebanyak 100 juta lebih.

Morita et al (2004) melaporkan bahwa Rhizopus sp MKU 24 mampu menghasilkan substansi antibacterial yang mampu melawan B. subtilis dan Micrococcus luteus. Kobayashi et al (1992) melaporkan bahwa antibiotic yang dihasilkan R. oligosporus IFO 8631 hanya mampu melawan spesies Bacillus.

Penambahan bakteri pada inokulum tempe akan mempengaruhi kualitas tempe. Penggunaan Bacillus sp yang dicampur dengan Rhizopus peka akan menghambat pertumbuhan jamur jika jumlah bakteri mencapai 108 namun tidak berpengaruh jika jumlah bakteri hanya 102 (Fukuda et al, 2008). Panggunaan bakteri asam laktat pada inokulum tempe belum dilaporkan.

Jumat, Februari 12, 2010

Penyerahan Sertifikat Dosen

11 Februari 2010
Sebanyak 212 staf akademis Universitas Brawijaya (UB) menerima sertifikat dosen (serdos) dari 219 yang diajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional. Penyerahan serdos ini dilakukan secara simbolis oleh Rektor, Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito, Kamis (11/2) di gedung widyaloka. Dari jumlah tersebut, dosen Fakultas Kedokteran (FK) menduduki posisi teratas yaitu 42 orang dan disusul Fakultas Teknik (FT): 34. Berikut adalah rincian jumlah dosen yang menerima sertifikat pada tiap-tiap fakultas; Fakultas Hukum (FH): 18, Fakultas Ekonomi (FE): 13, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA): 20, Fakultas Pertanian (FP): 19, Fakultas Peternakan (FPt): 18, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK): 12, FMIPA: 28 dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP): 8.
Beberapa perguruan tinggi yang menjadi reviewer untuk sertifikasi dosen UB adalah Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Udayana, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Surakarta serta Institut Pertanian Bogor.
Menyampaikan pengarahannya, Rektor mengemukakan bahwa sertifikat dosen ini dapat diumpamakan sebagai SIM yang digunakan untuk mengajar. "Selama ini kita lebih banyak dididik untuk menjadi peneliti dan bukan guru", ujar Rektor. Dengan diserahkannya serdos ini, secara khusus Rektor mengharapkan agar para dosen dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam melakukan Proses Belajar Mengajar (PBM), penelitian maupun pengabdian masyarakat. "Sertifikasi dosen ini akan selalu dimonitor. Selama mereka mampu menunjukkan kinerja yang bagus maka akan tetap berlaku, tetapi jika kinerjanya buruk akan dicabut", Rektor memaparkan. Bagi UB, serdos ini diharapkan juga dapat memajukan institusi terutama terkait masalah akademik.
Diwawancarai seusai acara, Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno mengatakan bahwa dengan diberikannya serdos ini maka kinerja akademisi akan lebih dihargai dengan memberikan reward tambahan satu kali gaji pokok untuk yang bukan Guru Besar. Sementara bagi Guru Besar, reward yang diberikan adalah satu kali gaji pokok ditambah tunjangan kehormatan senilai dua kali gaji pokok. "Tapi reward ini pun memiliki konsekuensi, yaitu mereka harus mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik diantaranya dengan meningkatkan penulisan buku dan publikasi ilmiah di jurnal internasional", kata dia. Ditanya mengenai persyaratan pengajuan sertifikasi, mantan Rektor UB periode 2002-2006 ini menyatakan beberapa kriteria diantaranya harus lulus S2 dan disesuaikan dengan urutan kepangkatan. Meskipun begitu, sampai 2014 nanti, menurutnya dosen yang masih bergelar sarjana pun akan diberikan sertifikat tetapi dengan beberapa syarat tambahan yaitu berpangkat minimum lektor kepala, masa kerja diatas 30 tahun dan umur lebih dari 60 tahun. [nok]

Minggu, Januari 31, 2010

Membaca dan membaca


Membaca adalah jendela pengetahuan. Dengan membaca maka kita akan dapat mengetahui apa yang memang ingin kita ketahui. Tanpa membaca mungkin dunia kita akan teras sempit karena banyaknya yang tidak kita ketahui atau kita menjadi sombong karena kita tidak tahu bahwa ada yang jauh lebih besar dari yang kita kenal.

Begitu juga dalam beragama. Ayat pertama yang diturunkan pada Rasulullah SAW adalah Iqra’ (bacalah). Umat Islam diwajibkan membaca. Sayangnya makna membaca sering dianggap sekedar membaca tanpa makna. Akankah kita menganggap diri kita membaca kalo tidak tahu yang kita baca?

Dari Abu Umamah ra.a, dia berkata: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Bacalah Al Qur’an karena sesungguhnya Al Qur’an itu akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat bagi orang-orang yang senang membacanya.” (HR Muslim)

Hadits ini sering dimaknai membaca dengan mengerti atau tidak mengerti maknanya akan mendapat pahala. Memang demikian adanya namun menjadi syafaat dapatkan jika tidak memahami dan mengamalkannya, karena setiap surat dalam Al Qur’an yang kita baca dan amalkan akan menjadi syafaat sebagai mana hadits berikut:

Dari Nuwwas bin Sam’an r.a dia berkata: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Nanti pada hari kiamat akan didatangkan Al Qur’an dan ahlinya yang senang mengamalkan petunjuknya di dunia, didahului dengan surat Al Baqarah dan surat Al Imran yang keduanya saling berbantah mengenai ahli masing-masing (bahwa orang ini adalah ahli yang mengamalkan surat Al Baqarah atau Al Imran).” (HR Muslim).

Membaca, memahami, mengamalkan dan mengajarkan itulah sebaik-baik umat. Sebagaimana sabda rasulullah SAW:

Dari Utsman bin Affan r.a. dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)

Mengajarkan bukan sekedar mengajarkan baca Al Qur’an namun mengajarkan bagaimana agar semua napas hidup kita dibimbing Al Qur’an.

Mampukan kita melakukannya?

Minggu, Januari 24, 2010

Menolak Fatwa?

akhir-akhir ini masyarakat sering mendiskusikan adanya fatwa MUI atau ulama yang lain, yang umumnya bersifat menolak karena tidak sesuai dengan apa yang sedang merka lakukan atau kerjakan. MUI atau ulama dianggap sebagai mengada-ada.

Seorang ulama adalah penerus Nabi dan sahabat karena di pundak beliau-beliaulah ajaran agama akan tetap tersampaikan. jangan samapi kita menjadi tersesat karena kita merasa lebih tahu padahal tidak tahu.

"Dan Allah sekali kali tidak akan menyesatkan suatu kaum sesuadah Allah memebri petunjuk kepada mereka hingga dijelaskan Nya kepada mereka apa yang harus mereka jauhi, sesungguhnya Allah Maha mengetahu sesgala sesuatu." QS At-Taubah: 115.

memang ada ulama yang mencari sensasi tapi selama mereka menyampaikan kebenaran maka sebenarnya bukan sensai yang mereka sampaikan tapi masalah itu dianggap kelewat batas oleh ulama.

kasus rebounding misalnya tersirat dalam pernyataan boleh untuk yg bersuami, intinya adalah lebih baik memakai jilbab daripada mempertontonkan keindahan untuk yang bukan berhak (mreka katakan keindahan ini kan dari Allah jadi harus kita pelihara lalu ditontonkan didepan banyak orang untuk mengundang decak kagum)

Aku pernah juga ditanya/ditegurseseorang "jangan kamu larang istri kamu untuk memakai cat rambut"

Aku hanya heran saja kok begitu ya. dan aku hanya jawab: Uban adalah petunjuk bagi orang agar ia sadar bahwa ia sudah tua. buat apa istriku mengecat rambut toh aku lebih bahagia jika ia tidak mengecatnya dan ia juga tidak akan mengecat untuk orang lain karena ia berjilbab. lalu aku beritahu dalil tentang cat rambut.

Msalah pre weeding adalah masalah kholwat dan meotret diri untuk berbangga. namun ulama agak berhati2 sehingga disampaikan setelah bulan2 orang ramai menikah. ulama2 shalaf bisanya tidak memasang goto di rumahnya seperti tidak memasang patung.

semua memang tergantung kita ketika kita menerima petunjuk apakah kita akan selalu membentengi diri kita dari kebenaran Al Qur’an dan Al hadits?

Sabtu, Januari 16, 2010

Ketua MUI Sependapat Foto Pre Wedding Haram

http://detiknews.com Jumat, 15/01/2010 15:14 WIB
Amanda Ferdina - detikNews
Jakarta
- Pengharaman kegiatan fotografi pra nikah (pre wedding) oleh forum bahtsul masail Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) se-Jawa Timur ke-12 di Ponpes Lirboyo, Kediri, diamini Ketua Majelis Utama Indonesia (MUI) Cholil Ridwan. Cholil setuju karena hal itu selaras dengan ajaran Islam.

"Kalau dikembalikan ke syariat, saya tidak keberatan atas fatwa itu," ujar Cholil pada detikcom, Jumat (15/1/2010).

Jika merujuk ke ajaran Islam, lanjut Cholil, foto laki-laki dan perempuan sebelum nikah seperti suami istri memang haram hukumnya. "Kalau sudah nikah difoto dengan pose suami istri itu tidak apa-apa. Itu tak langgar syariat," jelasnya.

Menurut Cholil, saat ini, seperti halnya pacaran, foto pre wedding sudah seperti budaya dan itu sebenarnya haram. "Karena sudah jadi budaya, sepertinya tidak haram. Masalahnya kan mereka foto berpose suami istri," katanya.

Namun begitu, Cholil mengaku MUI pusat tidak akan membahas hal itu sepanjang tidak ada permintaan ke masyarakat ke lembaganya.

"Kalau ada lembaga atau pribadi meminta ke MUI agar memberikan fatwa, MUI ada kewajiban menjawabnya. Tapi selama tidak ada permintaan masyarakat, MUI sudah sibuk dengan permintaan (fatwa) yang menumpuk itu," jelasnya.

Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) se-Jawa Timur sebelumnya memberikan pengharaman pada beberapa hal, antara lain rebonding dan foto pra nikah. Cholil menganggap pengharaman terhadap rebonding berlebihan. (amd/nrl)

Sabtu, Januari 09, 2010

Kyai dan Genetika

Membicarakan sosok Kyai kadang memang mengasyikkan terutama dengan segala keunikannya. salah satu sosok Kyai yang mungkin sangat kita kenal adalah Gus Dur.
Kali ini saya tidak bicara tentang Gus Dur karena ia telah tiada. semoga segala amal ibdahnya diterima Allah SWt Amiin.

Kita mungkin sering mendengar bagaimana para Kyai berceramah. namun kadang kita melihat pentingnya pengetahuan terutama yang akan disampaikan agar tidak terkesan aneh. sebenarnya kalo hanya aneh sih tidak masalah tapi kalo yang mendengarkan juga tidak tahu masalahnya dan menganggap yang bicara pasti benar, lalu diikuti apa tidak masalah?

Beberapa waktu yang lalu tetanggaku pernah bilang kalo rokok oleh sebagian masyarakt dianggap wajib karena kyainya kalo ceramah selalu merokok, nah umatnya melhat sang pimpinan. OOOOOOOOOOO kalogitu kita harus merokok, lihatlah panutan kita saja merokok. dan merokoklah mereka karena mencontoh ulamanya.

Beberapa hari yang lalu aku kebetulan melihat siaran langsung TV Lokal tentang ceramah sorang Kyai dari kota lain yang cukup terkenal. Aku mendapatkan ilmu baru yang belum pernah kupeoleh dari buku yang kubaca.

Meskipun aku sedikit banyak telah belajar mikrobiologi dan genetika sejak S1 tapi melihat dan mendengar ceramah ini sungg uh aku jadi perlu belajar lagi.
Teori keturunan ternyata ada yang beda dari pemahamanku selama ini.
Dalam ceramahnya sang Kyai menceritakan seorang suami istri yang membeli tempan tidur dari orang Belanda yang akan pulang ke negara asalnya. Nah suami istri yang pengantin baru ini tiap hari aktivitas suami istrinya di tempat tidur tersebut dan ketika lahir anak pertama,wajahnya mirip orang Belanda. sang suami jadi curiga sama istrinya. Lah orang kulit sawo matang asli seperti mereka kok anaknya bule. opo tumon pikir sang suami. Namun rasa itu disimpannya karena rasa sayang pada istinya. Eh anak kedua juga bule lagi. mereka pikir ada gen resesif pada mereka atau ada turunan Bule? setelah diselidik ternyata mereka Sawo matang tulen sama sekali gak ada gen bule. setelah dari dokter tidak membawa hasil lalu mereka ke ulama dan menceritakan semuanya. sang ulama bilang:

" ini karena lingkungan akan membawa dampak pada kehidupan kita. lingkungan yang baik akan membawa kita pada kebaikan. Mendidik anak juga dimulai dari dalam kandungan. bacakan yang baik2 maka anak akan menjadi baik. jika selama mengandung orang tua berbuat jahat anak juga akan jadi jahat. kalo kita makan babi maka sifat kita jadi seperti babi, maka babi diharamkan. begitu juga dengan anda berdua. karena selama ini anda di lingkungan tempat tidur orang Belanda maka anak anda jadi seperti mereka. oleh sebab itu cobalah tempat tidurnya diganti."

lalu gantilah tempat tidur mereka dan ternyata anak ketiga mereka sekarang tidak bule lagi.

sang ustadz menjelaskan pentingnya lingkungan yang mempengaruhi dengan teori genetika tempat tidur. saya tidak tahu apa begitu ilmunya yang dimiliki ustadz dan saya belum pernah baca karena sudah mulai malas baca.
Kalo umat yang mendengar percaya dengan inilalu rame2 beli ranjang bekas artis kan repot.
Makanya saya jadi tidak heran ketika ajudan Gus Dur berkunjung ke Pasuruan dan saat keluar bingung mencari sandalnya Gus Dur, ternyara sandal itujadi rebutan diciumi orang di dekat masjid.
Mestinya kita tidak perlu ngomong jika kita tidakmengerti ilmunya agar tidak menjerumuskan umat.

memang saya juga melihat tayangan sebelumnya bahwa untuk memperoleh ilmu dapat dilewati dengan beberapa cara:
cara pertama dilakukan oleh para sufi dan ulamadengan menyerahkan diri secara penuh pada Allah mempelajari kitab Al Qur'an dengan hati dan tindakan tanpa merubah makna dengan menambahi makna menurut penafsirannya.
adapula yang mempelajari Al Qur'an dengan penelitian2 dengan rujukan2 penafsiran sehingga muncullah banyak madzab yang kadang saling menyalahkan. dan keduanya akan dapat mencapai kebenaran.
hanya perlu dipikir apakah juga memperoleh kebenaran yangn benar? ataukah kebenaran yang benar-benar tidak benar?
Posted by Picasa

Selasa, Januari 05, 2010

DNA Bermutasi per 15 Batang Rokok

Penulis : Ikarowina Tarigan
PENELITI yang memetakan cetak biru genetik pasien kanker paru-paru menemukan bahwa perokok mengalami satu mutasi DNA per 15 batang rokok yang mereka hisap. Mutasi DNA, terang Dr Andy Futreal dari Wellcome Trust, akan terjadi karena asap rokok akan diturunkan ke setiap generasi sel selanjutnya, sehingga memicu kerusakan permanen.

Dalam studi ini, para peneliti dari Inggris mengerjakan proyek besar skala internasional yang mengidentifikasi 23,000 mutasi yang memicu tanda kerusakan akibat zat-zat kimia pada asap tembakau.

Para peneliti menemukan bahwa kerusakan genetik bervariasi, mulai dari perubahan satu huruf pada kode genetik seseorang hingga penghapusan atau penyusunan ulang ratusan dari ribuan huruf-huruf.

Menurut peneliti, tidak ada mutasi tunggal yang berdiri sendiri dalam menyebabkan penyakit. Perkembangan kanker lebih dipengaruhi oleh kombinasi berbagai mutasi.

"Temuan ini akan berpengaruh besar terhadap sistem pengobatan," tutur pemimpin studi Dr Peter Campbell dari Wellcome Trust Sanger Institute, seperti dikutip situs dailymail."Dengan mengidentifikasi semua gen-gen kanker kita bisa mengembangkan obat baru untuk mengatasi mutasi gen tertentu."
Mutasi dan kanker

Semua kanker, terang peneliti, disebabkan oleh kesalahan kode genetik, yaitu mutasi DNA yang bisa dipicu oleh agen-agen dari lingkungan.

Kanker, terang Futreal yang juga dari Wellcome Trust, akan muncul saat kontrol tingkah laku sel tidak bisa dikendalikan."Sel-sel akan tumbuh dengan cara, waktu, dan tempat yang tidak seharusnya."

"Sama seperti arkeolog, kami bisa mulai merekonstruksi sejarah kanker, membuka catatan paparan asap rokok di masa lalu dan melihat kerusakan yang terakumulasi di genom."

Peneliti berharap temuan ini bisa membantu mereka memahami penyebab kanker dan mengembangkan sistem pengobatan baru. (OL-08)
Sumber: Media Indonesia.com Senin, 04 Januari 2010 09:00 WIB

Sabtu, Januari 02, 2010

:: Kapan suatu Dosa menjadi Besar? ::


Ketika hendak melakukan dosa, janganlah melihat kepada kecilnya dosa.
Namun lihatlah, kepada siapa dia berbuat dosa? Patutkah bagi seseorang
yang diciptakan dan diberi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sarana yang
lengkap dan cukup, lantas melanggar larangan-Nya? !

Sesungguhnya suatu dosa bisa menjadi besar karena hal-hal berikut:
1. Dosa yang dilakukan secara rutin. Sehingga dahulu dikatakan: "Tidak ada
dosa kecil jika dilakukan terus menerus, dan tidak ada dosa besar jika
diikuti istighfar (permintaan ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala)."

2. Menganggap remeh suatu dosa. Ketika seorang hamba menganggap besar dosa
yang dilakukannya maka menjadi kecil di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Namun jika ia menganggap kecil maka menjadi besar di sisi Allah Subhanahu
wa Ta'ala. Disebutkan dalam suatu atsar bahwa seorang mukmin melihat
dosa-dosanya laksana dia duduk di bawah gunung di mana ia khawatir gunung
itu akan menimpanya. Sedangkan orang durhaka melihat dosa-dosanya seperti
lalat yang hinggap di hidungnya lalu dia halau dengan tangannya. (Shahih
Al-Bukhari no. 6308)

3. Bangga dengan dosa yang dilakukannya serta menganggap bisa melakukan
dosa sebagai suatu nikmat. Setiap kali seorang hamba menganggap manis
suatu dosa, maka menjadi besar kemaksiatannya serta besar pula pengaruhnya
dalam menghitamkan hati. Karena setiap kali seorang berbuat dosa, akan
dititik hitam pada hatinya.

4. Menganggap ringan suatu dosa karena mengira ditutupi oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala dan diberi tangguh serta tidak segera dibeberkan atau
diadzab. Orang yang seperti ini tidak tahu bahwa ditangguhkannya adzab
adalah agar bertambah dosanya.

5. Sengaja menampakkan dosa di mana sebelumnya tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala, sehingga mendorong orang
yang pada dirinya ada bibit–bibit kejahatan untuk ikut melakukannya.
Demikian pula orang yang sengaja berbuat maksiat di hadapan orang.

"Semua umatku dimaafkan oleh Allah kecuali orang yang berbuat (maksiat)
terang-terangan. Dan di antara bentuk menampakkan maksiat adalah seorang
melakukan pada malam hari perbuatan (dosa) dan berada di pagi hari Allah
menutupi (tidak membeberkan) dosanya lalu dia berkata: 'Wahai Si fulan,
tadi malam aku melakukan begini dan begini.' Padahal dia berada di malam
hari ditutupi oleh Rabbnya namun di pagi hari ia membuka apa yang Allah
Subhanahu wa Ta'ala tutupi darinya." (HR. Al-Bukhari no. 6069 dari Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu)

Ibnu Baththal rahimahullahu mengatakan: "Menampakkan maksiat merupakan
bentuk pelecehan terhadap hak Allah Subhanahu wa Ta'ala, Rasul-Nya, dan
orang–orang shalih dari kaum mukminin…" (Fathul Bari, 10/486)
Sebagian salaf mengatakan: "Janganlah kamu berbuat dosa. Jika memang
terpaksa melakukannya, maka jangan kamu mendorong orang lain kepadanya,
nantinya kamu melakukan dua dosa."

"Orang–orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian
yang lain adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang
berbuat yang ma'ruf." (At-Taubah: 67)

6. Dosa menjadi besar jika dilakukan seorang yang alim (berilmu) yang
menjadi panutan. (Lihat Taujihul Muslimin ila Thariq An-Nashri Wat Tamkin
hal. 29-32 karya Muhammad Jamil Zainu)

Dikutip dari
http://www.majalahs yariah.com/ syariah.php? menu=detil& id_online= 619