Rabu, Desember 24, 2008

Cerita tentang nata dan ZA

Buat teman2 cerita ini sangat bermanfaat untuk kita.sekarang kita belanja harus diperhatikan betul man yng perlu/tidak. .karena nata de coco bukan wajib dimakan juga... tapi penting untuk diketahui..thanks

Saya baru tahu kalau dari pupuk ZA (Zwavelzuur Amonia - Belanda) = (Ammonium Sulphate) dapat untuk memproses nata de coco (padahal saya kerja di pabrik pupuk ini sudah puluhan tahun). Ini ceritanya; kemarin, saya kebagian jaga stand di Agro & Food Expo di JCC. Persis di depan stand perusahaan saya adalah stand perusahaan minuman yang dikemas dalam gelas
lastik: ada rasa orange, kopi, teh dan nata decoco. Selain jual minuman, dia juga jual bahan-bahan kimia (entah apa saja namanya, saya lupa) tapi salah satunya adalah pupuk ZA. Sebenarnya saya heran juga, apa korelasi minuman dengan bahan kimia tersebut? Dapat dari mana dia pupuk ZA, wong pabrik pupuk ZA satu-satunya di Indonesia hanya perusahaan tempat saya kerja. Ketika tahu di stand saya juga dipajang pupuk ZA, sang boss (cewek) mulai tanya2 kepada saya, bahkan sempat cerita rencana untuk mendirikan pabrik pupuk ZA. Sebagai seorang sales promotion yang baik, tentu saya berusaha mencegah semampu saya agar
dia mengurungkan niat untuk mendirikan pabrik tersebut. Tujuan saya cuma satu: kamu enggak usah jadi pesaing saya, beli saja dari saya. (Bener nggak?) Singkat cerita, setiap hari saya dapat jatah satu gelas gratis nata de coco yang memang paling saya suka. Demi "hubungan baik", ketika expo bubar, saya beli satu doz buat oleh-oleh anak saya di rumah. Nah, ini yang
baru saya sadari: setelah itu minuman habis dikeroyok oleh ketiga anak saya, di malam harinya si bungsu mulai batuk2. Pagi harinya, suhu badannya meningkat, frekuensi batuk semakin sering disertai bunyi nafas yang grok-grok. Ketika email ini saya buka, seorang teman yang juga membelikan oleh2 buat anaknya, saya tanya kemungkinan mengalami hal seperti anak saya. Jawabnya sama persis, si bungsunya (umurnya hampir sama dengan umur bungsu saya) juga mengalami hal yang sama. Be careful... Tahukah anda bahwa: Nata de coco merupakan hasil
fermentasi air kelapa. Ini OK dan aman. Namun ternyata para pembuat nata de coco mempercepat produksi dengan menambahkan pupuk ZA yang sebenarnya tidak layak untuk food production. Perusahaan besar seperti Sari Coco, dsb. yang dijual di pasar grosir, mengumpulkan produk dari pembuat nata de coco rumah tangga dan lalu mengemasnya menjadi menarik. Catatan (*): Saya sempat cross-check pada karyawan saya yang mempunyai usaha Nata de Coco bahwa betul dipakainya bahan campuran pupuk ZA (Zink Amonia) untuk mempercepat proses fermentasi, dengan takaran : 90 litre air @ 250 ml pupuk ZA.
nama pengirim: Iwan Purwantono

komentar:
yang salah bukan di nata de coconya bos ZA, tapi pemanis yang digunakan untuk membuat sirup pada nata tadi.
nata pada dasarnya setelah fermentasi kemudian dicuci mestinya hanyalah selulosa yang membawa air. nah diperdagangan banyak nata dijual dalam bentuk kotak-kotak kecil dengan cairan sirup (ini yang harus diwapadai). baiknya beli saja nata utuh lalu dicuci dan dipotong sendiri beri sirup sendiri. dulu saya pernah jual nata utuh malah laris. sekarang tidak lagi. sama seperti alasan panjenengan. supaya tidak saingan dengan produsen nata.
maklum saya juga punya binaan nata di jember jadi salahkan gula yang dipakai untuk sirup di cairan nata itu nggih.
salam
mugi-mugi bos tidak salah tafsir
amiin

Selasa, Desember 23, 2008

Selamat pada Prof. Sri Kumalaningsih

Seluruh staf dan laboran Laboratorium Bioindustri mengucapkan selamat atas penghargaan yangn diberikan kepada Prof. Sri Kumalaningsih sebagai tokoh perempuan berprestasi dalam pengembangan industri pangan pada hari ibu yang dierahkan langsung oleh Bapak Presiden.

berikut beritanya dari berita sore.com

Jakarta ( Berita ) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin [22/12] pagi, menghadiri acara peringatan ke-80 Hari Ibu dan Pencanangan Tahun Indonesia Kreatif 2009.

Peringatan Hari Ibu tahun 2008 bertema “Dengan Semangat Satu Abad Kebangkitan Nasional, Kita Tingkatkan Kiprah Perempuan Indonesia Dalam Membangun Karakter dan Pekerti Bangsa Menuju Indonesia Yang Adil, Demokratis, dan Sejahtera”.

Dalam acara tersebut Presiden didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla. Menurut keterangan dari Humas Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, tema peringatan Hari Ibu kali ini sekaligus menunjukkan peran perempuan bukan hanya sebagai seorang ibu namun juga pendidik utama dalam keluarga.

Peringatan Hari Ibu merujuk pada dimulainya Kongres I Perserikatan Perempuan Indonesia pada 22 Desember 1928 dimana perempuan Indonesia menunjukkan perannya untuk mewujudkan Indonesia merdeka serta mempertahankannya.

Pada acara itu juga akan diserahkan penghargaan kepada tiga tokoh perempuan yaitu Prof. Dr. Ir. Sri Kumalaningsih, M.App, Sc (guru besar Universitas Brawijaya Malang) sebagai tokoh berprestasi dalam bidang pengembangan teknologi pangan tradisional dari potensi daerah lokal.

Iravati M Sudiarso akan menerima penghargaan sebagai pianis berprestasi internasional. Dia adalah seorang pencinta dan pengajar seni dan Trisutji Djuliati Kamal (pianis dan komponis handal yang telah menciptakan lebih dari 200 karya komposisi untuk piano).
dari harian kompas.com

Penghargaan

Presiden Yudhoyono pun menyerahkan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) yang diberikan kepada pemerintah provinsi, kabupaten/kota yang melaksanakan strategi pengarusutamaan gender, y akni untuk tingkat provinsi: Jawa Tengah (APE Utama), Lampung (APE Utama), Jawa Timur (APE Utama), Kalimantan Barat (APE Utama), Sumatera Barat (APE Utama), Banten (APE Madya), Jambi (APE Madya) dan Kepulauan Riau (APE Pratama).

Untuk tingkat kabupaten/kota yang mendapat penghargaan APE Utama yakni kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Brebes, Kabupaten Sragen, Kabupaten Tulungagung, dan kota Magelang. Sedangkan penghargaan APE Madya untuk Kabupaten Malang dan Kabupaten Bandung.

Di tingkat pusat, penghargaan APE Pratama diberikan kepada Kejaksaan Agung, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Departemen Pekerjaan Umum.

Sementara itu, Menneg PP Meutia Hatta menyerahkan penghargaan untuk tiga tokoh perempuan berprestasi yaitu, Prof Dr Ir Sri Kumalaningsih M.App,Sc (pengembangan teknologi pangan), Iravati M Sudiarso (berprestasi dan pendidik di bidang seni musik), Trisutji Djuliati Kamal (pianis-komponis).

Jumat, Desember 12, 2008

Pelatihan Budidaya jamur di Jogja


Banyak di antara pengunjung blog ini yang menanyakan berbagai hal tentang jamur tiram, mulai dari mencari bibit hingga pemasarannya. Banyak pula yang telah memberi komentar untuk menjawab pertanyaan atau memberi informasi bahkan menjadi penyalur atau menerima kiriman jamur. Sayang tidak semua pengunjung mau membaca seluruh komentar yang isinya bahkan lebih penting dari tulisan itu sendiri, sehingga sering pertanyaan yang sama diajukan ulang.

Untuk menambah tulisan agar sedikit membantu teman-teman yang ada di Jogja dan sekitarnya maka pada tulisan ini kamu muat profil tempat pelatihan jamur dari jogja. Bagi teman-teman yang juga memiliki tempat pelatihan tentang jamur atau yang lainnya ang dapat membantu saudara-saudara kita mengembangkan usaha kami persilahkan membuat artikel pendek untuk kami muat sebagai tulisan (anggaplah sebagai media promosi) yang tidak perlu bayar.

Kali ini yang kita promosikan adalah pelatihan jamur dari Bapak Ratudjo, pria kelahiran Singojayan Yogyakarta 64 tahun lalu. Beliau tinggal di Dusun Miron Desa Pandowoharjo Sleman, 800 meter dari Jalan Magelang (perempatan Beran). Bersama istrinya beliau membuka rumah makan ”jejamuran” yang memiliki banyak penggemar.

Di belakang rumahnya ada dua kubung (rumah jamur) ukuran besar untuk percontohan budidaya jamur. Disebelahnya ada ruang untuk melakukan pembibitan.

Usaha beliau semula adalah prmbibitan jamur. Agar usahanya laku maka beliau membuat percontohan budidaya. Setelah banyak petani yang melakukan budidaya beliau melihat petani kesulitan dalam pemasaran, harga lebih ditentukan oleh tengkulak sehingga petani sering rugi. Lalu beliau membuka usaha rumah makan untuk menampung hasil budidaya petani sekitar.

Tempat pelatihan beliau adalah Pusat Pendidikan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Volva Indonesia. Di tempat sahanya selain dilakukan pelatihan pembibitan, budidaya juga pasca panen.

Anda berminat?

Kamis, Desember 04, 2008

Ragi Tape

Starter yang digunakan untuk produksi tape disebut ragi, yang umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter 4 – 6 cm dan ketebalan 0,5 cm. Tidak diperlukan peralatan khusus untuk produksi ragi, tetapi formulasi bahan yang digunakan umumnya tetap menjadi rahasia setiap pengusaha ragi.

Tepung beras yang bersih dicampur dengan air untuk membentuk pasta dan dibentuk pipih dengan tangan, kemudian diletakkan di atas nyiru yang dilambari merang dan ditutup dengan kain saring. Organisme akan tumbuh secara alami pada pasta ini pada suhu ruang dalam waktu 2 – 5 hari.

Beberapa pengusaha menambahkan rempah-rempah atau bumbu untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme yang diharapkan. Penambahan sari tebu juga dilakukan untuk menambah gula.

Ragi dipanen setelah 2 – 5 hari tergantung dari suhu dan kelembapan. Produk akhir akan berbentuk pipih kering dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tidak ada faktor-faktor lingkungan yang dikendalikan. Mikroorganisme yang diharapkan maupun kontaminan dapat tumbuh bersama-sama. Pada lingkungan pabrik ragi, mikroflora yang ada telah didominasi mikrobia ragi. Namun demikian, ragi yang dibuat pada musim hujan akan dijumpai Mucor sp dan Rhizopus sp dalam jumlah yang lebih banyak dan dibutuhkan waktu pengeringan yang lebih lama.

Jika pasta tetap basah, mikroorganisme tumbuh dan menggandakan diri. Jumlah kapang pada ragi berkisar dari 8 X 107 sampai 3 X 108/g, khamir 3 X 106 sampai 3 X 107/g dan bakteri kurang dari 105/g. Organisme yang menghasilkan tape dengan aroma baik adalah gabungan dari Amylomyces rouxii, Endomycopsis fibuliger dan Hansenula anoma. Untuk tape singkong yang adalah A. Rouxii dan E. Fibuliger.

Minggu, November 30, 2008

Training Teknik Analisis Dasar Gravimetri dan Volumetri


Universitas Brawijaya kembali menyelenggarakan Training Teknik Analisis Dasar (Gravimetri dan Volumetri) berbasis kompetensi untuk tenaga laboran dan analis yang telah menjadi agenda tahunan di lingkungan Universitas Brawijaya (UB). Training selama empat hari (17/11-20/11) di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) UB itu diberikan oleh oleh Lembaga Sertifikasi Tenaga Laboratorium Penguji Indonesia LIPI-Bandung, sebagai pelatihan lanjutan untuk menambah wawasan kepada para tenaga laboran. Para pemateri dalam training didatangkan langsung dari RC-Chem Learning Center milik Pusat Penelitian Kimia LIPI yang memang berkompeten dalam bidang gravimetri dan volumetri. Para instruktur terdiri dari Tiny Agustini SSi MMS, Dra Evita Boes MS, Mahyar Efendi, Dedeh Maklupah, dan Wartini.
Peserta training sebanyak dari 24 orang, yaitu 5 orang dari Fakultas Pertanian, 5 orang dari Fakultas MIPA, 3 orang dari Fakultas Teknologi Pertanian (Laboran Lab Bioindustri yaitu mbak Yuli ikut), 2 orang dari Fakultas Peternakan, 4 orang dari Fakultas Kedokteran, dan 2 orang dari LSIH UB.
Materi pelatihan terdiri dari teori yaitu pemilihan peralatan dan kalibrasi, teknik menimbang, sistem konsentrasi, pembuatan larutan pereaksi dan standar, teknik analisis volumetri I, teknik analisis volumetri II, dan teknik analisis gravimetri beserta praktikum di laboratorium.
Sebelum dimulai dilakukan pretest, dan pada akhir pelatihan dilaksanakan postest untuk mengetahui kemampuan pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan oleh instruktur selama training berlangsung.
Pelatihan teknik analisis dasar (gravimetri dan volumetri) ini merupakan pelatihan yang beorientasi ke arah sertifikasi laboran, sehingga para peserta yang telah mengikuti training ini selain bertambah wawasan dan teknik analisis dasarnya juga mendapatkan sertifikat resmi dari LIPI. Sertifikat LIPI ini diharapkan dapat menunjang kinerja para tenaga laboran di lingkungan UB.
sumber: http://prasetya.brawijaya.ac.id/

Rabu, November 19, 2008

Bu Neneng dan mbak Yuli pelatihan

Setelah Bu Nia selesai mengikuti kursus bahasa Inggris di Surabaya sebagai persiapan studi S3 di Inggris tahun depan, maka pada tanggal 17 - 21 November Mbak Yuli ikut pelatihan laboratorium di Lab Sentral Ilmu hayati.
Bu neneng ikut AA sampai tanggal 26 November agar cara ngajarnya makin bagus.
semoga semua yang ikut pelatihan sukses.
amiin.

Kamis, November 06, 2008

Pelatihan Teknik Analisis Dasar

Saat ini LSIH-UB juga sedang mempersiapkan diri untuk sertifikasi tenaga laboran berikutnya dengan mengadakan Pelatihan Teknik Analisis Dasar (Gravimetri dan Volumetri) Berbasis Kompetensi, pada 17-20 November 2008. Dalam hal ini LSIH-UB bekerja sama dengan RC-Chem Learning Centre LIPI Bandung.
Pelatihan digelar di LSIH-UB dengan 24 orang peserta. Dari lingkungan UB sebanyak 21 orang, dan instansi lain 3 orang. Ke-24 peserta itu masing-masing 5 orang dari FP-UB, yaitu Rina Megawati dan Titik Nurhidayati (Budidaya Pertanian), Wahyu Indrayanto (Ilmu Tanah), Catur Prabowo Widodo AMd dan Tomo Agus S AMd (Hama dan Penyakit Tumbuhan), 5 orang dari FMIPA-UB, yakni Bambang Arianto SSi dan Nur Yusrina (Kimia), Nanik Dwi Rahayu SSi, Yusuf Rifa’i dan Sugiono (Biologi), 3 orang FTP-UB yaitu Luluk Mamluhah SSi, Sutrisno ST, dan Yuli Erna Widyasari AMd, 2 orang dari LSIH-UB, 2 orang dari Fapet-UB, 4 orang dari FK-UB, 2 orang dari Unit Laboratorium Terpadu Politeknik Negeri Jember, dan 1 orang Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang.

Selasa, Oktober 28, 2008

Beasiswa Chevening 2009/2010

Dear Rekan-Rekan sekalian,
Bagi Rekan yang ingin melanjutkan pendidikan Master di Inggris, telah dibuka pendaftaran untuk Beasiswa Chevening 2009/2010 dari pemerintah
Inggris. Jika ada di antara Rekan berminat mendapatkan beasiswa ini, silahkan mengunjungi situs www.chevening. or.id untuk mendapatkan
keterangan lebih lanjut mengenai syarat dan formulir aplikasi. Batas penyerahan aplikasi tanggal 30 November 2008. Jika ada yang ingin
ditanyakan, silahkan mengirimkan email ke chevening@britishco uncil.or. id. Semoga Rekan sekalian bisa
berpartisipasi tahun ini. Terima kasih.




Maddy Rochanda Pertiwi
UK Education Team


British Council

Lubang Resapan Biopori Sebagai Alternatif Penanganan Limbah Organik (Sampah)


Oleh: Sri Suhartini, STP. M.Env.Mgt


 

Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan salah satu teknologi tepat guna yang bermanfaat untuk mengatasi permasalahan sampah organik dan juga genangan air di Indonesia. Lubang ini berbentuk silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm. Teknologi LRB diciptakan oleh Ir Kamir R. Brata, MSc dari Bagian Konservasi Tanah dan Air, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Upaya sosialisasi inovasi teknologi LRB mendapat dukungan dari berbagai pihak. Tidak tanggung-tanggung, beberapa pemegang kekuasaan di Indonesia juga turut andil dalam kegiatan sosialisasi inovasi teknologi LRB ini. Sebut saja, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mulai membuat lubang resapan Biopori di kediamannya. Menteri Lingkungan Hidup (LH) Rachmat Witoelar juga ikut andil dalam memberikan dukungan penuh terhadap program sosialisasi LRB di seluruh Indonesia.

Saat ini, LRB mulai banyak diterapkan di beberapa kota besar di Indonesia. Pemerintah Provinsi Kota Jakarta, misalnya, telah membuat sebanyak 17 ribu LBR dari target 78 juta lubang (Tempo Interaktif, 2008). Demikian juga Pemkot Kota Bogor yang menargetkan pembuatan sebanyak 22.400 LBR di 68 kelurahan dimulai sejak peringatan Hari Bumi 22 April 2008 (Sinar Harapan, 2008).

Pada prinsipnya, teknologi LRB sangat mudah untuk diterapkan karena pembuatannya yang sederhana, tidak memerlukan lahan yang luas, dan dapat dibuat dimana saja seperti halaman rumah, perkantoran, di dasar saluran air (got), batas antara tanaman dan teras, atau pada tanah lapang berumput. Selain itu, biaya yang dibutuhkan relatif sedikit yaitu Rp 175.000 untuk membeli alat bor Lakonserva buatan IPB, sehingga masyarakat bisa langsung membuat LRB di halamannya.

Salah satu kemampuan dari LRB ini, selain dapat mengurangi resiko terjadinya banjir, adalah mengubah sampah organik menjadi kompos. Hal itu disebabkan karena sampah dalam LRB akan diurai oleh mikroorganisme melalui proses dekomposisi menjadi kompos. Menurut William (2005), kompos merupakan hasil akhir perombakan limbah organik, termasuk limbah makanan, yang kaya akan kandungan bahan organik (seperti N, P, dan K). Mekanisme pengomposan yang terjadi dalam lubang ini hampir sama dengan proses pengomposan pada umumnya.

Pengomposan merupakan proses terkendali penguraian bahan hayati sampah secara biologi (dengan bantuan mikroorganisme) sehingga mampu mengurangi volume timbunan sampah hingga 75%. Dengan melalui proses ini maka lubang resapan biopori berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos, disamping sebagai lubang peresap air. Sebagai pabrik pembuat kompos, maka potongan sampah organik rumah tangga, potongan rumput atau vegetasi lainnya, dan sejenisnya perlu dimasukkan ke dalam lubang biopori. Hal ini dilakukan untuk memancing binatang-binatang kecil seperti cacing atau rayap masuk ke dalam lubang dan membuat rongga biopori sebagai saluran-saluran kecil.

Selain itu, bahan organik tersebut juga akan digunakan oleh mikroorganisme tanah sebagai sumber energi untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Penyediaan sumber energi dari sampah organik ini akan meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah yang sejalan pula dengan peningkatan biopori yang terbentuk.

Sampah organik perlu ditambahkan ke dalam LRB secara periodik karena sampah lambat laun akan menyusut. Jika LRB telah penuh dengan sampah yang terdekomposisi (kompos), maka kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan kondisioner tanah untuk pertanian.

Teknologi LRB merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan sampah organik. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan pengomposan dalam lubang tersebut yang dapat mengurangi volume timbunan sampah organik, waktu proses pengomposan yang lebih cepat dibandingkan dengan proses anaerob, pengoperasian yang sangat mudah, dan mengurangi terjadinya greenhouse gassess yang ditimbulkan dari pembakaran sampah organik. Selain itu, secara tidak langsung, pembuatan LRB juga mampu meningkatkan umur penggunaan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) karena adanya pengurangan pembuangan sampah organik yang dimanfaatkan sebagai sumber energi pada LRB.

Pada dasarnya, pembuatan lubang resapan biopori relatif lebih mudah untuk dipraktekkan jika dibandingkan dengan sumur resapan yang memerlukan lahan luas dan biaya bahan yang cukup besar. Hanya saja, tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya memelihara keseimbangan lingkungan masih rendah. Oleh karena itu, komitmen bersama baik antara individu, masyarakat, pemerintah dan organisasi pencinta lingkungan mutlak diperlukan untuk kesuksesan penerapan teknologi tepat guna ini.

dari berbagai sumber.

Pelatihan Sistem Manajemen Laboratorium ISO 17025

Berikut iini kami sampaikan informasi bahwa kami akan berencana menyelenggarakan
Pelatihan Sistem Manajemen Laboratorium ISO 17025 pada :
Hari/ tanggal : Rabu - Jumat/19-21 November 2008
Waktu : 08.00 - 17.00 WIB
Tempat : PT. Embrio Biotekindo
Jl. Pajajaran Indah V No. 1 C
Baranangsiang - Bogor
Investasi : Rp 2.500.000,-
Besar harapan kami, untuk kesediaan Bapak/Ibu/Saudara berpartisipasi sebagai peserta dalam pelatihan tersebut.
Untuk registrasi dan informasi dapat menghubungi kami di telp 0251-8377973 atau email : training@mbrio-food.com.
MBrio Training Body
Ivone E. Fernandez

Kamis, Oktober 23, 2008

Uji Coba Gratis Jurnal SpringerLink di Perpustakaan UB

22 Oktober 2008
Setelah menyediakan jurnal-jurnal luar negeri dari berbagai disiplin ilmu lewat www.proquest.com, kali ini Perpustakaan Universitas Brawijaya menawarkan jurnal melalui www.SpringerLink.com. Uji coba gratis jurnal pada situs SpringerLink sendiri akan berlangsung hingga akhir November 2008.
Demikian penjelasan Kepala Perpustakaan UB Dra Welmin Sunyi Ariningsih MLib kepada PRASETYA Online belum lama ini. Welmin mengatakan, SpringerLink dipilih karena Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berencana akan melanggan jurnal Proquest sebagaimana yang dilanggan UB. “Hal ini untuk menghindari terjadinya overlapping pemanfaatan akses jurnal luar negeri melalui Proquest,” tandasnya.
Hak akses penuh dalam www.SpringerLink.com bisa didapatkan apabila pengguna terkoneksi melalui jaringan internet UB. Atau bagi para pengunjung Perpustakaan UB, bisa memanfaatkan layanan SpringerLink di ruang CDROM. Jurnal online ini memiliki 4.145.261 buah koleksi yang meliputi publikasi ilmiah (31.668 buah), jurnal (2.000 buah), koleksi buku seri (975 buah), koleksi buku (28.694 buah), koleksi Reference Works (136 buah), dan koleksi Protocols (16.800 buah). Adapun subyek koleksi meliputi 13 jenis, terdiri dari Architecture and Design (2.005 buah), Behavioral Science (63.110 buah), Biomedical and Life Sciences (874.432 buah), Business and Economics (110.779 buah), Chemistry and Materials Science (535.163 buah), Computer Science (311.285 buah), Earth and Environmental Science (188.061 buah), Engineering (176.189 buah), Humanities, Social Sciences and Law (172.242 buah), Mathematics and Statistics (276.079 buah), Medicine (745.507 buah), Physics and Astronomy (450.985 buah) serta Professional and Applied Computing (6.728 buah), dan featured tambahan berupa Chinese Library of Science (54.528 buah) serta Russian Library of Science (484.564 buah). [nik]

Selasa, Oktober 21, 2008

Stulabo

pada hari sabtu 18 Oktober 2008 telah dilakukan stulabo bagi mahasiswa baru. dari Laboratorium yang memberikan penjelasan adalah Bu Neneng karena ketua Lab sedang keluar kota (mudik ke Jogja) dibantu oleh asisten-asisten Bioindustri.
Pada saat diskusi ada yang tanya dan oleh Bu neneng dihadiahi buku karangannya.
selamat stulabo semoga menjadi mahasiswa TIP yang sukses
amiin
warga bioindustri

Rabu, Oktober 15, 2008

PPM - POT "THE FUTURE LEADERS"

Sekolah Tinggi manajemen PPM dan Pancawati Outdoor Training (POT) menyelenggarakan "PPM-POT The Future Leaders". Sebuah program pencarian talent untuk menjadi pemimpin masa depan di bidang manajemen & bisnis di Indonesia.

Selama tujuh hari, 40 peserta terpilih dari universitas seluruh Indonesia akan ditantang untuk menjadi "THE FUTURE LEADERS".

Sepuluh peserta terbaik akan mendapatkan beasiswa penuh program MM Wijayawiyata Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan biaya hidup selama program berlangsung (16 bulan) @ 70 juta rupiah.

Program pencarian talent akan diselenggarakan selama tujuh hari (4 - 11 Desember 2008) dengan pembiayaan seluruhnya ditanggung panitia.

1. THE ADVENTURE LIFE JOURNEY (4 - 7 Desember 2008)

* Selama empat hari, 40 peserta terpilih akan berpetualang di alam bersama Pancawati Outdoor Training.
* Selama program ini, peserta akan ditantang untuk mengembangkan kepribadian agar menjadi lebih percaya diri, efektif dalam membangun hubungan, pengembangan kelompok kerja dan semakin berani mengambil risiko dalam membuat keputusan.

2. THE MANAGEMENT & BUSINESS LEARNING (8 Desember 2008)

* Selama setengah hari , peserta akan belajar mengenai manajemen dan bisnis di Sekolah Tinggi Manajemen PPM.
* Peserta akan mempelajari:

* "How to start business and to develop business plan".
* Project management
* Team dynamics

3. THE FINAL ASSIGNMENT (9 Desember 2008)

* 40 peserta dibagi dalam 8 tim, yang akan diberikan tugas akhir melalui CITYBOUND.
* Setiap tim harus membuat perencanaan bisnis untuk dipresentasikan di depan para juri pada keesokan harinya.

4. THE INVESTOR MEETING (10 Desember 2008)

* Presentasi rencana bisnis di depan para juri.
* Menikmati suasana kota Jakarta sambil menunggu penilaian dari para juri.

5. THE GRADUATION (11 Desember 2008)

* 10 peserta terbaik akan diumumkan pada Graduation Event.
* Penyerahan penghargaan.
* Talk show dengan para peserta dan juri.

Persyaratan Peserta:

1. Mahasiswa tingkat akhir yang sedang dalam masa penyelesaian skripsi atau lulusan baru dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia (diutamakan dari luar P. Jawa).
2. IPK minimal 2,75 dari skala 4,00.
3. Memenuhi persyaratan administrasi:

* Melengkapi formulir data calon peserta (download disini) <http://www.lppm. ac.id/stm/ formulir_ pendaftaran. pdf>
* Menyertakan dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai data pendukung

* copy ijasah dan transkrip yang telah dilegalisir,
* copy dokumen-dokumen penunjukkan sebagai pengurus atau anggota dari suatu organisasi atau kepanitiaan,
* copy dokumen-dokumen penghargaan atas prestasi tertentu,
* dokumen hasil test bahasa Inggris setara TOEFL 500
* foto seluruh badan ukuran postcard

* Menyertakan surat rekomendasi dari Pimpinan Perguruan Tinggi atau Dosen Pembimbing dengan menggunakan format yang sudah ditentukan (download disini) <http://www.lppm. ac.id/stm/ surat_rekomendas i.pdf>
* Menyerahkan karangan ringkas, ketik 1 ½ spasi, dua halaman A4, dengan mengacu pada pertanyaan berikut.

* Pilih satu situasi yang baru terjadi dimana Anda berperan sebagai pemimpin. Gambarkan situasi tersebut secara ringkas dan jelas, gambarkan peran kepemimpinan Anda pada situasi tersebut, dan jelaskan bagaimana efektivitas kepemimpinan Anda serta perubahan apa yang terjadi pada masa itu atau setelahnya.
* Gambarkan tiga prestasi sangat penting yang telah Anda capai dalam hidup dan jelaskan mengapa Anda melihat prestasi tersebut sebagai sesuatu yang sangat penting.
* Gambarkan satu kekecewaan atau kegagalan yang pernah Anda alami. Bagaimana Anda menangani situasi tersebut dan apa yang dapat Anda pelajari darinya?
* Apa yang menjadi rencana karir Anda di masa depan dan mengapa demikian?
* Apakah ada informasi lainnya yang menurut Anda akan bermanfaat bagi Panitia PPM-POT "The Future Leaders" dalam mengenal dan mempertimbangkan Anda untuk menjadi salah satu peserta PPM-POT "The Future Leaders" Mohon agar mengemukakan hal ini secara ringkas dan jelas.

Lamaran dikirim ke :

Panitia "The Future Leaders"
Sekolah Tinggi Manajemen PPM
Jl. Menteng Raya No. 9
Jakarta 10340

Pendaftaran ditutup tanggal 19 November 2008

40 peserta terpilih akan diumumkan tanggal 24 November 2008, melalui iklan di media, website, pos, atau email.

Informasi selengkapnya:

087881417601 (Clara/John)
Email: mm-ppm@stm.ppm- manajemen. ac.id mm-ppm@stm.ppm- manajemen. ac.id>

this message was sent from outside Lembaga Manajemen PPM

Lomba Menulis "Membangun Kepedulian Terhadap Kelestarian Hutan"

Lomba Menulis "Membangun Kepedulian Terhadap Kelestarian Hutan"
digagas dan dilaksanakan secara bersama oleh Yayasan Peduli Hutan
Lestari (YPHL), dan Harian Online KabarIndonesia (HOKI).

Lomba menulis kali ini diadakan untuk memperebutkan:
"The Excellence Award of Ir. H. Achmad Kalla" (Ir H. Achmad Kalla
Award) sebagai Bapak Lingkungan Hidup dan berbagai hadiah lainnya
dari sponsor pendukung kegiatan. Tujuan utama dari lomba ini adalah
untuk menginspirasi semua kalangan, baik akademisi, ekonom,
politisi, birokrat, mahasiswa/siswa, pendidik, dan masyarakat umum,
untuk sama-sama memikirkan cara-cara strategis bagi kelestarian
lingkungan hidup dan kelestarian hutan itu sendiri demi kelangsungan
kehidupan bagi ummat Dunia dan khususnya bagi perbaikan kehidupan
rakyat Indonesia.

Hadiah dan Penghargaan
Trophy: "The Excellence Award of Ir. H. Ahmad Kalla"
Juara 1 : Uang tunai Rp 20.000.000,- + Trophy + Notebook
Juara 2 : Uang tunai Rp 15.000.000,- + Trophy + Notebook
Juara 3 : Uang tunai Rp 10.000.000,- + Trophy + Kamera
Juara Harapan 1, 2 dan 3 masing-masing Rp. 1.000.000,- + Sertifikat

Ketentuan keikutsertaan lomba dan kriteria tulisan yang dapat
diikutkan adalah sebagai berikut:

• Ketentuan Umum:

1. Peserta adalah warga negara Indonesia, yang berdomisili di dalam
maupun di luar negeri;
2. Lomba dibuka untuk semua warga negara Indonesia tanpa
pengecualian agama, usia, jenis kelamin, status sosial, latar
belakang pendidikan, tempat domisili, profesi/keahlian, dan lain-
lain;
3. Lomba dimulai dari tanggal pengumuman iklan yang ditayangkan di
Kompas oleh Yayasan Peduli Hutan Lestari (YPHL) dan Harian Online
KabarIndonesia (HOKI). Ditutup pada tanggal 31 Oktober 2008, pukul
23.59 WIB;
4. Hasil lomba menulis ini akan dinilai oleh Dewan Juri untuk
dipilih 6 orang pemenang;
5. Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu
gugat, serta tidak melayani tanya jawab;
6. Pengakuan Ketentuan Lomba: Dengan mengirimkan naskah tulisan
untuk diikutsertakan pada lomba ini, maka peserta menyatakan diri
tunduk kepada semua ketentuan tersebut di atas berikut sanksi-
sanksinya;
7. Peserta yang mengirimkan naskah tulisan dengan nama orang lain
akan dikenai sanksi diskualifikasi dan tidak bisa menjadi juara.
Sanksi terhadap penyalahgunaan identitas, pemakaian identitas orang
lain dan/atau pemalsuan identitas akan dijatuhkan ke peserta lomba
menulis ini tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

• Ketentuan Khusus (Tulisan):

1. Tulisan asli perorangan bukan jiplakan, saduran atau terjemahan
dan belum pernah dipublikasikan di media lain baik Offline maupun
Online;
2. Tulisan berisi ulasan, opini, analisa kasus, dan/atau hasil
penelitian, dan bersifat ilmiah dengan didukung oleh data-data dan
referensi yang relevan;
3. Judul dan isi tulisan harus berkaitan dengan thema utama,
yakni "Membangun Kepedulian terhadap Kelestarian Hutan";
4. Panjang tulisan antara 1.500 hingga 2.500 kata (3-5 halaman A4);
5. Setiap peserta boleh mengirimkan tulisan sebanyak-banyaknya;
6. Tulisan harus mengikuti kaidah penulisan menggunakan ejaan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar (Ejaan yang Disempurnakan) ;
7. Para Peserta wajib terdaftar sebagai Penulis di website
Kabarindonesia dot com (www.KabarIndonesia .com) Bagi yang belum
terdaftar silahkan klik "Daftar Jadi Penulis";
8. Tulisan dikirimkan melalui website KabarIndonesia dot com
(www.kabarindonesia .com) pada Rubrik "Lingkungan Hidup"
9. Tiap tulisan yang dikirim dengan maksud mengikuti lomba menulis
ini, agar dicantumkan tulisan: "Lomba Tulis YPHL" di awal artikel;
10. Hak cipta tulisan tetap pada penulis, tetapi hak publikasi/hak
pakai ada pada Yayasan Peduli Hutan Lestari (YPHL) dan Harian Online
KabarIndonesia, terhitung sejak tanggal 16 September 2008;
11. Kami juga memberikan kesempatan untuk mengirimkan hasil karya
anda melalui Pos (Hardcopy) dengan menyertakan Softcopy dalam bentuk
CD ke: PO BOX 8229/jkssb

Waktu Pelaksanaan
Rangkaian kegiatan yang terdiri atas beberapa tahapan ini akan
dilaksanakan dari tgl 16 September s/d awal Desember 2008

Informasi selengkapnya bisa dilihat:
Situs lomba-nulis blogspot dot com
http://www.lomba- nulis.blogspot. com/

Secara operasional, kegiatan dilaksanakan oleh:
"Panitia Lomba Menulis dan Fotografie"
Yayasan Peduli Hutan Lestari (YPHL)
Graha MIK Lt. 8 - Taman Perkantoran Kuningan
Jl. Setiabudi Selatan Kav. 16-17 - Jakarta 12920 - Indonesia
Tel.: +62-21 5794 1809 - FAX: +62-21 5794 1811
Email:
redaksi@kabarindone sia.com

redaksi[at]kabarind onesia.com

Sabtu, Oktober 11, 2008

Kapang Monascus purpureus dalam angkak sebagai penurun kolesterol

Oleh kelompok 3 :

Andan Linggar Rucitra 0711030012

Arini Yuniarti 0711030014

Esty Rachmawati 0711030006

Yeni Yuliasia 0711030058

Virhanty Ernita SP 0711030028

Anggun Safarina 0711030038

Novan Lutvianto 0711030056

Henny Citra Dewi 0711030002

Kapang berbeda dengan bakteri dan khamir. Kapang adalah multiseluler yang bersifat aktif karena merupakan organisme saprofit dan mampu memecah bahan – bahan organic kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Di bawah mikroskop dapat dilihat bahwa kapang terdiri dari benang yang disebut hifa, kumpulan hifa ini dikenal sebagai miselium.

Kapang Monascus purpureus sudah digunakan sebagai bumbu masakan oriental sejak berabad silam. Kapang ini menjadi sumber berbagai senyawa penting, seperti pigmen biotek, toksin dan penghambat enzim. Kapang Monascus purpureus ini dapat berfungsi sebagai pewarna alami dan penghambat aktivitas biologi. Terdapat 14 senyawa monacolin yang terdapat dalam kapang merah ini, antara lain Monacolin K,J,L,M,X dan bentuk asam hidroksinya. Angkak atau beras merah merupakan produk olahan dari beras yang difermentasikan oleh kapang Monascus purpureus. Manfaat dari angkak adalah sebagai pengawet atau pewarna makanan yang alami serta sebagai bahan alami yang terbukti efektif untuk mereduksi kadar kolesterol dalam darah. Berkat berbagai senyawa itu angkak dapat dipakai untuk obat memperbaiki peredaran darah sampai meredakan sakit lambung, mengobati memar, gangguan pencernaan dan mulas pada bayi.

Senyawa obat yang terdapat di dalam angkak sesungguhnya merupakan produk metabolit sekunder dari kapang Monascus purpureus, yaitu lovastatin. Kadar lovastatin pada angkak sekitar 0,2 persen. Mevinolin dan lovastatin merupakan dua komponen bioaktif di dalam angkak yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Senyawa-senyawa ini mampu menghambat kerja enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl CoA reductase (HMG-CoA reductase), yaitu enzim yang bertanggung jawab dalam proses sintesis kolesterol inhibitor,yang dapat menurunkan simpanan kolesterol intrasel serta menghambat sintesis very low density lipoprotein (VLDL) di hati. Mengingat VLDL adalah prekursor LDL, penghambatan sintesis VLDL secara otomatis akan menurunkan jumlah LDL. Kadar kolesterol tinggi sangat tidak dikehendaki karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Dengan terhambatnya kerja enzim HMG-CoA reductase oleh senyawa yang ada pada angkak, laju sintesis kolesterol di dalam tubuh dihambat, sehingga secara nyata dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh. Keyakinan tersebutlah yang mendorong penggunaan angkak dalam terapi hiperkolesterolemia sekaligus obat bagi penyakit jantung.

Cara pembuatan angkak diawali dengan mencampur beras dan air dengan menggunakan perbandingan 2:1. Proses pencampuran dibiarkan selama 24 jam agar kelembapan meningkat, sehingga cendawan mudah berbiak. Kemudian campuran untuk pembuatan angkak ditiriskan, kemudian memasukkan beras basah ke dalam botol selai dan ditutup kertas roti. Lalu disiapkan satu spatula cendawan, sekitar 0.01g. Selain itu juga disiapkan 5% tepung beras, 0,25% potasium dihidrogen fosfat, 0,15% sodium nitrat, 0,1% magnesium sulfat, 0,1% monosodium glutamat, 0,001% kalsium klorida. Kemudian campurkan pada beras. Inkubasi selama 5-7 hari larutan Monascus sp. Jika warna larutan sudah merah dan padat, berarti siap untuk digunakan. Setelah beras dingin, cendawan lalu diinokulasikan. Proses fermentasi selesai ketika warna beras berubah merah keunguan.

Tindak lanjut dari pembuatan angkak ini adalah sebagai inovasi dibidang farmasi untuk penurun kolesterol (hiperkolesterolemia), sedangkan secara komersil, angkak telah diproduksi sebagai suplemen makanan dalam bentuk kapsul.

Kamis, Oktober 09, 2008

Pembuatan Pakan Ternak dari Limbah Kakao dengan Bantuan Aspergillus niger

By Kelompok 1

Asperigillus niger sangat bermanfaat dalam dunia industri. Jamur ini sering dimanfaatkan untuk pembuatan asam sitrat. Asam sitrat merupakan salah satu asam organik yang banyak digunakan di dalam industri kembang gula, makanan dan minuman, disamping industri-industri lain seperti industri farmasi, kosmetik dan sebagainya.

Berdasarkan kajian Direktur Eksekutif Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LRPI), dan Peneliti PPKKI Jember, kulit buah kakao dan kopi banyak mengandung hara mineral khususnya kalium dan nitrogen dalam jumlah yang cukup tinggi dan jika diolah dengan teknologi khusus bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak yang memiliki prospek bagus.

Produksi enzim telah dilakukan melalui media fermentasi terendam dengan menggunakan jamur Aspergillus niger di dalam medium fermentasi yang mengandung dedak gandum sebagai substrat. Enzim yang dihasilkan antara lain enzim xylanase dalam jumlah besar dengan sedikit enzim selulase. Aspergillus niger ATCC 6275 di kultivasikan dalam erlenmeyer yang berisi substrat dedak gandum dan larutan medium fermentasi yang mengandung garam-garam mineral dan sumber nitrogen pada fermentasi terendam.

Cara pembuatannya adalah campurkan air dengan gula pasir, urea, NPK dan campur dengan Asperigillus Niger kemudian diaerasi 24-36 jam, dan setiap beberapa jam buihnya dibuang. Larutan Asperigillus siap dipakai. Limbah kopi dicampur dengan larutan Asperigillus yang siap pakai lalu didiamkan selama 5 hari, maka jadilah limbah kopi terfermentasi. Kemudiaan limbah ini dikeringkan, setelah limbah tersebut kering giling sehingga menjadi tepung limbah kering yang siap menjadi makanan ternak.

Kamis, September 25, 2008

Fermentasi Wine

Kelompok 6

Keanekaragaman pangan yang ada di nusantara ini tidak terlepas dari kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia yang plural. Kalau diperhatikan dengan seksama tidak sedikit dari produk pangan yang dikembangkan merupakan hasil dari fermentasi. Salah satu jenis mikroorganisme yang digunakan dalam fermentasi adalah yeast(khamir).

Salah satu contoh proses fermentasi yaitu pada proses pembuatan wine. Wine dibuat dengan bioproses traditional dan modern. Anggur merupakan salah satu bahan baku yang dapat digunakan dalam pembuatan wine karena memiliki kandungan glukosa yang tinggi yaitu 75-150 mg/ml. Dalam proses fermentasinya khamir yang biasa digunakan yaitu saccharomyces cerevisiae.

Pada pembuatan wine tedapat tahapan-tahapan proses:

  1. Penghancuran dan perlakuan anggur sebelum fermentasi

Proses pertamakali yang dilakukan adalah menghancurkan anggur. Untuk wine putih kulit dari anggur dihilangkan, sedangkan wine merah dihancurkan beserta kulitnya. Setelah itu dilakukan pendinginan pada suhu 5 – 10 o C dalam waktu 24 – 48 jam dengan bantuan enzim pectolitic untuk menghancurkan material anggur.

  1. Fermentasi alkohol

Secara tradisional fermantasi dari anggur dilakukan di dalam tangki kayu yang besar atau tangki beton, tetapi kebanyakan wine modern sekarang menggunakan tangki stainless steel yang canggih
dengan fasilitas pengontrol suhu, alat pembersih dan lainnya. Anggur putih secara umum difermentasi pada suhu 10-18 derajat celcius untuk 7-14 hari atau lebih, sedangkan Anggur merah difermentasi antara 7 hari dengan suhu antara 20-30oC. Pada fermentasi ini yeast yang digunakan yaitu saccharomyces
cerevisiae
yang diinokulasi dalam jus dengan populasi 106-107 cells/ml.

  1. Fermentasi Malolactic

Fermentasi ini terjadi alami 2 sampai 3 minggu setelah fermentasi alkohol selesai, dan berakhir 2 sampai 4 minggu
Reaksi ini mengubah dekarboksilasi L-malic acid menjadi L-lactic acid dengan menurunkan kadar keasaman wine dan menaikkan pH antara 0,3 sampai 0,5. Penurunan kadar keasaman dengan fermentasi ini membuat wine lebih lembut, rasa yang matang dan rasa yang lebih menarik. Tidak semua jenis wine memerlukan proses fermentasi malolactic.

  1. Proses setelah fermentasi

Kebanyakan wine putih tidak disimpan dalam jangka waktu yang lama setelah fermentasi alkohol atau fermentasi malolactic selesai. Pada wine merah yang sudah tua antara 1 sampai 2 tahun disimpan dalam tangki kayu (biasanya kayu oak). Selama ini, reaksi kimia ini memberikan kontribusi pada perkembangan rasa antara wine dan ekstrak komponen dari tangki kayu. Poin yang penting untuk mengontrol selama penyimpanan dan penuaan adalah pengeluaran oksigen dan penambahan dari sulfur dioksida ke level bebas antara 20 sampai 25 μg/ml. Sebelum pengemasan, wine mungkin disimpan di tempat yang bersuhu dingin antara 5-10oC untuk mengendapkan kotoran.

  1. Citarasa wine

Wine memiliki cita rasa tersendiri yang berasal dari anggur dan proses operasinya yang termasuk fermentasi alkohol, fermentasi malolactic dan penuaan. Kontribusi anggur dari banyak komponen yang mudah menguap (misal terpenes) itu memberikan wine variasi rasa.

    

    Setelah melalui tahapan-tahapn tersebut wine bias langsung dikemas dan dipasarkan atau dikonsumsi.


 

KHAMIR GENUS CANDIDA UNTUK BIOREMEDIASI LINGKUNGAN TERCEMAR HIDROKARBON

Dewasa ini pencemaran lingkungan di muka bumi semakin meningkat. Pencemaran lingkungan oleh senyawa hidrokarbon minyak terus mengalami peningkatan dan telah menimbulkan dampak yang berarti bagi kesehatan organisme hidup.Hal ini dikarenakan keegoisan manusia dalam memanfaatkan potensi alam tanpa memperdulikan akibat yang ditimbulkan dari hasil eksploitasi. Salah satu pencemaran tersebut adalah pencemaran yang ditimbulkan dari banyaknya tumpahan-tumpahan minyak bumi di lautan.

Minyak bumi kasar atau baru keluar dari sumur eksplorasi mengandung ribuan zat kimia yang berbeda baik dalam bentuk gas, cair maupun padatan. Bahan utama yang terkandung di dalam minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik.

Tumpahan minyak bumi merupakan salah satu jenis polutan laut, yang kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).

Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia.

Mikroba yang digunakan dalam mendegradasi minyak yang telah mencemari air laut adalah mikroba dari genus Candida. Cara yang digunakan isolat Candida dalam mendegradasi minyak dengan memanfaatkan hidrokarbon minyak untuk pertumbuhan dengan memotong hidrokarbon alifatik dan aromatic (Nurhariyati dkk, 2006).

1. Pendegradasian Hidrokarbon Alifatik jenuh oleh mikroorganisme meliputi oksidasi molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan penggabungan satu atom oksigen ke dalam hidrokarbon teroksidasi.

2. Pendegradasian Hidrokarbon Aromatik oleh mikroorganisme yaitu metabolisme senyawa ini oleh mikroorganisme diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini. Kedua senyawa ini selanjutnya didegradasi menjadi senyawa yang dapat masuk ke dalam siklus Krebs (siklus asam sitrat), yaitu suksinat, asetil KoA, dan piruvat.

Secara umum, proses pendegradasian minyak bumi yaitu: Pada saat isolat candida melakukan biodegradasi pada hidrokarbon, candida memproduksi biosurfaktan (Nurhariyati, 2004). Biosurfaktan adalah surfaktan yang disintesis oleh mikroorganisme, terutama jika mereka ditumbuhkan pada substrat yang tidak larut dalam air. Dengan adanya surfakatan yang disintesis oleh mikroorganisme, minyak yang mencemari air laut dapat larut dalam air, dikarenakan surfaktan dapat mereduksi tegangan permukaan dan membentuk emulsi. (aQi, 2008)

Penelitian pertumbuhan isolate candida telah dilakukan oleh Nurhariyati (2004) dengan menumbuhkan dua isolat Candida sp. (Candida sp. B dan Candida sp. F ) pada media cair selektif yang berisi air laut sintetis dan substrat heksadekana (20 g/l) sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Kultur diinkubasikan pada shaker inkubator pada suhu 30° C dan agitasi 100 rpm selama 14 hari. Jumlah Candida yang telah dikembangkan pada laboratorium digunakan untuk bioremediasi laut.

Pembuatan Artikel ini telah didapat dari beberapa sumber referensi, diharapkan dapat menambah ilmu kita dalam memperbaiki lingkungan yang mulai tercemar. Pada artikel ini khususnya pencemaran yang ada di laut dengan memanfaatkan mikroba sebagai pendegradasi tumpahan minyak, Semoga Bermanfaat.

Crew penyusun :

Nova Alemina S 0711033009

Lailia Zulfa 0711033017

Dian Fitrohtin 0711030011

Ariesta Windi A 0711030013

Dwi Putri P 0711030021

Norma Eka Sari N 0711030023

Rindha Ayu R 0711030033

Fia Birtha A 0711030043

Lia Ristiyana 0711030061

Selasa, September 16, 2008

Pestisida alami pembasmi jentik nyamuk

Kelompok 9

Seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di bidang pertanian, kini insektisida tidak lagi bersifat kimia yang menyebabkan resisten bila digunakan dalam jangka waktu tertentu. Insektisida yang saat ini digunakan berasal dari mikroorganisme yaitu mikroba yang bersifat spesifik, yang hanya menyerang serangga tertentu dan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang biasa disebut bioinsektisida..

    Salah satu penggunaannya saat ini adalah dalam pembasmian jentik-jentik nyamuk. Bakteri yang digunakan sebagai vector adalah Bacilus thuringiensis
israelensis strain H-14 (Bti). Bakteri ini memproduksi Delta endotoksin yang merupakan bahan aktif yang bersifat patogen apabila dimakan oleh jentik nyamuk. Dalam waktu kurang dari 24 jam, jentik nyamuk akan mati. Bacillus thuringiensis var. Israelensis diperdagangkan dengan nama Bactimos, BMC, Teknar dan Vektobak. (Lahulima, 2008).

    Bakteri ini dapat memiliki kemampuan untuk membentuk kristal (tubuh paraspora) bersamaan dengan pembentukan spora. Kristal ini merupakan senyawa mengandung toksin (Delta endotoksin) yang tersusun atas subunit-subunit protein yang berbentuk batang atau halter, yang mempunyai berat molekul 130-140 kDa yang berupa protoksin. Ketika kristal protoksin ini masuk ke dalam tubuh serangga, oleh aktivitas proteolisis dalam system pencernaan serangga dapat diubah menjadi polipeptida yang lebih pendek (dengan berat molekul 27-149 kDa) dan bersifat toksin.

    Di dalam saluran pencernaan serangga toksin akan aktif berinteraksi dengan sel-sel epithelium di midgut serangga. Toksin Bt ini menyebabkan terbentuknya pori-pori (lubang yang sangat kecil) di sel membrane pada saluran pencernaan. Hal ini mengganggu keseimbangan osmotic sel-sel serangga tersebut. Bila keseimbangan osmotic terganggu, sel akan menjadi bengkak dan pecah, yang akhirnya akan menyebabkan matinya serangga (Hofte dan Whiteley, 1989)

Bila sasaran dari bioinsektisida adalah jentik nyamuk Anopheles, maka spora tersebut harus mengapung. Sebaliknya, bila sasarannya jentik nyamuk Aedes aegypti maka spora tersebut harus berada di dasar. Dengan demikian, bila bioinsektisida akan digunakan untuk mengendalikan jentik-jentik Anopheles dan Aedes aegypti, bahannya harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan perilaku jentik-jentik nyamuk tersebut.

    Perbanyakan bakteri ini dapat menggunakan pemanfaatan air kelapa, yang merupakan limbah pada pembuatan Virgin Coconut Oil atau menggunakan air rendaman kedelai, yang juga limbah pada pembuatan tahu dan tempe yang belum termanfaatkan (R.A Yuniarti, 2005)

Air kelapa dapat dijadikan media hidup bakteri Bacillus thuringiensis karena mengandung karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol, dan lain-lain. Unsur nitrogen berupa protein, tersusun dari asam amino, seperti alin, arginin, alanin, sistin, dan serin. Selain karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro berupa mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut di antaranya Kalium (K), natirum (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P), dan sulfur (S). Jika diteliti lagi, dalam air kelapa juga terdapat berbagai vitamin. Sebut saja vitamin C, asam nikotinat, asam pantotenat, asam folat, biotin, riboflavin, dan sebagainya.

    
 

        

Bakteri Geobacter sebagai Microbial Fuel Cell


 

Oleh kelompok 4:

  •  

Agung Rahmat S.

Dwi Agus

Fazlurrahman Faris

Firdha Anggasta

Febrina Grace

Palmira Ayu C.

Rheysa Permatasari

Yulvi Nizar N.

 

Bakteri Geobacter

Geobacter termasuk dalam genus proteobacteria. Geobacter yang pertama ditemukan di tambang batu bara di Sungai Potomac, Washington D.C. 1987. Bakteri ini bersifat anaerob, yaitu hidup pada tempat yang tidak ada oksigen. Geobacter ditemukan sebagai organisme pertama dengan kemampuan mengoksidasi komponen organik dan metal, termasuk besi, metal radioaktif dan komponen petroleum yang termasuk dalam lingkungan karbon dioksida yang tidak berbahaya saat menggerakkan besi oksida atau metal lain yang tersedia sebagai elektron penerima. Materi metabolisme geobacter dihasilkan dari 'pili' yang berukuran antara 3-5 nanometer seperti satuan yang melepas electron diantara makanan dan tubuh geobacter. Kemampuan ini menjadikan bakteri geobacter, mampu menguraikan limbah sekaligus menghasilkan listrik.


Spesies geobacter pertama dikenal dengan Geobacter metallireucens, merupakan organisme pertama yang ditemukan mengoksidasi komponen organik menjadi carbon dioksida dengan besi oksida sebagai penerima electron. Dengan kata lain, keuntungan energi Geobacter metallireducens dengan menggunakan besi oksida (karat-sepeti mineral) sama dengan kasus penggunaan oksigen pada manusia. Sebagai garis besar, Geobacter metallireducens dan spesies geobacter lain yang telah diisolasi sebagai model dari transforasi besi pada modem tanah akan menjelaskan fenomena geological, seperti akumulasi besar dari magnetite dalam formasi besi kuno.

Microbial Fuel Cell (Sel Bahan Bakar Mikroba)

Menciptakan kondisi alami, memicu peneliti menemukan suatu jenis bahan bakar baru, yaitu microbial fuel cell (sel bahan bakar mikroba). Semua jenis sel bahan bakar menghasilkan listrik, dengan memproduksi dan mengendalikan suatu arus elektron. Sel-sel konvensional, termasuk menggunakan pintalan dan dalam beberapa mobil prototipe, memperoleh elektron dengan melepaskan atom hidrogen. Dalam melakukan itu, sel-sel bahan bakar ini harus diberi persediaan hidrogen secara tetap. Sel bahan bakar mikroba memperoleh elektron dari limbah organik. Bakteri hidup dengan limbah sebagai bagian dari proses pencernaan mereka. Geobacter, menurut peneliti ini dapat `dibujuk` untuk menyampaikan elektron secara langsung kepada elektroda sel bahan bakar ke dalam suatu sirkuit. Ketika elektron dialirkan sepanjang sirkuit, mereka menghasilkan listrik. Sel bahan-bakar mikroba ini telah dicoba untuk menghasilkan listrik pada saat proses memurnikan limbah cair domestik.

Namun masih ditemukan beberapa kendala mekanisme, pemindahan elektroda oleh geobacter yang masih lambat. Peneliti masih harus mengetahui bagaimana membuat mekanisme ini lebih cepat dan menghasilkan tenaga yang lebih kuat. Sampai sejauh ini peneliti memiliki banyak gagasan, termasuk kemungkinan faktor voltase pada elektroda. Model pembangkit listrik Geobacter metallireucens itu dalam uji coba di laboratorium, saat ini baru mampu mengisi baterai telefon seluler dan kalkulator atau menyalakan satu lampu LED. Daya listrik yang dibangkitkan memang masih terlalu kecil, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, namun sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang paling mendasar di zaman teknologi komunikasi yang semakin maju.

Senin, September 15, 2008

Bakteri Thiobacillus ferrooxidans sebagai penanganan limbah pertambangan (Batu Bara)

Disusun oleh kelompok 7

Kelompok bahan galian metalliferous antara lain adalah emas, besi, tembaga, timbal, seng, timah, mangan. Sedangkan bahan galian nonmetalliferous terdiri dari batubara, kwarsa, bauksit, trona, borak, asbes, talk, feldspar dan batuan pospat. Bahan galian untuk bahan bangunan dan batuan ornamen termasuk didalamnya slate, marmer, kapur, traprock, travertine, dan granite.

Perkembangan teknologi pengolahan menyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat penting.

Salah satu jenis bahan bakar yang melimpah di dunia adalah batu bara. Pembakaran batu bara merupakan metode pemanfaatan batu bara yang telah sekian lama dilakukan. Masalah yang muncul sebagai akibat pembakaran langsung batu bara adalah emisi gas sulfur dioksida. Sulfur yang terdapat dalam batu bara perlu disingkirkan karena sulfur dapat menyebabkan sejumlah dampak negatif bagi lingkungan.

Energi batubara merupakan jenis energi yang sarat dengan masalah lingkungan, terutama kandungan sulfur sebagai polutan utama. Hal ini disebabkan oleh oksida-oksida belerang yang timbul akibat pembakaran batubara tersebut sehingga mampu menimbulkan hujan asam. Sulfur batubara juga dapat menyebabkan kenaikan suhu global serta gangguan pernafasan. Oksida belerang merupakan hasil pembakaran batubara juga menyebabkan perubahan aroma masakan atau minuman yang dimasak atau dibakar dengan batubara (briket), sehingga menyebabkan menurunnya kualitas makanan atau minuman, serta berbahaya bagi kesehatan (pernafasan).

Penyingkiran sulfur pada batubara dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu fisika, kimiawi, dan biologis. Penyingkiran sulfur secara biologis atau biodesulfurisasi adalah metode penyingkiran sulfur dengan menggunakan mikroba yang paling murah dan paling sederhana. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi biodesulfurisasi batubara, yaitu: temperatur, pH, medium nutrisi, konsentrasi sel, konsentrasi batu bara, ukuran partikel, komposisi medium, kecepatan aerasi COÌ, penambahan partikulat dan surfaktan, serta interaksi dengan mikroorganisme lain. Cara yang tepat untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mewujudkan gagasan clean coal combustion melalui desulfurisasi batubara.
Alternatif yang paling aman dan ramah terhadap lingkungan untuk desulfurisasi batubara adalah secara mikrobiologi menggunakan bakteri Thiobacillus ferrooxidans dan Thiobacillus thiooxidans. Penggunaan kombinasi kedua bakteri ini ditujukan untuk lebih mengoptimalkan desulfurisasi. Thiobacillus ferooxidans memiliki kemampuan untuk mengoksidasi besi dan sulfur, sedangkan Thiobacillus thiooxidans tidak mampu mengoksidasi sulfur dengan sendirinya, namun tumbuh pada sulfur yang dilepaskan setelah besi teroksidasi.

Dalam proses penanganan limbah pertambangan secara mikrobiologi menggunakan bakteri Thiobacillus ferrooxidans dan Thiobacillus thiooxidans. Penggunaan kombinasi kedua bakteri ini ditujukan untuk lebih mengoptimalkan desulfurisasi. Thiobacillus ferooxidans memiliki kemampuan untuk mengoksidasi besi dan sulfur, sedangkan Thiobacillus thiooxidans tidak mampu mengoksidasi sulfur dengan sendirinya, namun tumbuh pada sulfur yang dilepaskan setelah besi teroksidasi.



 

Gambar Bakteri Thiobacillus ferrooxidans


 

Adanya oksidasi pirit merupakan penyebab utama munculnya permasalahan di lahan sulfat masam. Menurut Dent (1986); Alloway dan Ayres (1997) proses oksidasi pirit pada tanah sulfat masam terjadi dalam beberapa tahap dan melibatkan proses kimia serta mikrobiologi. Mula-mula oksigen terlarut dalam air tanah bereaksi lambat dengan pirit, menghasilkan besi fero (Fe2+) dan sulfat atau unsur belerang. Reaksi tersebut adalah sebagai berikut :

FeS2 + ½ O2 + 2 H+ à Fe2+ + 2 S + H2O

Oksidasi belerang oleh oksigen terjadi sangat lambat, tetapi dengan bantuan bakteri autotrop yang berperan sebagai katalisator, proses berjalan dengan reaksi sebagai berikut:

S + 3/2 O2 + H2O à SO42- + 2 H+

Menurut Anonim (2002b), bakteri tersebut adalah Thiobacillus thiooxidans dan merupakan bakteri chemolithotrophs yang menggunakan S yang tereduksi sebagai sumber energi. Asam sulfat merupakan hasil akhir dari reaksi tersebut dan menyebabkan pH lingkungan disekitarnya 2 atau kurang. Menurut Anonim (2002a) beberapa bakteri pengoksidasi yang toleran terhadap kemasaman adalah Thiobacillus ferrooxidans, Thiobacillus thiooxidans pada pH 2-3, dan Thiobacillus acidophilus pada pH 1,4.

Menurut Breemen (1993), kecepatan penurunan pH akibat oksidasi pirit ditentukan oleh jumlah pirit, kecepatan oksidasi, kecepatan perubahan hasil oksidasi, dan kapasitas netralisasi.


Gambar. Penguraian pada FeS2

Dari uraian proses oksidasi senyawa pirit diatas terlihat bahwa mikroorganisma (bakteri pengoksidasi) sangat berperan sekali dalam proses oksidasi senyawa pirit, baik sebagai pengoksidasi sulfat maupun besi. Tanpa adanya bakteri sebagai katalisator proses oksidasi secara kimia berjalan sangat lambat. Berdasarkan perhitungan, oksidasi yang disebabkan oleh mikroba beberapa ratus kali lipat lebih besar dibanding oksidasi secara kimia.

Proses oksidasi senyawa pirit dan reduksi dari ion atau senyawa yang dihasilkannya terjadi secara kimia dan biologi.Dalam proses penanganan limbah pertambangan secara mikrobiologi menggunakan bakteri Thiobacillus ferrooxidans dan Thiobacillus thiooxidans. Penggunaan kombinasi kedua bakteri ini ditujukan untuk lebih mengoptimalkan desulfurisasi. Thiobacillus ferooxidans memiliki kemampuan untuk mengoksidasi besi dan sulfur, sedangkan Thiobacillus thiooxidans tidak mampu mengoksidasi sulfur dengan sendirinya, namun tumbuh pada sulfur yang dilepaskan setelah besi teroksidasi.

Kamis, September 11, 2008

Keluarga Baru Lab Bioindustri

Pada Hari Selasa 10 September 2008, mbak Yuli Laboran Bioindustri melahirkan putra pertamanya di Melati Husada jl kawi Malang. Putra pertama tersebut diberi nama RAHARDIAN AL FARIZI
semoga menjadi anak yang shaleh dan membahagiakan orang tua.
kami keluarga besar bioindustri turut berbahagia
atas nama seluruh warga Bioindustri
tertanda
ketua
Nur Hidayat

Senin, September 08, 2008

Menghitung Biaya produksi dan Pemasaran Jamur Tiram Segar

Dalam budidaya jamur tiram, maka fakto pemasaran dan penentuan harga jual produk menjadi penting untuk diperhatikan. Berapa harga yang harus ditentukan agar kita tidak rugi. Berapa persentase tiap komponen yang perlu diperhitungkan agar layak tidaknya usaha kita dapat diperkirakan. Disini akan kami coba paparkan secara sederhana perhitungan biaya produksi dengan contoh rupiah dan persentase. Contoh rupiah untuk memudahkan. Namun karena harga bahan baku ataupun yang lain serta harga pasar berfluktuasi maka angka persen diharapkan akan mempermudah perhitungan. Angka-angka yang ada akan mudah dikembangkan jika diolah dengan worksheet seperti excel dsb. Komponen yang dilibatkan jug dapat ditambah, persentase dapt diubah dan sebagainya sesuai kondisi yang ada.

Pada tulisan ini dibuat singkat karena terbatasnya ruang. Silahkan dikembangkan sendiri.

Diasumsikan(berdasar hitungan yang dilakukan oleh usaha yang sedang dijalankan) biaya produksi per kg jamur adalah Rp 4.460,-. Perajin/Petani dapat mengambil untung sebesar (60 %) yaitu Rp 2.740,- sehingga harga jual per kg jamur adalah Rp 7.200,- Ingat harga ini adalah harga ditingkat petani atau harga tangan pertama yaitu di tempat panen. Untuk mencapai harga sebenarnya masih banyak yang harus diperhitungkan.

Biaya produksi ditingkat petani (Rp 4.460,-) dihitung berdasarkan biaya tidak tetap (82,20%) dari total biaya produksi dan biaya tetap 13,70%. Biaya tidak tetap mencakup: jerami, bekatul, kapur, pembibitan, polibag, pupuk, kompos dan sebagainya yang umum digunakan. Biaya tetap mencakup depresiasi alat dan kombong serta tenaga kerja. Tenaga kerja dapat dihitung sebagai biaya tetap atau tidak tetap tergantung pelaksanaan di temapt usaha. Pada industry kecil sering masuk biaya tidak tetap karena mereka bekerja sesuai pekerjaan saat proses produksi yang dibayar harian.

Hitung total biaya produksi anda (misal Rp 7.045.200,-), hitung total pendapatan anda yaitu jumlah jamur yang dihasilkan dikalikan harga jual tingkat petani (missal Rp 11.376.000,-), lalu bagilah total biaya produksi dengan total pendapatan jika diperoleh 1: 1,61 (0,62 atau lebih besar dari 0,60) maka usaha anda ini layak untuk dilakukan. Jika kurang harap diperhitungkan kembali beberapa factor biaya dan juga harga jual yang anda tetapkan.

Pada penjualan jamur segar petani dapat menggunakan penjualan sendiri namun cara ini kurang efektif jika hasil cukup banyak dan semakin besar sehingga mau tidak mau kiat menggunakan jasa pedagang grosir atau pedagang eceran dalam bentuk pasar, rook atau supermarket. Tentunya masing-masing tingkat pedagang ingin memperoleh keuntungan. Semakin panjang rantai penjualan sampai ke konsumen maka beda dengan harga jual di tingkat petani akan semakin besar. Biaya yang dikeluarkan harus diperhitungkan pula dengan pajak dan transportasi. Umumnya harga jual ditingkat petani adalah 60% dari harga jual ke konsumen. Artinya harga jual yang kita tetapkan maksimum adalah 60 % dari harga yang berlaku di pasar.

Penambahan biaya sebesar 40 % meliputi: biaya pemasaran sampai ke tingkat pedagang eceran sebesar 8,33% (besar kecilnya ini tergantung daerah dan panjang pendeknya jalur) sehingga harga sampi ke pengecer menajdi Rp 8.100,-. Pengecer harus mengambil untuk untuk penjualananya (biasanya sebesar 20 %, disini dianggap mengambil untung 31,67%) maka harga di tingkat pengecer menjadi Rp 12.000,- per kg. apakah harga ini dapat anda capai. Harga jual ke konsumen sebesar Rp 12.000,- adalah harga perkiraan anda untuk melihat apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari harga yang sesungguhnya ada. Agar anda tahu untung tidak usaha yang akan kita lakukan jika menggunakan jasa orang lain (rantai distribusi). Biasanya setiap rantai menentukan biaya sendiri sehingga persentase yang ditulis bukanlah harga mati jadi dapat diubah sesuai dengan situasi di sekitar tempat usaha.

Produk jamur tiran yang dijual di pasar sering telah mengalami proses lebih lanjut missal pengemasan dan pendinginan. Penjualan dengan cara ini jug akan menambah biaya dn harga jualnya. Macam kemasan akan mempengaruhi harga jualnya. Jika produk ini yang anda pakai maka ada penambahan biaya lagi harga ditingkat petani bisa tidak lagi 60% tapi dapat turun sampai menjadi 20% jika produk dikemas dalam kaleng dan sebaginya.

Jadi saat anda menentukan harga jual maka lihat harga jual di tingkat konsumen, kemudian tarik mundur apakah harga yang anda tetapkan dapat bersaing. Jug untuk menentukan harga minimal yang harus anda tetapkan apabila produk anda akan dibeli oleh distributor (apakah anada harus mengantar produk ke distributor atau distributor yang akan mengambil sendiri)

Selamat mencoba menghitung usaha anda, agar anda tidak rugi dalam melakukan usaha budidaya jamur. Semoga sukses selalu menyertai anda. Amiin.

Selasa, September 02, 2008

Kuliah Bioindustri

berikut materi kuliah Bioindustri Minggu ke 2 tentang Bakteri dapat di download disini:
http://w1.uploadmb.com/dw.php?id=1220777308&/bakteri.ppt

untuk bakteri yang penting dlam industri:
http://www.ziddu.com/download/2075981/Bakterindustri.pdf.html

4.kuliah03-jamur