Kamis, Februari 26, 2009

Usulan proposal PKM 2008 yang Didanai

Pada tahun ini mahasiswa FTP yang proposal PKM nya didanai sebanyak 37 Buah.

7 buah proposal dibimbing oleh dosen TIP.

5 Proposal diantaranya dimbing oleh dosen dari Laboratorium Bioindustri, kelima judul tersebut adalah:

Pembimbing Nur Hidayat

  1. Pengembangan Usaha Minuman Ringan Legen dalam kemasan Sebagai Oleh-oleh Khas Kabupaten Malang (PKMK) oleh: Taufiq Widiarto (0611030080), Eva Novitasari Watin (0511030028) dan Herman Eko P (0611030035)
  2. Pemanfaatan Seresah Tebu untuk Biket Bioarang dan Abu Gosok Sebagai Upaya Meningkatkan Pendpatan Petani di Desa Sukonolo Kec. Bululawang Kab Malang (PKMM) oleh: Yanuar Tri Mulyono (0711020040), Eva Novitasari Watin (0511030028), Chilyatul Mustafidah (0711010091)
  3. Pemanfaatan Limbah Padat Agar-agar Sebagai Medium Agar untuk Media Pengujian Mikrobiologi yang Ekonomis (PKMP). Oleh: Dewi Kartika Sari (0511030022), Indah Susanti (0511030036) dan Lailatul Muniroh (0611030045)

Pembimbing Sri Suhartini

  1. Pemanfaatan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica) Sebagai Koagulan Pada Proses Penyaringan Sederhana Limbah Cair Agar-agar (PKMP). Oleh: Anang Nur Cahyo (0611030009), Irwan Hidayatullah (0511010044), Esti Rosaliana (0511030026) dan Indah Susanti (0611030045)
  2. Pemanfaatan Limbah Kertas Koran Menjadi Papan Partikel dengan Menggunakan Uji Fisik dan Mekanik (PKMP). Oleh: Andika Setiawan (0611030010), Lukman F irmansyah (0611030046) dan Agung Saputra (0711023003)

Selamat bekerja semoga sukses sampai Final. Amiin.

Rabu, Februari 25, 2009

Identifikasi Aspergillus

Identifikasi genus jamur dalam Grup I


 

  1. Spores 1-celled ………………………………………………….……. 2
  2. Spores with more than one cell ……………………………………….. 12
  3. Colonies, spores, and other tissues colourless or brightly coloured ……. 3

2 Colonies, spores, and/or other tissues dark coloured ………………….. 8

  1. Spores produced in chains ………………………………………….…. 4

3 Spores not produced in chains ……………………………………..…. 6

  1. Conidiophores with a swollen head or vesicle bearing bottle-shaped phialides àAspergillus

4. Conidiophores not swollen at apex …………………………………... 5

8. Spores in chains, produced externally ……………………………….. 9

8. Spores not in chains, produced inside sporangia or fruiting bodies (pycnidia) 10

9. Conidiophores with a swollen head or vesicle bearing bottle-shaped phialides; conidial chains unbranched à
Aspergillus

9. Conidiophores lacking a swollen apex; spore chains often branched; spores often both 1- and 2-celled à
Cladosporium


 

Identifikasi Aspergillus

A

Diameter koloni kurang dari 30 mm setelah satu minggu pda Czapek Agar pada suhu 250C ...........

  1. Aspergillus versicolor
 

Dimeter koloni lebih besar dari 30 mm setelah satu minggu pda Czapek Agar pada suhu 250C ...........

B

B

Kepala konidia hitam ...........................................

Aspergillus niger

 

Kepala konidia tidak hitam ..................................

C

C

Kepala kondia putih ............................................

Aspergillus cabdidus

 

Kepala kondia tidak putih ....................................

D

D

Kepala kondia hijau .............................................

E

 

Kepala kondia coklat ..............................................

J

E

Kepala kondia berwarna hijau keabu-abuan, koloni merah atau kuning dengan hifa berpigmen ............

Aspergillus glaucus

 

Koloni dan konidia hanya dalam bayangan yang berwarna hijau saja ..........................................

F

F

Kepala konidia berbentuk radiate atau terpecah dalam koloni pada usia lanjut ..............................

G

 

Kepala konidia berbentuk kolom/potongan kayu ....

I

G

Vesikula berbetuk gada yang memanjang .................

Aspergillus clavatus

 

Vesikula berbentuk bulat .......................................

H

H

Metula dan fialid dijumpai pada kebanyakan konidiofor .....................................................

Aspergillus flavus

 

Hanya fialid saja yang ada pada konidiofora ..........

Aspergillus parasiticus

Minggu, Februari 15, 2009

Perlunya Manajemen

Pada hari Sabtu, 14 Februari 2009,kami mengadakan perjalanan ke Jember untuk suatu urusan, yaitu mengambil alat-alat bantuan pada suatu UKM yang mengalami kegagalan. Sebenarnya suatu yang menyedihkan bagi kami jika harus menarik alat yang telah kami tempatkan pada suatu UKM, namun tentunya lebih menyedihkan lagi jika alat tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan menjadi onggokan rongsokan, sementara UKM lain mungkin dapat memanfaatkan.

Saat bertemu dengan sang pemilik UKM, beliau menyatakan sudah tidak sanggup lagi melakukan usaha karena rasanya sudah mentok untuk berbuat dan akhirnya memutuskan untuk berhenti. Usaha bapak ini sebenarnya terbilang sukses. Pada awal kita melakukan pembinaan, usaha beliau sangat kecil dan beranjak dari menjual kerupuk bikinan orangtuanya yang cukup juah dari Jember yaitu di Ambulu. Kemudian dengan tekun dia melakukan perubahan menjadi berproduksi beberapa produk seperti bumbu instan, terasi, ikan kemas bahkan sebenarnya untuk langkah kedepan telah kami siapkan alat untuk produk-produk kemas vakum.

Ketika usahanya berkembang, kesalahan yang beliau alami sebenarnya terletak pada manajemennya. Beliau tidak mudah percaya begitu saja pada orang, bahkan pada karyawannya yang kita rekomendasikan untuk membantu beliau dalam bidang administrasi atau keuangan, agar beliau tidak terlalu sibuk. Dia menjadi one man show, dia bekerja mulai dari mengawasi pembelian bahan baku, proses produksi, memesan label dan kemasan, sampai mencari pasar dan mengatur keuangan. Dalam hal ini,istrinyapun tidak terlibat.

Langkah beliau pada awalnya atau saat industrinya belum begitu meluas, memang ia sanggup menangani, namun saat semakin besar, ia disibukkan oleh banyak urusan yang sebenarnya dapat ia limpahkan ke orang lain. Mestinya UKM yang mulai berkembang, sang pemilik harus mulai berusaha untuk mengatur manajemen usahanya. Mulai mendelagasikan tugas ke yang lain sehingga secara bertahap berubah dari pemilik yang juga pekerja menjadi pemilik yang juga manajer ataupun direktur.

Dalam kebingungan mengatur lajunya perusahaan ia mulai terkena persoalan yang sering terjadi dalam dunia bisnis yaitu penipuan.dia tertipu oleh seseorang dari luar pulau sehingga rugi jutaan rupiah. Setelah kita bangkkitkan lagi dia mampu berkembang lagi, sayang dia justru semakin tidak percaya kepada orang lain sehingga banyak pesanan yang mandek karena bahan baku terhambat atau proses produksi yang menalami gangguan dan yang menyedihkan justru dia memutuskan berhenti berusaha.

Beliau tidak mau berusaha seperti temannya, yang hanya dari satu usaha membuat produk olahan tape dan menjual di salah satu ruang di rumahnya, kemudian dia sampai mampu membuka toko di pusat kota Jember di Jalan Trunojoyo dengan berbagai macam produk yang dihasilkan berbasis tape namun masih tetap dapat jalan-jalan kemana-mana, bahkan beliau mentraktir kami makan siang di kota Jember.

Ironi memang dua orang yang bersahabat, yang satu mau melakukan manajemen usaha sementara yang satunya sangat takut berbagai. Bahkan ketika ia menyatakan berhenti dia bilang kalau dia akan menyerahkan usahanya ke temannya karena temannya mampu melakukan manajemen dengan baik dan ia tidak sanggup untuk itu.

Andai ia mau berubah dan belajar dari orang lain, tentunya ia tak perlu berhenti berusaha, apalagi menjadi TKI kembali, sayang ia tidak mau.

Rabu, Februari 11, 2009

BSA 2009, Cari Wirausahawan Muda Potensial

JAKARTA (KR) – 10 Feb 2009 12:25:09 

Setelah sukses menggelar Shell LiveWire Business Star-up Award (BSA) 2008, kini PT Shell Indonesia kembali melakukan kegiatan serupa, yakni BSA 2009. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di kalangan anak muda dan memunculkan para wirausahawan muda yang menjadi inspirasi bagi kalangan muda juga.
"Kami sangat mendukung dan mengapresiasi program LiveWire BSA 2009 yang diselenggarakan PT Shell Indonesia. Program ini dapat membantu mengoptimalkan potensi generasi muda Indonesia dalam turut serta membangun negerinya," kata Deputi Bidang Kewirausahaan Pemuda dan Olahraga Menpora Sudradjat Rasyid di Jakarta kemarin.
Sri Wahyu Endah, Social Investment PT Shell Indonesia menambahkan, melalui ajang BSA 2009, Shell Indonesia mencari wirausaha muda pemula (usia 18-32 tahun) terbaik dan potensial. Untuk selanjutnya dikembangkan bisnisnya yang telah dijalankan minimal selama 3 bulan dan maksimal 24 bulan.
"Nah, bagi mereka yang terpilih, PT Shell Indonesia akan memberikan hadiah masing-masing Rp 20 juta untuk maksimal 10 pemenang," kata Sri Wahyu Endah seraya menyebutkan, para wirausaha muda yang terpilih akan memperoleh coaching dan mentoring untuk membantu mengembangkan usaha yang digelutinya.
Pendaftaran peserta BSA 2009 dimulai 5 Februari sampai 29 April. Informasi dapat diperoleh melalui Website Shell LiveWire Indonesia di www.livewire-indonesia.org atau UKM Center-Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di www.ukm-center.org.
Dikatakan, BSA 2008 telah menghasilkan 9 pemenang dengan bidang bisnis beragam. Menurutnya, dalam kurun waktu kurang dari satu tahun mereka telah berhasil meningkatkan usaha bisnisnya berkat penghargaan, media exposure, coaching dan mentoring. "Karena itu, untuk melanjutkan prestasi, pada tahun 2009 Shell berharap akan lebih banyak lagi wirausaha muda pemula yang ikut berprestasi dalam kompetisi ini," tegasnya.    (Ful/San)-k

Mengenal Saccaromyces cerevisiae

Saccharomyces cerevisia termasuk dalam genus Saccharomyces. Genus ini memiliki anggota atau spesies diantaranya adalah: S. cerevisiae, S. dairensis, S. exiguus, S. kluyveri, S. servazii, S. telluris, S. unisporus dsb. Saccharomyces termasuk khamir dan dalam klasifikasi termasuk dalam ascomycetes.
Khamir ini melakukan reproduksi secra tunas multilateral. Sel berbentuk globose, ellipsoidal atau silindris. Dapat membentuk pseudohifa tetapi tidak bersepta.
Fase vegetatif umunnya diploid, dapat terjadi konyugasi setelah perkecambahan askospora. dan askospora diploid dapat terbentuk. Askospora globus sampai elipsoidal pendek dengan dinding halus, biasanya terdiri satu sampai empat per askus kadang kadang lebih.
Pada medium malt ekstrak setelah 3 hari pada suhu 25 C sel berukuran 5 - 10 mikron kali 5 - 12 mikron dengan panjang dpat mencapai 30 mikron.
Saccharomyces mampu memfermentasi glukosa galaktosa, sukrosa, maltosa namun tidak laktosa. kemampuan ini dimanfaatkan manusia untuk membuat bio-etanol maupun roti.
Saccharomyces mampu mengasimilasi galaktosa, sukrosa, maltosa, trehalosa, rafinosa, pati terlarut dan D-Manitol.
Saccharomyces juga telah banyak di teliti untuk kepentingan rekayasa genetika. banyak publikasi tentang khamir ini. untuk info lebih banyak (publikasi jurnal, gratis untuk edisi 4 bulan sebelum bulan ini) dapat dilihat di http://aem.asm.org
silahkan mencari sesuai kepentingan anda.
salam

Minggu, Februari 01, 2009

Ampas Tahu Jadi Biogas

Rabu, 27 Februari 2008 | 03:47 WIB

Sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/02/27/03472538/ampas.tahu.jadi.biogas

Sumidi (45) sibuk memaku sabuk dari ban di tengah suasana bising dan hawa panas pabrik tahu di Dusun Kanoman, Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin (25/2) siang. Sabuk itu adalah salah satu bagian dari alat produksi tahu yang rusak.

Sejurus kemudian sang istri, Wastini (40), melintas. Siang itu ia sudah selesai masak. Ia tidak lagi cemas soal harga minyak tanah yang mahal dan sulit dicari. Wastini sekarang memasak menggunakan gas. Bukan gas hasil pembagian program konversi minyak tanah ke gas, melainkan dihasilkan dari proses pengolahan limbah pembuatan tahu dari pabrik tahu milik suami. Sudah tentu, gratis.

"Biasanya, sehari habis dua liter minyak tanah. Sekarang bisa masak sepuasnya, kapan saja, dengan gas gratis. Uang beli minyak untuk menambah uang jajan anak sekolah," ungkapnya.

Bukan hanya Wastini yang menikmati gas gratis. Dua rumah tangga lainnya juga menikmati biogas limbah tahu dari pabrik tahu Sumidi. "Sebenarnya bisa untuk lima rumah. Kalau ada tetangga yang mau pakai gas, kami persilakan. Namun, harus menyediakan sendiri kompor dan pipa penyalur gas," tutur Sumidi.

Sumidi boleh bersenang hati karena terpilih sebagai penerima bantuan pembuatan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) biogas dari Pemerintah Kabupaten Boyolali. Dengan biaya sekitar Rp 40 juta, di belakang rumahnya dibangun semacam sumur sedalam lima meter dan bangunan bertutup bulat seperti tempurung kelapa yang hampir rata tanah dan berkedalaman dua meter. Instalasi ini untuk mengolah air limbah secara sederhana. Di samping sumur, terdapat pipa penyalur gas yang dihasilkan dari limbah tahu.

"Saya hanya menyediakan tanah 10 x 10 meter persegi untuk tempat instalasi. Sebenarnya ini bisa buat dua pabrik, tetapi karena jarak pabrik berjauhan, sulit dilakukan," ujar Sumidi.

Perajin tahu lainnya, Budi Amiarso, juga gembira menerima bantuan IPAL biogas lima bulan lalu. Ada lima rumah yang memanfaatkan biogas limbah tahunya untuk memasak dan menyalakan petromaks.

"Biasanya lima liter minyak habis untuk tiga hari. Sekarang 15 hari belum tentu habis," kata Haryono, kakak Budi yang juga memanfaatkan biogas.

Ia juga memanfaatkan biogas untuk menyalakan petromaks. Namun, petromaks biogas hanya digunakan bila listrik padam.

Selain menghasilkan biogas, limbah akhir yang dihasilkan lewat IPAL biogas tidak berbau dan lebih cair. Perajin tahu biasanya membuang limbah pembuatan tahu tanpa diolah ke sungai ataupun ke selokan yang berakhir di persawahan.

Sebenarnya keluhan warga sekitar bukan tidak muncul terhadap limbah tahu yang dibuang begitu saja. Namun, karena sebagian besar warga mendirikan usaha pembuatan tahu, kondisi itu seperti dimaklumi.

Sayangnya, teknologi IPAL biogas ini makan biaya besar sehingga sulit dijangkau perajin yang kebanyakan berskala usaha rumah tangga. Padahal, mereka berminat menerapkan model IPAL biogas yang lebih ramah lingkungan dan bermanfaat. (Sri Rejeki)