Kamis, Februari 28, 2008

Indonesia relents over bird-flu sample release

http://www.nature.com/news/2008/080227/full/4511041b.html

Indonesia has resumed sending samples of the H5N1 bird-flu virus to the World Health Organization (WHO) after refusing to share samples for more than a year (see Nature 450, 1137 ; 2007). The US Centers for Disease Control and Prevention in Atlanta, Georgia, a WHO flu collaborating centre, has received a batch of samples from two patients — a woman who died earlier this month, and a girl hospitalized after her mother died of the disease.

The move is seen as an encouraging step towards ending a dispute in which Indonesia has argued that it is unfair that it should share samples without having access to affordable vaccines developed by countries using its samples. It wants a material transfer agreement to protect its rights over the samples.

The latest samples were sent under a draft agreement that allows the WHO to use them for research, but bans their commercial use without Indonesia's consent, says one source close to the negotiation.

Selasa, Februari 26, 2008

GBPP perancangan produk

POKOK-POKOK BAHASAN


 

MATAKULIAH    : PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

KODE/SKS        : TPI4206/4 (2-2)

INISIAL DOSEN    : NHT, SKI


 

DESKRIPSI SINGKAT:

Mata kuliah ini berisi tentang Produk, karakteristik bahan baku dan produk, , spesifikasi produk, penyusunan konsep, perencanaan organisasi, desain dan prototipe produk, teknik rekayasa nilai , ekonomi dan manajemen produk.


 

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan memiliki kemampuan secara komprehensif , merespon dan ketrampilan yang presisi tentang implementasi perancangan dan pengembangan produk dalam agroindustri


 

Pokok Bahasan 

Sub-Pokok Bahasan 

Waktu (jam)* 

Pendahuluan 

  1. Pendahuluan, Kontrak Kuliah, Penilaian, Tugas kelompok
  2. Tren Produk dan perubahan pasar

4 (NHT)

Kostumer

  1. Analisis Kebutuhan Pelanggan

  2. Tugas Kelompok 1: Ide produk baru

4 (NHT) 

Pemasaran produk 

  1. Pemasaran Produk Pangan
  2. Tugas Kelompok 2: Analisis Kebutuhan Pelanggan

4 (NHT) 

Nutrisi dan produk 

  1. Komposisi Bahan dan Produk
  2. Tugas Kelompok 3: Komposisi nutrisi dan harga Produk sejenis di Pasar

4 (NHT) 

Rekayasa Proses 

  1. Rekayasa Proses
  2. Tugas kelompok 4: Menyusun Cara pembuatan produk

4 (NHT) 

Pengembangan Produk 

  1. Uji Kualitas dan Organoleptik
  2. Pengembangan Produk Pangan

4 (NHT) 

QFD 

  1. Quality function deployment
  2. Praktikum Lab 5: Pembuatan Produk

4 (NHT) 

Konsep Produk 

  1. Konsep Produk

  2. Presentasi Hasil Percobaan Lab. (6)

4 (SKI)

Spesifikasi Produk 

  1. Spesifikasi Produk
  2. Tugas kelompok 7: Perbaikan Produk (penyusunan dan seleksi konsep)

4 (SKI) 

Pormosi 

  1. Promosi
  2. Pengemasan

4 (SKI) 

Rekayasa Nilai 

  1. Tugas kelompok 8: Promosi
  2. Rekayasa Nilai

4 (SKI) 

Analisis Ekonomi 

  1. Tugas kelompok 9: Perancangan kemasan
  2. Analisis Ekonomi pengembangan produk

4 (SKI) 

Manajemen Proyek 

  1. Manajemen Proyek
  2. Tugas kelompok 9: Membuat Analisis Finansial Produk

4 (SKI) 


 

Persentase penilaian


 

Komponen yg Dinilai                            Persentase

  1. Tugas (Laporan tertulis) – 9 buah
  2. Tugas (Presentasi) – 9 buah
  3. Pertanyaan (individu)
  4. Menjawab Pertanyaan dan komentar
  5. UTS
  6. UAS


 

Tugas bentuk tertulisnya disajikan dalam blog

Pertanyaan dapat saat presentasi ataupun komentar pada blog

Jawaban 9dari diskusi dan Blog)


 

Skala nilai (untuk tiap parameter bernilai 1 – 100)


 

A         80    -    100

B+         75.1    -    79.9

B         70     -    75.0

C+         65.1    -    69.9

C         60    -    65.0

D+         55.1    -    59.9

D        50    -     55.0

E        < 50


 


 


 


 


 

PUSTAKA:

  1. Barclay, I., Z. Dann and P. Holroyd, 2000, New product Development, Butterworth-heinemann, Oxford
  2. Edward, D.A., A.L. Taylor, and R.A. Lawrie, 1983, Upgrading Waste for feeds and Foods, Butterworth, London.
  3. Fuller, G.W., New product Development, CRC Press, London
  4. Gruenwald, G., 1997, How to Create Profitable new product, NTC Business Books, Chicago
  5. ___________, 2000, Marketing and Promotion Series. Pengembangan Produk baru (terjemahan) PT Elex media Komputindo, Jakarta
  6. McGrath, M.E., 2004, Next Generation product Development, McGraw-Hill, New York
  7. Side, C., 2000, Food Product Development, Iowa State Press, Iowa

Ulrich, K.T. and S.D. Eppinger, Perancangan dan Pengembangan produk (terjemahan), Penerbit Salemba teknika, Jakarta

Rabu, Februari 20, 2008

Pemamnfaatan jamur

PEMBUATAN PERMEN JELI JAMUR TIRAM


 

Bahan dan alat:

  1. Jamur Tiram            50 g
  2. Gula pasir            100 g
  3. Gelatin                20 g
  4. Air                100 g


 

Alat:

  1. Panci
  2. Kompor
  3. Pengaduk
  4. Loyang
  5. Pisau


 

Cara membuat:

  1. Rebus jamur tiram hingga masak kemudian blender dengan air secukupnya.
  2. Masukkan gula pada panci sebanyak 100 gram (1 ons) dan tambahkan jus jamur (blenderan jamur sebanyak 100 ml.
  3. Rebus dalampanci hingga mendidih dan air mulai berkurang (agak kental)
  4. tambahkan gelatin yang sudah dilarutkan dalam air.
  5. Aduk terus hingga kental (cairan jika diangkat dengan pengadung hanya menetes pelan.
  6. angkat dari kompor setelah agak dingin tuangkan ke dalam loyang.
  7. biarkan selama semalam
  8. potong sesuai ukuran yang dikehendaki kemudian lepaskan dari loyang.
  9. jika diinginkan permen dapat ditaburi dengan gula halus.
  10. permen siap dikemas.


 


 

PEMBUATAN KERUPUK JAMUR


 

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah:

  1. Jamur Tiram (1/2 kg),
  2. tepung
    tapioka (1/2 kg),
  3. telur bebek (2 butir),
  4. gula secukupnya,
  5. garam secukupnya,
  6. minyak goreng secukupnya,
  7. air (100 cc),
  8. tali/benang, dan plastik.


 

Peralatan yang digunakan adalah:

  1. kompor,
  2. dandang,
  3. baskom plastik,
  4. talenan,
  5. pisau,
  6. cobek/penumbuk dan sealer.


 


 

Proses Pembuatan

Tahapan dalam pembuatan kerupuk Jamur adalah sebagai berikut:

  1. Jamur dicuci hingga bersih
  2. kukus atau rebus hingga matang
  3. haluskan dengan gilingan daging atau ditumbuk
  4. campur tepung tapioka dengan air sedikit demi sedikit, kemudian masukkan jamur yang telah dihaluskan, telur bebek, gula dan garam, aduk dan uleni hingga kalis


 

  1. masukkan adonan ke dalam plastik atau daun dengan diameter ± 5 cm, dan ikat dengan tali/benang.


 

  1. kukus adonan hingga matang, angkat dan dinginkan


 

  1. iris tipis dan jemur hingga kering dengan menggunakan sinar matahari/mesin pengering.


 

  1. kerupuk jamur kering siap dikemas dan dijual mentah. Atau digoreng dan dikemas kemudian dijual dalam bentuk matang.

PEMBUATAN ABON JAMUR TIRAM

Bahan dan Alat


 

        Bahan yang digunakan adalah :

  1. Jamur Tiram (5 kg) ,
  2. Kelapa tua berukuran sedang (7 butir ),
  3. gula merah     (2 ons ),
  4. bawang merah (2 ons ),
  5. bawang putih (1 ons),
  6. cabe merah (½ ons ),
  7. ketumbar (40 gram), dan
  8. minyak goreng secukupnya.


 

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan abon cukup sederhana, yakni:

  1. kompor,
  2. panci email,
  3. wajan penggoreng,
  4. alat pengepres,
  5. timbangan,
  6. cobek atau blender,
  7. parutan,
  8. talenan,
  9. nyiru,
  10. baskom,
  11. pisau,
  12. pengaduk, dan
  13. alat penutup kantung plastik.


 

Proses Pembuatan

Tahapan dalam pembuatan abon ikan adalah sebagai berikut:

  1. Jamur tiram direbus selama 10 menit.
  2. dinginkan dan potongtipis-tipis mengikuti alut lamela atau suwiri dengan tangan.
  3. bumbu dihaluskan dan ditumis hingga wangi, kemudian masukkan jamur tiram yang telah disuwiri, dan tambahkan santan kental


 

  1. goreng campuran bahan tersebut hingga berwarna coklat tua


 

  1. tiriskan, dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya lalu didinginkan
  2. abon siap dikemas

    
 

Selasa, Februari 19, 2008

Laboratorium di Indonesia Belum Penuhi Standar Internasional

Sabtu, 16 Februari 2008 | 17:41 WIB

Laporan Wartawan Kompas, Elok Dyah Messwati

JAKARTA, SABTU - Khusus untuk pemeriksaan virologi, tidak ada satu pun laboratorium rujukan yang terakreditasi di Indonesia yang memenuhi standar internasional. Bila benar emerging infectious diseases merupakan ancaman, maka tugas negara adalah membuat regulasi yang baik dan menyediakan laboratorium rujukan yang handal setidaknya untuk level B dan C.

Bila tidak, maka Indonesia tidak bisa dilibatkan dalam surveilans internasional. Demikian pidato Pratiwi P Sudarmono saat pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Mikrobiologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta, Sabtu (16/2).

Pemerintah harus bersungguh melakukan revitalisasi laboratorium mikrobiologi klinik di rumah sakit dan mengatur tata cara kerja laboratorium rujukan secara nasional. Jika tidak maka praktik kedokteran di Indonesia, khususnya untuk menangani penyakit infeksi, pada dasarnya tidak berubah dari praktik kedokteran seabad yang lalu. Hal ini sekaligus menandai ketidaksiapan Indonesia menghadapi tantangan (re)emerging infectious diseases dan ancaman bioterorisme dari sisi mikrobiologi klinik.

Menyadari keterbatasan peralatan dan sumber daya manusia di laboratorium mikrobiologi klinik, di hampir semua negara di dunia, diberlakukan sistem rujukan laboratorium nasional. Laboratorium dibagi dalam empat level. Level A adalah laboratorium mikrobiologi klinik yang mampu secara rutin melakukan identifikasi mikroba dengan pewarnaan dan melakukan biakan berbagai patogen yang sering ditemukan sebagai penyeban infeksi di rumah sakit tersebut serta uji resistensi terhadap antibiotika.

Laboratorium level B adalah laboratorium rujukan, seharusnya merupakan laboratorium yang khusus ditunjuk untuk memeriksa bakteri tertentu seperti tuberkulosis atau virus. Laboratorium ini harus sudah mempunyai fasilitas BSL3. Laboratorium lebel B harus mampu melakukan diagnostik cepat dengan peralatan yang lebih canggih misalnya mikroskop fluoresens, dan bisa mengonfirmasi hasil dari laboratorium level A.

Bila ada dugaan adanya agen infeksi yang lebih berbahaya maka harus dirujuk lagi ke laboratorium level C yang dapat melakukan berbagai uji yang lebih canggih seperti PCR, molecul typing, strain typing dan pemeriksaan toksin. Level terakhir adalah level D untuk mikroba yang ditentukan dengan peraturan perundang-undangan harus dilakukan di BSL4. Di sini biasanya dapat dilakukan koleksi mikroba sebagai inventory, seperti halnya CDC di Amerika Serikat.
Sampai sekarang sistem rujukan mikrobiologi seperti di atas belum dilakukan secara tegas di Indonesia. Hal ini dinilai Pratiwi Sudarmono sangat memprihatinkan karena tidak semua penyakit infeksi di Indonesia dapat langsung ditangani oleh laboratorium mikrobiologi klinik di rumah sakit. (LOK)

Senin, Februari 11, 2008

Nomor 3

“Nomor 3?”

Setengah berbisik, seorang memanggil seraya jari-jarinya menyimbolkan angka 3.

Itulah cerita seorang teman tentang pengalaman pertamanya menempuh hari pertama ujian tengah semester, setelah kurang lebih 3 bulan yang lalu diterima menjadi mahasiswa di sebuh universitas dambaan semua orang, pasca sarjana lagi. Oh My God, bertanya, menyontek ataupun tindakan tidak jujur saat ujian memang tidak dibenarkan bukan hanya untuk mahasiswa pascasarjana, akan tetapi sejak playgroup hingga level S berapapun juga diharuskan untuk bersikap jujur saat ujian dan tentu saja dalam segenap aktivitas dikeseharian kita. Namun, hati ini semakin sakit, jiwa ini semakin terusik dan kalbu ini semakin tergoncang saat tahu ternyata justru mahasiswa pasacasarjana-lah yang notabene sebagai high educated people yang melakukan itu. Ah, yakin sekali, mereka pasti tahu mana hal yang baik, buruk, membanggakan, memalukan dan seterusnya. Pascasarjana man!

Masih cerita teman tadi, hari itu tampak mata-mata yang sedikit kemerahan dengan kantung mata yang cukup tebal, sebagai bukti kurang tidur alias begadang semalam. Pagi itu juga banyak bibir komat-kamit sibuk menghafal materi dari dosen. Entah belum sempat dihafal ataukah sudah dihafalkan semalam, namun hafalan tak sempat mengendap dan justru sudah menguap entah kemana. Semoga saja tidak hanya ingat tapi juga paham. “Banyak belajar banyak lupa, sedikit belajar sedikit lupa, ngga belajar ngga ada yang lupa”, begitu girauan teman satu kost untuk mengganggu teman yang sibuk belajar. Hm.. inikah potret mahasiswa kita? Masih tetap dengan system SKS-nya? Masih tetap sebagai penghafal dan bukan pembelajar?

Lain lagi cerita dari seorang sahabat. Masih tentang ujian yang selalu menjadi hari-hari istimewa bagi mahasiswa. Jam 09.00 teng, dosen pengampu mata kuliah bergelar doktor telah memasuki ruang ujian. Setelah selesai membagikan kertas ujian, beliau sekilas menjelaskan maksud soal, khawatir ada mahasiswa yang salah menginterpretasikan, salah ketik atau ada kesalahan teknis yang lain. Menit selanjutnya, dosen itu berlalu setelah meminta mahasiswa untuk menuliskan sebuah kalimat ajaib di bagian atas kertas jawaban:

Saya menyatakan bahwa,

Saya mengerjakan soal ujian ini sendiri dan tidak menyalahi aturan

Ttd

(Nama Lengkap)

Walhasil, ruang ujian itu sepi tanpa kehadiran seorang yang mengawasi ujian. Nyatanya, mahasiswa belum siap dengan kondisi ini. Menit-menit selanjutnya setelah dosen itu pergi, mahasiswa sudah sibuk dengan segala usahanya demi sebuah nilai A di KHS, atau agar dana beasiswa tetap bisa lancar mengalir ditahun kedua. “Beasiswa yang ku terima baru cair untuk tahun pertama, jika IP tidak bisa tembus minimal 3,25, matilah aku. Aku bisa mengundurkan diri, Biaya dari mana?” Pengakuan seorang kawan. Haruskah bersimpati atukah mengasihani ikhtiarnya yang keliru?

Saudara saya yang lain juga pernah mengeluh tentang teman-teman kelasnya yang “menteror” agar tidak bertanya saat presentasi di kelas. Plus “bisik-bisik tetangga” lengkap dengan tatapan sinis saat ada mahasiswa yang vokal mengajukan pertanyaaan-pertanyaan kritis. Hm.. bukankah dari pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan menghasilkan karya luar biasa.. Kenapa harus takut saat ada jari yang mengacung? Meminjam istilah Aa Gym: Kalau saya tahu, saya akan menjawab, kalau saya tidak bisa, itu akan menjadi PR bagi saya dan saya akan berusaha maksimal untuk mendapatkan jawabannya. Simple bukan?

Saat ujian berlalu, complain, protes dan ketidakpuasan akan segera menjadi trend di kalangan mahasiswa setelah nilai dari dosen terpampang di papan nilai. Ada yang tersenyum penuh takjub, karena saat ujian tidak begitu maksimal, namun yang keluar adalah nilai paling keren sedunia, A. Ada yang resah, karena mahasiswa yang tidak mengumpulkan tugas, namun nilai yang diperoleh bisa sama dengan mereka yang begadang demi selesainya paper yang dosen minta. Ada yang sedih dengan rantai karbon-nya (istilah untuk nilai C yang berjejer di KHS) padahal saat ujian ia bisa melangkah dengan pasti. Well, mungkin dosen punya pertimbangan sendiri dalam memberikan nilai A, B, C hingga Z. Karena tidaklah bijak, saat nilai hanya ditentukan berdasarkan hasil ujian semata. Itu juga yang dikeluhkan teman-teman pelajar yang protes karena kelulusan hanya didasarkan pada nilai UAN saja. Hasil belajar selama 3 tahun, harus diukur dengan ujian selama 3 hari. Sangat mungkin pada saat hari yang menentukan itu, kita lagi sakit, badmood, ada masalah ataupun hal lain yang menyebabkan focus dan konsentrasi untuk ujian menjadi sirna. Sedangakan kalau dinilai dalam keseharian belajar, sang siswa cukup aktif, rajin dan berprilaku baik. Atau…. bisa juga dosen yang khilaf saat memberikan nilai. Dosen juga manusia, bukan? gudangnya salah dan alpa (mahasiswa, apalagi..?). Saudaraku, itulah jika engkau meminta penilaian dari manusia. Peluang untuk diperlakukan tidak adil, tidak objektif dan seterusnya sangat mungkin terjadi. Tapi akan berbeda dengan penilaian Allah yang dijamin sempurna, tidak akan kurang hingga 0,00000000000 sekalipun, sangat tepat, tidak pernah salah dan tidak ada cela. La tahzan dengan nilai yang tidak sesuai harapan. Allah tahu saat kita lelah mencari referensi, begadang bermalam-malam untuk belajar, pegelnya kaki ini melangkah bolak-balik ke perpustakaan, panasnya maya ini berjam-jam di depan laptop, kerasnya usaha kita, Allah tahu semuanya.. biarlah Allah yang menilai kita. The most important thing adalah kita paham dan tidak hanya sekedar A yang muncui di KHS. (sstt. Tapi Allah juga tahu saat kita nge-game berjam-jam didepan laptop).

Berbeda lagi dengan cerita adik tingkat dalam diskusi singkat melalui handphone yang bingung mengambil mata kuliah pilihan saat pengisisan KRS (Kartu Rencana Studi) tiba. “Mata kuliah X sesuai dengan bidangku, tapi dosennya killer, nilainya susah! Pelit sekali untuk memberikan nilai A. Nah, kalau mata kuliah Y dosennya enak nih Kak neranginnya, tapi ini nggak nyambung dengan bidangku, aku kan ngambil manajemen bukan processing. Atau mata kuliah ini aja.. eh tapi dosennya sering ngilang, kebanyakan proyek.. kelas sering kosong.” O ow! (kamu ketahuan…- Matta Band)

Hm.. jadi sedikit ilfeel dengan pascasarjana, dengan rentengan title … jika tahu proses untuk mendapatkan title harus demikian. Memang ini adalah oknum dan tidak bisa dipukul rata bahwa seluruh mahasiswa pasca seperti itu. Saat belajar statistika, hipotesa ini masih harus dibuktikan dengan ukuran sampel yang mewakili, rancangan percobaan yang tepat bahkan kenormalan dan keragaman data juga harus dipenuhi, hingga kesimpulan yang diambil tidak keliru. Tapi pilang tidak, dari cerita teman2, baik itu teman kost, teman pengajian, teman kampus juga menceritakan hal yang nggak berbeda, alias SAMA. Ya Rabbi.. semoga saja ini hanya satu diantara seribu.

Duhai mahasiswa, apakah yang engkau cari?

Sebuah nilai A-kah?

Rentengan title-kah?

Dana beasiswa-kah?

Robi’ah Al Adawiyah dalam bukunya Ngga Sekedar Ngampus, telah mengingatkan kita untuk bisa menjadi pembelajar, bukan penghafal. Menjadi pengilmu dan tidak sekedar pengumpul nilai atau pemburu sertifikat seminar dan pelatihan. Memang tidak bisa dinafikkan bahwa nilai juga penting, Tapi dosen Statistika saya (Semoga Allah SWT. merahmati beliau) pernah “menenangkan”. Jika kita paham, maka nilai A itu pasti akan diperoleh dengan sendirinya. Ataukah kita akan lebih memilih rentetan nilai A di KHS namun saat anak SMA bertanya, sang master dan sang doktor masih kebingungan untuk mencari jawaban yang tepat…?

Allah berjanji akan mengangkat derajat hambaNya yang berilmu

dan janji Allah adalah pasti..

Selamat Belajar dan Terus Belajar!


Lagi belajar nulis

ria@alkahfia (Maria Ulfa - alumni TIP)

Rabu, Februari 06, 2008

Dear Bapak Ibu,

Dalam proses pengembangan produk baru, peranan flavor jelas sangat signifikan. Berbagai interaksi antar ingridien akan turut mempengaruhi flavor yang dihasilkan dalam sistem pangan. Oleh sebab itu, pemahaman dan pengetahuan flavor yang tepat merupakan salah satu kunci sukses untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Dalam seri seminar FOODREVIEW INDONESIA kali ini, akan dibahas mengenai tren flavor yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan produk baru, beserta standar dan regulasi yang berkaitan dengan hal tersebut. Selain itu, industri pangan juga akan mendapat pengetahuan yang komprehensif mengenai strategi penggunaan flavor pada produk pangan. Berkaitan dengan hal itu, Sebagai bahan referensi dan update informasi seputar flavor di industri pangan, berikut kami sampaikan informasi seri seminar FOODREVIEW INDONESIA, semoga informasi ini bermanfaat bagi kemajuan institusi dan kompetensi Bapak Ibu sekalian.

best regards,

Andang Setiadi

Ya ! Saya ingin didaftar sebagai peserta Seri Seminar FOODREVIEW INDONESIA : Flavor, The Key to Succes !

Peserta I

Nama    :......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... .......

Perusahaan     :......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... .......

Posisi     :......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... .......

Email     :......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... .......

Nomor Telepon     :......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... .......

Nomor faks

Nomor HP     :......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... .......

Alamat :    ......... ......... ......... ......... ......... ......... ......... .......

Payment Method

Please transfer your payment to no. acc. 91334027, BNI Cabang Darmaga Bogor or BCA no acc 736 019 1901A/n PT Media Pangan Indonesia, and fax back your receipt to 0251-310441 (FOODREVIEW INDONESIA MAGAZINE)

Confirmation details: after receiving payment receipt, seminar organizer will send you an email confirmation

Selasa, Februari 05, 2008

Riwayat hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI


 


 

Nama Lengkap dan gelar    : Ir. Nur Hidayat, M.P.        

Tempat/tanggal lahir         : Pati, 23 Februari 1961

            

Pendidikan:

Universitas 

Gelar 

Tahun Selesai 

Bidang Studi 

UGM - Yogyakarta 

B.Sc 

1984 

Mikrobiologi Hsl Pertanian 

UGM - Yogyakarta

Ir. 

1986 

Mikrobiologi Hsl Pertanian 

UGM - Yogyakarta 

M.P. 

1993 

Teknologi Hsl Perkebunan 


 

Pengalaman Kerja dan Penelitian

No 

Kerjasama Institusi 

Jabatan 

Periode Kerja 

Deptan - Unibraw 

Anggota peneliti 

1987 – 1988 

BPPT - Unibraw 

Anggota peneliti

1996 – 1999 

Dikti - Unibraw 

Anggota peneliti 

1995 – 2003 

Dikti - Unibraw 

Ketua peneliti 

1995 – 2003 

Menristek - Unibraw 

Ketua peneliti 

2004 


 

Pengalaman Profesional serta kedudukan saat ini

Institusi 

Kedudukan 

Tahun 

Unibraw 

Dosen

Sek Jur TIP

Ka Lab Bio 

1987 – sekarang

2004 – 2007

2007 - 2010 

Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia 

Anggota

Pengurus 

1990 – sekarang

2001 - sekarang 

Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia 

Anggota 

1993 – sekarang 


 

Daftar Publikasi tahun 1999 - 2006

Tahun 

Penelitian

1999 

Pemanfaatan angkak untuk makanan tradisional (BPPT) 

2000 

Minimisasi air dan garam untuk penyimpanan lombok segar (Dosen Muda) 

2000 

Pembuatan Tepung Singkong Rendah Oligosakarida Melalui Proses Fermentasi (Dosen Muda) 

2001 

Optimasi Bioremidiasi Bakteri Perombak Alkil Benzena Sulfonat.  (PHB IX/1)

2002 

Optimasi Bioremidiasi Bakteri Perombak Alkil Benzena Sulfonat.  (PHB IX/2)

2002 

Optimasi Produksi dan Ekstraksi -karoten dari Kapang dan Bakteri Untuk Pemenuhan Asupan Vitamin A pada Anak Melalui Makanan dan Minuman Ringan (PHB X/1)

2003 

Optimasi Produksi dan Ekstraksi -karoten dari Kapang dan Bakteri Untuk Pemenuhan Asupan Vitamin A pada Anak Melalui Makanan dan Minuman Ringan (PHB X/2)

2004 

Pemanfaatan Limbah Industri untuk Produksi Minuman Cuka Berkhasiat melalui Rekayasa Fermentor Multiguna (RUK X/1) 

 

Publikasi/Seminar
 

1999 

Optimasi sumber karbon dan nitrogen pada fermentasi angkak (Jurnal Ilmu dan Teknologi – BPPT Vol.1 No.2)

1999 

Aplikasi angkak pada pembuatan sinom dan analisis finansialnya (Konferensi Nasional Ilmu dan Teknologi Pangan, Semarang, Oktober 1999) 

2000 

Teknik Cepat Produksi Asam Asetat Dari Singkong Dengan pengurangan Tahap Fermentasi (Jurnal Teknologi Pertanian Vol 1. No. 1. April 2000)

2000 

Optimasi Konsentrasi Ragi dan Lama Inkubasi Pada Fermentasi Tape (Jurnal Ilmu-ilmu Teknik Vol. 12 No. 2. Oktober 2000) 

2000 

Determination of Frying Temperature and Vacuum Prerssure To Produce Pineapple Chips Using Simple Vacuum Frier (7th ASEAN Food Conference. 19 – 22 Nov 2000, Manila)

2003 

Model optimasi waktu bioremediasi alkil benzena sulfonat pada sistem kultur kontinyu (Jurnal Ilmu-ilmu Teknik Vol. 15 (1): 17 - 27

2003 

Optimasi produksi dan ekstraksi beta karoten dari kapang dan bakteri untuk pemenuhan asupan vitamin A pada anak melalui makanan dan minuman ringan. I. Optimasi produksi beta karoten dari kapang (Jurnal Ilmu-ilmu Teknik Vol. 15 (1): 65 - 73

2003 

Optimasi produksi dan ekstraksi beta karoten dari kapang dan bakteri untuk pemenuhan asupan vitamin A pada anak melalui makanan dan minuman ringan. II. Penggandaan skala produksi dan analisis finansial. (PHB X/2; Jurnal Ilmu-ilmu Hayati Vol 15 (2): 232 – 240.

2003 

Perencanaan unit pengolah limbah cair tapioca dengan sistem UASB untuk industri skala menengah. J. Tek. Pertanian Vol.4 (2): 91 – 107.

2003 

Produksi beta karoten limbah padat tempe: kajian jenis kapang dan konsentrasi ekstrak kecambah kedelai. J. Tek. Pertanian Vol. 4 (2): 108 – 122.

2004 

Optimasi waktu dan suhu pasteurisasi kombucha (PIT PERMI, Semarang, 26 - 28 Agustus 2004

2004 

Pembuatan rengginang ampas tahu kaya protein (Seminar Nasional PATPI, Jakarta, 17 – 18 Desember 2004. 

2005 

"Optimasi Penggandaan skala dan analisis financial produksi β-Carotene dari kapang Crysonilia sitophila untuk Pemenuhan Asupan Vitamin A pada Anak melalui Makanan dan Minuman Ringan" (Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik Vol.17 No.1 April 2005)

2006 

"Pembuatan susu probiotik dari ubi jalar. Seminar Nasional PATPI. Jogjakarta Juli 2006.