Kamis, Desember 24, 2009

Pohon Tua


Hujan tak jua turun dengan riang
seakan tahu kegundahan pohon tua
yang tak lagi tahu kapan burung-burung enggan hinggap lagi
satu per satu daun layu
ia makin tak yakin
akankah burung itu tetap mau hinggap
kepak sayapnya yang makin kuat
dan kicaunya nan makin riang
ia memang siap terbang
dan pohon itu sadar
ia bukanlah tempat hinggap

saat burung itu berteduh
ia merasa daunnya bermakna
bahkan saat burung itu keluarkan kotoran
ia anggap kesuburan yang diberikan

kini...............
ketika daunnya tak lagi meneduhi
ia hanya mampu menatap
akankah bayang sayap itu lenyap?
dan.................
akankah ada burung-burung lagi yang sudi hinggap>
jika
tebasan kapak siap menancap

Senin, Desember 14, 2009

Sedekah

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu : Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: Seorang lelaki berkata: Sungguh aku akan mengeluarkan sedekah pada malam ini. Lalu ia keluar membawa sedekahnya dan jatuh ke tangan seorang wanita pezina.
Pada pagi harinya, orang banyak membicarakan: Tadi malam, seorang wanita pezina mendapatkan sedekah. Lelaki itu mengucap: Ya Allah, hanya bagi-Mu segala puji, (sedekahku jatuh pada wanita pezina).
Aku akan bersedekah lagi. Dia keluar membawa sedekahnya dan jatuh ke tangan orang kaya. Pada pagi harinya, orang banyak membicarakan: Sedekah diberikan kepada orang kaya. Orang itu mengucap: Ya Allah, hanya bagi-Mu segala puji, (sedekahku jatuh pada orang kaya).
Aku akan bersedekah lagi. Kemudian ia keluar membawa sedekah dan jatuh ke tangan pencuri. Pada pagi harinya, orang banyak membicarakan: Sedekah diberikan kepada pencuri. Orang itu mengucap: Ya Allah, hanya bagi-Mu segala puji, sedekahku ternyata jatuh pada wanita pezina, pada orang kaya dan pada pencuri. Lalu ia didatangi (malaikat) dan dikatakan kepadanya: Sedekahmu benar-benar telah diterima. Boleh jadi wanita pezina itu akan menghentikan perbuatan zinanya, karena sedekahmu, orang kaya dapat mengambil pelajaran dan mau memberikan sebagian apa yang telah diberikan Allah kepadanya. Dan mungkin saja si pencuri menghentikan perbuatan mencurinya, karena sedekahmu.
(HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i dan Ahmad)
sumber: http://semenit.net dan http://warungislami.com

Senin, Desember 07, 2009

Bersyukur karena Tidak Korupsi

Aku bersyukur karena kini tiap siang telah ada lagi pengajian di televise sehingga siang hari di hari minggu tidak lagi harus melihat acara-acara yang tak bermakna bagi hati.
Hari ini ada ilmu yang cukup menarik berkait dengan menyambut hari anti korupsi. Tema tentang korupsi dibahas dengan gamblang.
Salah seorang yang juga ikut menyampaikan adalah mantan menteri olahraga (AD). Ada yang menarik yang ia sampaikan. Salah satu adalah cerita yang sudah sering kita dengar yaitu tentang seorang ibu dan anak gadisnya yang akan mencampur susu dengan air (mengurangi timbangan?). Namun keshalihan anak gadis ini menjadikan sang khalifah menjadikan ia sebagai menantunya hingga akhirnya melahirkan seorang ulama yang sangat terkenal hingga kini Umar bin Abdul Aziz.
Cerita yang juga tak kalah menariknya, meskipun telah kudengar berulang-ulang namun tetap menimbulkan getar di hati,yaiti kisah seorang pemuda yang menemukan apel kemudian dimakan dan saat separuh termakan ia baru ingat belum minta ijin dengan pemiliknya (kita juga baru saja melihat kasus seorang ibu yang mengambil biji kakao,orang yang mengambil semangka, pisang dsb). Setelah berjalan dan tertanya akhirnya ia ketemu dengan sang pemilik kebun. Sayang permohonan maaf dan ijin karena apel separuh telah masuk perutnya tidak diterima oleh pemilik kebun. Pemilik kebun mau memaafkan dan mengikhlaskan asal ia mau menikahi anaknya yang lumpuh, buta dan tuli. Pemuda ini kaget, namun karena ia meras berdosa dan tidak ingin hidupnya dilumuri dosa maka ia dengan tegas menjawab ia sanggup asal terampuni dosanya. Saat telah menikah ia kaget ternyata gadis itu amatlah cantik dan yang dimaksud lumpur adalah karena tidak pernah berjalan ketempat maksiat, buta karena tidak pernah melihat barang yang diharamkan untuk dilihat dan tuli karena tidak pernah mendengarkan omongan-omongan yang menyesatkan hati. Dan dari mereka kemudian lahirlah ulama yang amat terkenal Abu Hanifah.
Menjelang akhir ceramah ada cerita yang cukup menarik. Seekor binatang ditanya oleh malaikat: “Hai kerbau, ridhlokah engkau atas nikmat Allah yang engkau terima karena hanya mandi dikubangan? Kerbau itu menjawab: “Ya Malaikat, aku ridlho atas nikmat ini, dibandingkan kelelawar yang mandi dengan air kencingnya sendiri?. Lalu malaikat menemui kelelawar: Hai kelelawar ridhokah kamu yang mandi dengan air kecingmu sendiri? Kelelawar itu menjawab: “aku ridlho atas nikmat ini karena aku tetap dapat menikmati alam dengan kelebihan inderaku sehingga dapat terbang di malam hari dan mencari buah yang nikmat di alam bebas dibandingkankan cacing yang selalu di dalam tanah dan berjalan dengan perutnya. Lalu malaikat datang ke cacing: Hai cacing ridhlokan kamu dengan nikmat yang diberikan Allah ini? Cacingpun menjawab: “Aku ridhlo ya Malaikat atas nikmat ini dibandingkan dengan manusia yang tahu bahwa yang dimakan itu haram karena hasil korupsi namun ia tetap serakah memakannya.
Jadi? Jika kita ditanya malaikat apa jawaban kita?Semoga kita tidak termasuk yang disindir oleh cacing tersebut. Insya Allah.
Posted by Picasa