Rabu, Juni 18, 2008

Dadih Makanan Tradisional Yang Berasal Dari Daerah Sumatra Barat


 


 

    Dadih adalah bahan pangan tradisional dari daerah Sumatra Barat dan Riau, berasal dari susu kerbau segar yang dibuat dengan cara fermentasi alami dalam tabung bambu yang ditutup dengan daun pisang atau plastik. Proses fermentasi berlangsung secara alami pada suhu ruang dan susu akan menjadi kental (dadih) setelah 2 hari penyimpanan (fermentasi).

    Proses pembuatan dadih ini sangat sederhana. Pertama-tama susu kerbau segar yang baru diperah disaring untuk memisahkan kotoran atau benda asing yang masuk selama pemerahan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung bambu yang telah dipotong (dengan panjang masing-masing ± 5 cm dari ruas/buku bambu). Bambu yang digunakan harus masih segar atau belum kering, karena dari hasil penelitian buluh pada bagian dalam bambu inilah yang mengandung bakteri asam laktat (BAL) yang membuat susu kerbau menggumpal menjadi dadih. Kedua, tabung bambu yang telah berisi air susu kerbau ini ditutup dengan daun pisang atau plastik dan diikat dengan karet gelang. Ketiga, tabung bambu yang telah berisi susu kerbau dibiarkan dalam ruangan yang tidak kena sinar matahari langsung (difermentasi) selama ± 2 hari atau sampai menjadi kental/menggumpal.


 

    Proses pembuatan dadih dapat dilihat pada diagram alir berikut ini :


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

    Di Sumatra Barat cara komsumsi dadih ini berfariasi, ada yang langsung memakannya tanpa dicampur dengan bahan lain, ada yang dimakan dengan nasi setelah dikasih irisan bawang dan cabe, ada juga yang memakannya dengan cara dicampurkan dalam minuman es dan emping ketan. Selain itu dadih ini juga disediakan dalam pesta adat seperti pesta pernikahan dan acara pengangkatan datuk dan sudah menjadi makanan adat di daerah Sumatra Barat. Namun, dewasa ini dadih sudah mulai ditinggalkan karena kemasan yang tidak ekonomis dan cara penyajian yang tidak menarik, terutama bagi kalangan muda. Padahal jika dilihat dari segi kesehatan dadih ini memiliki banyak khasiat atau manfaat, karena adanya kandungan bakteri asam laktat (BAL). Oleh sebab itu diperlukan dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah untuk memberdayakan dan melestarikan dadih ini sebagai aset daerah yang memiliki potensi.

    Adanya kandungan BAL seperti Lactobacillus, Streptococcus, Leuconostoc dan Lactococcus membuat dadih memiliki khasiat kesehatan antara lain menyeimbangkan mikroba dalam saluran usus, menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang menyebabkan diare, menurunkan terjadinya mutasi sel, menurunkan kadar kolesterol darah dan meningkatkan sistim kekebalan tubuh. Kandungan gizi dan manfaat kesehatan yang dimiliki dadih menjadikannya sebagai produk pangan yang potensial untuk dikembangkan sebagai industri. Dadih dapat diproduksi sebagai 1) makanan jajanan seperti jelly dengan berbagai cita rasa yang disesuaikan untuk kalangan berbagai usia, 2)minuman segar seperti yakult atau campuran es krim, 3) produk makanan siap saji dengan tekstur padat seperti keju, mentega dan dapat digunakan untuk berbagai jenis makanan seperti lauk, isi roti lapis, pengisi makanan jajanan dan campuran berbagai jenis roti, 4) suplemen makanan dalam bentuk tablet, pil, powder, granula atau pasta yang berisi BAL asal dadih, baik dikonsumsi langsung ataupun untuk memperkaya berbagai jenismakanan dan minuman dan 5) sebagai sumber flavoring.

    Untuk pengolahan lebih lanjut menjadi mentega telah dilakukan penelitian oleh Yulia Rahmayani, mahasiswi Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya pada tahun 2007. dari hasil penelitian tersebut didapat mentega yang mengandung BAL dan memenuhi syarat sebagai pangan probiotik.


 

Informasi, kritik, saran atau pertanyaan dapat menghubungi Yulia Rahmayani,

e-mail : iya_tanjung@plasa.com

Rabu, Juni 11, 2008

PEMBUATAN KECAP ASIN LIMBAH KEPALA UDANG WINDU SECARA ENZIMATIS

Galuh Suryakusumah (0511030032)
Ksatria Estetika A. (0511030040)
Wawan Wahyudiono (0511030075)
Kecap ikan (fish sauce) merupakan cairan yang diperoleh dari fermentasi ikan dengan garam. Kecap ikan biasanya digunakan sebagai bumbu untuk memasak, pencelupan seafood, dan makanan orang Timur, dibuat oleh nelayan sepanjang negara Asean. Kecap ikan selama ini dibuat dari bahan baku ikan-ikan ukuran kecil yang tidak terjual atau tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi apabila dijual. Pembuatan kecap ikan pada ikan tersebut diharapkan akan meningkatkan nilai jualnya.
Udang adalah komoditas andalan dari sektor perikanan yang umumnya diekspor dalam bentuk beku. Potensi produksi udang di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Selama ini potensi udang Indonesia rata-rata meningkat sebesar 7,4 persen per tahun. Data tahun 2001, potensi udang nasional mencapai 633.681 ton. Dengan asumsi laju peningkatan tersebut tetap, maka pada tahun 2004 potensi udang diperkirakan sebesar 785.025 ton. Dari proses pembekuan udang untuk ekspor, 60-70 persen dari berat udang menjadi limbah (bagian kulit dan kepala) sehingga diperkirakan akan dihasilkan limbah udang sebesar 510.266 ton (Prasetiyo, 2004).
Selain itu, limbah yang dihasilkan dari proses pembekuan udang, pengalengan udang, dan pengolahan kerupuk udang berkisar antara 30% - 75% dari berat udang. Dengan demikian jumlah bagian yang terbuang dari usaha pengolahan udang cukup tinggi. Meningkatnya jumlah limbah udang masih merupakan masalah yang perlu dicarikan upaya pemanfaatannya. Hal ini bukan saja memberikan nilai tambah pada usaha pengolahan udang, akan tetapi juga dapat menanggulangi masalah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan, terutama masalah bau yang dikeluarkan serta estetika lingkungan yang kurang bagus (Marganof, 2003).
Menurut Sudibya (1998), komposisi nutrien limbah kepala udang windu segar masih mengandung protein cukup tinggi yaitu protein 45,54 persen, lemak 5,52 persen, serat kadar 15,31 persen, kalsium. 9,58 persen dan phospor 1,63 persen. Kepala udang yang telah dikeringkan kandungan protein 45,37 persen, lemak 5,91 persen, air 9,54 persen dan abu 18,28 persen.
Kecap ikan selama ini dilakukan secara tradisional. Pembuatan kecap ikan secara tradisional tersebut relatif memerlukan waktu yang panjang. Selain cara tradisional yang hanya menggunakan ikan dan garam, pembuatan kecap ikan dapat pula digunakan enzim. Rekayasa penambahan enzim proteolitik sebelum fermentasi dapat mempersingkat waktu pembuatan kecap ikan. Dalam hal ini tidak diperlukan lagi waktu adaptasi mikroorganisme untuk menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis protein.
Enzim proteolitik diantaranya terdapat dalam getah papaya (disebut enzim papain) dan kulit nanas (enzim bromelin). Papain murni dengan kadar 0,2% b/b pada suhu 550C dapat menghidrolisis sebanyak 80% protein ikan menjadi N terlarut dalam waktu 4 jam, sedang bromelin hanya 71,5%. Namun demikian, penggunaan enzim ini tidak mendukung pembentukan rasa dan aroma, oleh sebab itu, jika akan digunakan enzim papain harus ditambahkan bumbu-bumbu pembentuk rasa dan aroma (PTP, 2007)
Adapun proses pembuatannya yaitu pada tahap perlakuan awal pada kepala udang, kepala udang dibersihkan dari kotoran dengan melakukan pencucian dan ditiriskan. Setelah itu lalu dicincang halus atau digiling kasar. Pada tahap perlakuan fermentasi limbah kepala udang dengan sumber enzim alami (kulit nenas dan kulit pepaya), setelah kepala udang digiling kemudian dicampur dengan irisan enzim alam, dan dicampurkan secara merata de dalam wadah. Setelah selesai, campuran itu ditambahkan garam dan diukur pH 5-6. Lalu dimasukkan dalam wadah dan ditutup rapat. Kemudian diinkubasi dengan dengan lama penyimpanan 3 hari.
Menurut Rasyid (2006), pada tahap pembuatan kecap setelah selesai fermentasi, cairan ditambah air perbandingan 1:1, kemudian ditambahkan bumbu-bumbu dan dimasak pada suhu 70-80 0C selama 30 menit. Setelah itu kecap disimpan dalam botol dan ditutup.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz. 1992. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Hartinah, Sri et. al. 1993. Kecap Ikan Atau Udang, editor : Esti, Haryanto. http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/piwp/kecap_ikan_udang.pdf. Tanggal 16 Mei 2008
Marganof. 2003. Potensi limbah udang sebagai Penyerap Logam Berat (Timbal, Kadmium, dan Tembaga) di Perairan. http://tumoutou.net/702_07134/marganof.pdf. Tanggal akses 16 Mei 2008
Prasetiyo, Kurnia Wiji. 2004. Pemanfaatan Limbah Cangkang Udang Sebagai Bahan Pengawet Kayu Ramah Lingkungan. http://209.85.175.104/search?q=cache:y4pVFLbh3C4J:64.203.71.11/kompas-cetak/0407/15/Jendela/1148279.htm+data+%22limbah+udang%27&hl=en&ct=clnk&cd=6. Tanggal akses 19 Mei 2008
PTP2007. 2007. Kecap Ikan, dalam Ć¢€Mikrobiologi IndustriĆ¢€ karya Nur Hidayat, M.C. Padaga dan Sri Suhartini, terbitan Penerbit ANDI Jogja, 2006. http://ptp2007.wordpress.com/2007/09/11/kecap-ikan/. Tanggal akses 19 Mei 2008
Rasyid, Jamil. 2006. Optimalisasi Fermentasi Dengan Pemanfaatan Enzim Kulit Nanas Dan Papaya Pada Pembuatan Kecap Asin Limbah Kepala Udang Windu (Panaeus Monodon Fabricus). Majalah Teknik Industri volume 11/Nomor 19, Desember 2006
Sudibyo, 1998. Manipulasi Kadar Kolesterol dan Asam Lemak Omega-3 Telur Ayam Melalui Penggunaan Limbah Kepala Udang dan Minyak Ikan Lamuru. Program Pascasarjana, IPB

Selasa, Juni 10, 2008

Antioksidan Alami Penangkal Radikal Bebas Berbasis Jamun(SYZGIUM CUMINI L.)


Oleh: Aulia Aziz (Nim: 0611032005)

Departemen Agrikultural Amerika Serikat baru-baru ini mengeluarkan daftar sumber makanan yang mengandung anti oksidan terbanyak. Penelitian yang terbesar dan menyeluruh ini mengevaluasi lebih dari 100 macam makanan yang umum dikonsumsi.

Anti oksidan akan mencegah radikal bebas yang dihasilkan dari proses oksidasi normal dalam tubuh. Radikal bebas ini akan merusak sel-sel tubuh sehingga berisiko menimbulkan terjadinya penyakit kanker, jantung dan penyakit Alzheimer. Jenis-jenis anti oksidan antara lain vitamin A, vitamin C, vitamin E, Seng, Mangan, Koenzim Q10, Selenium dan lainnya.

Dari hasil penelitian makanan, termasuk juga sayuran dan buah-buahan yang menduduki peringkat teratas kandungan anti oksidannya antara lain kacang-kacangan misalnya kacang merah, blue berry, apel dan kentang. Bumbu dapur seperti kemiri dan kayu manis juga mengandung anti oksidan yang tinggi.

Penelitian ini menekankan kembali pentingnya mengkonsumsi banyak sayur dan buah-buahan yang sangat diperlukan tubuh, terutama untuk sayuran dan buah-buahan yang mengandung anti oksidan tinggi.

20 sumber terbaik Anti Oksidan (total kapasitas anti oksidan per-saji):

  1. Small Red Bean (kering) separuh gelas: 13727
  2. Wild blueberry 1 gelas: 13427
  3. Red kidney bean kering) separuh gelas: 13259
  4. Pinto bean separuh gelas: 11864
  5. Blueberry (olahan) 1 gelas 9019
  6. Cranberry 1 gelas (seluruhnya): 8983
  7. Artichoke (dimasak) 1 gelas: 7904
  8. Blackberry 1 gelas: 7701
  9. Prune setengah gelas: 7291
  10. Strawberry 1 gelas: 5938
  11. Red Delicious apple satu buah: 5900
  12. Granny Smith apple satu buah: 5381
  13. Pecan 1 ons: 5095
  14. Sweet cherry 1 gelas 4873
  15. Black plum satu buah: 4844
  16. Russet potato (dimasak) satu: 4649
  17. Black bean (kering) setengah gelas: 4181
  18. Plum satu buah: 4118
  19. Gala apple satu buah: 3903

Jamun Fruits

Jamun adalah pohon tropis yang selalu berdaun hijau dan termasuk dalam keluarga Myrtaceae, berasal dari India dan Indonesia. Pohon jamun bermanfaat untuk beberapa produk. Kayunya yang kuat tahan terhadap air dan dapat digunakan dalam pembuatan gerbong jalan kereta api, furniture dengan harga murah dan beberapa manfaat lanilla. Daun dan batangnya digunakan untuk control tekanan darah dan radang gusi (Joshi, 2001).

Pohon jamun mulai berbunga pada bulan maret-april dan diikuti oleh musim berbuah pada bulan mei-juni. Buah dari varietas cangkokan lebih besar dan berasa manis tetapi sedikit asam.

Kandungan Kimia

Jamun mengandung minyak asiri, fenol (methylxanthoxylin), alkaloid (jambosine), asam organic, triterpenoid, resin yang berwarna merah tua mengandung asam elagat dan tanin.

Table 1 : Komposisi Buah Jamun (per 100g)

Composition

Value (g)

Moisture

Reducing sugar

Crude fibre

Ascorbic acid

Anthocyanin

Ash

Nitrogen

Tannin

Fat

83.20

14.00

0.90

0.25

0.14

0.33

0.13

1.90

0.30

Manfaat

Buah jamun secara umum sangat baik untuk tujuan pengobatan khususnya untuk mengobati diabetes karena efeknya terhadap pankreas. Buah dan jusnya terdiri dari sebuah biokimia yang disebut sebagai 'jamboline' yang dipercaya dapat digunakan untuk mengecek perubahan patofisiologi dari pati gula dalam kasus peningkatan glukosa. Selain itu, buah jamun juga merupakan obat makanan yang efektif untuk penghentian pendarahan dan mengoreksi penyakit hati. Buah atau jus buah sebaiknya disajikan dengan garam setiap pagi untuk 2 atau 3 bulan dalam waktunya. Penggunaan buah dalam pengertian ini akan berefek pada perawatan radikal dan aman bagi penderita pendarahan untuk jangka untuk hidup panjang.

Daging buah digunakan untuk pengobatan :

  1. Kencing manis (diabetes mellitus),
  2. Batuk kronis, sesak napas (asma),
  3. Batuk rejan, batuk pada TB paru disertai nyeri dada,
  4. Nyeri lambung dan diare.

Biji digunakan untuk pengobatan :

  1. Kencing manis (diabetes mellitus),
  2. Diare, disentri,
  3. Gangguan pencernaan seperti kembung, nyeri lambug, keram perut,
  4. Keracunan strychnine (penawar racun yang tidak spesifik), dan
  5. Pembesaran limpa.

Kulit Kayu digunakan untuk pengobatan :

  1. Kencing Manis (diabeter mellitus)
  2. Diare
  3. Sariawan

Efek Samping

  1. Hasil penelitian menunjukan biji, daun, dan kulit kayu jamun mempunyai khasiat menurunkan kadar glukosa darah (efek hipoglikemik) pada penderita diabetes mellitus tipe II.
  2. Penelitian di India mendapat hasil bahwa buah jamun potensial sebagai obat kontrasepsi pada pria
  3. Pada percobaan binatang, jamun dapat mencegah timbul katarak akibat diabetes.
  4. Jamun juga menurunkan risiko timbulnya atherosclerosis sampai 60-90% pada penderita diabetes. Hal ini terjadi karena kandungan oleanolic acid pada jamblang dapat menekan peran radikal bebas dalam pembentukan atherosclerosis.

Pengembangan Produk Jamun (Fermentasi Red Wine)

Salah satu cara penyajian dari jamun fruit dapat di fermentasi menjadi red wine dengan menggunakan yeast Saccharomyces cerevisiae. Disamping itu banyak buah-buahan tropis yang dapat digunakan untuk fermentasi seperti mangga, jackfruit, pisang dan cashew apple, hal ini terutam akarena ketersediaan mereka dalam hal rasa, aroma, ketersediannya, kandungan air dan gulanya tinggi dan semua komposisi kimianya. Dalam konteks ini, banyak karakteristik proses yang harus dipertimbangkan dalam perhitungan, kecukupan ekstaksi juice dan variabel yang memungkinkan mempengaruhi qualitas akhir minuman seperti ameliorasi must, aplikasi enzim, kapasitas pembuluh, keterlibatan ragi dan akhirnya metode penyimpanan. Buah jamun secara cuaca cocok di negara2 tropis seperti india dan pakistan dengan jumlah musim panasnya lebih banyak tetapi ditemuakn sedikit aplikasi untuk memberikan meskipun mereka banyak memiliki sifta sebagai antioksidan dna pharmaceutical khsusnya pada penyakit-penyakit seperti diabetes (Joshi, 2001). Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut perlu diselengarakan untuk menemukan cara mereduksi konsentrasi tannin dalam must jamun dan konsekuansinya dalam wine untuk meminimalisir rasa astringent.


 


 

Sumber :

Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesi . Khasiat Buah Jamblang.
http://hidup-sehat.blogspot.com/2008/02/khasiat-buah-jamblang.html.
Akses tanggal 25 Mei 2008

Anti Oksidan Terbaik.
http://www.info-sehat.com/news.php?nid=59. Akses tanggal 25 Mei 2008

1Chowdhury, P. and * 2Ray, R.C. ASEAN Food Journal 14 (1): 15-23 (2007). Fermentation of Jamun (Syzgium cumini L.) Fruits to Form Red Wine. www.afj.upm.edu.my/afjv14(1)2007/15-23.pdf