Pada hari Sabtu, 14 Februari 2009,kami mengadakan perjalanan ke Jember untuk suatu urusan, yaitu mengambil alat-alat bantuan pada suatu UKM yang mengalami kegagalan. Sebenarnya suatu yang menyedihkan bagi kami jika harus menarik alat yang telah kami tempatkan pada suatu UKM, namun tentunya lebih menyedihkan lagi jika alat tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan menjadi onggokan rongsokan, sementara UKM lain mungkin dapat memanfaatkan.
Saat bertemu dengan sang pemilik UKM, beliau menyatakan sudah tidak sanggup lagi melakukan usaha karena rasanya sudah mentok untuk berbuat dan akhirnya memutuskan untuk berhenti. Usaha bapak ini sebenarnya terbilang sukses. Pada awal kita melakukan pembinaan, usaha beliau sangat kecil dan beranjak dari menjual kerupuk bikinan orangtuanya yang cukup juah dari Jember yaitu di Ambulu. Kemudian dengan tekun dia melakukan perubahan menjadi berproduksi beberapa produk seperti bumbu instan, terasi, ikan kemas bahkan sebenarnya untuk langkah kedepan telah kami siapkan alat untuk produk-produk kemas vakum.
Ketika usahanya berkembang, kesalahan yang beliau alami sebenarnya terletak pada manajemennya. Beliau tidak mudah percaya begitu saja pada orang, bahkan pada karyawannya yang kita rekomendasikan untuk membantu beliau dalam bidang administrasi atau keuangan, agar beliau tidak terlalu sibuk. Dia menjadi one man show, dia bekerja mulai dari mengawasi pembelian bahan baku, proses produksi, memesan label dan kemasan, sampai mencari pasar dan mengatur keuangan. Dalam hal ini,istrinyapun tidak terlibat.
Langkah beliau pada awalnya atau saat industrinya belum begitu meluas, memang ia sanggup menangani, namun saat semakin besar, ia disibukkan oleh banyak urusan yang sebenarnya dapat ia limpahkan ke orang lain. Mestinya UKM yang mulai berkembang, sang pemilik harus mulai berusaha untuk mengatur manajemen usahanya. Mulai mendelagasikan tugas ke yang lain sehingga secara bertahap berubah dari pemilik yang juga pekerja menjadi pemilik yang juga manajer ataupun direktur.
Dalam kebingungan mengatur lajunya perusahaan ia mulai terkena persoalan yang sering terjadi dalam dunia bisnis yaitu penipuan.dia tertipu oleh seseorang dari luar pulau sehingga rugi jutaan rupiah. Setelah kita bangkkitkan lagi dia mampu berkembang lagi, sayang dia justru semakin tidak percaya kepada orang lain sehingga banyak pesanan yang mandek karena bahan baku terhambat atau proses produksi yang menalami gangguan dan yang menyedihkan justru dia memutuskan berhenti berusaha.
Beliau tidak mau berusaha seperti temannya, yang hanya dari satu usaha membuat produk olahan tape dan menjual di salah satu ruang di rumahnya, kemudian dia sampai mampu membuka toko di pusat kota Jember di Jalan Trunojoyo dengan berbagai macam produk yang dihasilkan berbasis tape namun masih tetap dapat jalan-jalan kemana-mana, bahkan beliau mentraktir kami makan siang di kota Jember.
Ironi memang dua orang yang bersahabat, yang satu mau melakukan manajemen usaha sementara yang satunya sangat takut berbagai. Bahkan ketika ia menyatakan berhenti dia bilang kalau dia akan menyerahkan usahanya ke temannya karena temannya mampu melakukan manajemen dengan baik dan ia tidak sanggup untuk itu.
Andai ia mau berubah dan belajar dari orang lain, tentunya ia tak perlu berhenti berusaha, apalagi menjadi TKI kembali, sayang ia tidak mau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar