Selasa, September 16, 2008

Pestisida alami pembasmi jentik nyamuk

Kelompok 9

Seiring dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di bidang pertanian, kini insektisida tidak lagi bersifat kimia yang menyebabkan resisten bila digunakan dalam jangka waktu tertentu. Insektisida yang saat ini digunakan berasal dari mikroorganisme yaitu mikroba yang bersifat spesifik, yang hanya menyerang serangga tertentu dan tidak mengganggu keseimbangan ekosistem yang biasa disebut bioinsektisida..

    Salah satu penggunaannya saat ini adalah dalam pembasmian jentik-jentik nyamuk. Bakteri yang digunakan sebagai vector adalah Bacilus thuringiensis
israelensis strain H-14 (Bti). Bakteri ini memproduksi Delta endotoksin yang merupakan bahan aktif yang bersifat patogen apabila dimakan oleh jentik nyamuk. Dalam waktu kurang dari 24 jam, jentik nyamuk akan mati. Bacillus thuringiensis var. Israelensis diperdagangkan dengan nama Bactimos, BMC, Teknar dan Vektobak. (Lahulima, 2008).

    Bakteri ini dapat memiliki kemampuan untuk membentuk kristal (tubuh paraspora) bersamaan dengan pembentukan spora. Kristal ini merupakan senyawa mengandung toksin (Delta endotoksin) yang tersusun atas subunit-subunit protein yang berbentuk batang atau halter, yang mempunyai berat molekul 130-140 kDa yang berupa protoksin. Ketika kristal protoksin ini masuk ke dalam tubuh serangga, oleh aktivitas proteolisis dalam system pencernaan serangga dapat diubah menjadi polipeptida yang lebih pendek (dengan berat molekul 27-149 kDa) dan bersifat toksin.

    Di dalam saluran pencernaan serangga toksin akan aktif berinteraksi dengan sel-sel epithelium di midgut serangga. Toksin Bt ini menyebabkan terbentuknya pori-pori (lubang yang sangat kecil) di sel membrane pada saluran pencernaan. Hal ini mengganggu keseimbangan osmotic sel-sel serangga tersebut. Bila keseimbangan osmotic terganggu, sel akan menjadi bengkak dan pecah, yang akhirnya akan menyebabkan matinya serangga (Hofte dan Whiteley, 1989)

Bila sasaran dari bioinsektisida adalah jentik nyamuk Anopheles, maka spora tersebut harus mengapung. Sebaliknya, bila sasarannya jentik nyamuk Aedes aegypti maka spora tersebut harus berada di dasar. Dengan demikian, bila bioinsektisida akan digunakan untuk mengendalikan jentik-jentik Anopheles dan Aedes aegypti, bahannya harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan perilaku jentik-jentik nyamuk tersebut.

    Perbanyakan bakteri ini dapat menggunakan pemanfaatan air kelapa, yang merupakan limbah pada pembuatan Virgin Coconut Oil atau menggunakan air rendaman kedelai, yang juga limbah pada pembuatan tahu dan tempe yang belum termanfaatkan (R.A Yuniarti, 2005)

Air kelapa dapat dijadikan media hidup bakteri Bacillus thuringiensis karena mengandung karbohidrat sederhana seperti glukosa, sukrosa, fruktosa, sorbitol, inositol, dan lain-lain. Unsur nitrogen berupa protein, tersusun dari asam amino, seperti alin, arginin, alanin, sistin, dan serin. Selain karbohidrat dan protein, air kelapa juga mengandung unsur mikro berupa mineral yang dibutuhkan tubuh. Mineral tersebut di antaranya Kalium (K), natirum (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P), dan sulfur (S). Jika diteliti lagi, dalam air kelapa juga terdapat berbagai vitamin. Sebut saja vitamin C, asam nikotinat, asam pantotenat, asam folat, biotin, riboflavin, dan sebagainya.

    
 

        

11 komentar:

Anonim mengatakan...

Topik yang kelompok anda angkat cukup menarik dan bermanfaat. Seperti kita semua tahu bahwa masalah nyamuk merupakan salah satu penyebab penyakit yang sampai saat ini masih sering terjadi di negara kita. Untuk masalah penyakit ini sampai sekarang masih belum ada pengobatan yang bener-benar dapat menghilangkan penyakit ini yang terbukti dengan masih banyaknya orang yang tertimpa penyakit terutama yang disebabkan oleh jentik nyamuk yang bahkan dapat menelan jiwa orang yang terkena penyakit yang diakibatkan oleh jentik nyamuk. Sebetulnya ,masalah penyakit yang diakibatkan oleh jentik nyamuk dapat di cegah dari awal terutama dari tempat hidup si nyamuk itu sendiri. Karena kalau kita tidak mencegahnya dari dini maka semakin lama akan semakin berkembang. Apabila kita hanya melakukan penyemprotan saja untuk menghilangkan si jentik nyamuk maka itu tidask akan bertahan cukup lama hanya dapat bertahan selama beberapa jam setelah diadakan penyemprotan. Kita dapat menghilangkan jentik dengan membasminya dari asal berkembangnya yaitu dari tempat dia hidup dan berkembang biak.Dengan membasmi dari tempat tinggalnya maka kita sudah dapat mengurangi perkembang biakan jentik nyamuk.Dalam setiap cara yang kita gunakan pasti terdapat efek samping, dari makalah anda saya ingin menanyakan apa efek yang akan timbul dari pestisida alami baik bagi manusia, hewan tersebut dan lingkungan. Dalam artikel anda dijelaskan bahwa bila sasaran dari bioinsektisida adalah jentik nyamuk Anopheles, maka spora tersebut harus mengapung. Sebaliknya, bila sasarannya jentik nyamuk Aedes aegypti maka spora tersebut harus berada di dasar. Dengan demikian, bila bioinsektisida akan digunakan untuk mengendalikan jentik-jentik Anopheles dan Aedes aegypti, bahannya harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan perilaku jentik-jentik nyamuk tersebut. Bagaimana cara kita menentukan tepat tidaknya peletakan spora dan apabila tidak tepat dalam meletakkannya maka dampak apa yang akan ditimbulkan...?????
terima kasih...
...XOXO..^_^...

dian fitrohtin mengatakan...

selamat siang

yang saya ingin tanyakan tentang artikel anda adalah apakah asam amino dan karbohidrat yang terkandung pada kelapa mempengaruhi bakteri dalam berkembang?kalau iya berapa umur kelapa yang baik digunakan sebagai media??
Kemjudian tentang Bacilus thuringiensis
israelensis strain H-14 (Bti) yang saya tau bakteri tersebut memiliki patogenitas yang tinggi terhadap jentik nyamuk,apakah faktor2 yang mempengaruhi.sehingga daya patogenitas bakteri tersebut tinggi terhadap jentik nyamuk?.

anGgoen_niezt mengatakan...

artikel anda sangat menarik dan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesehatan masyarakat sehubungan dengan pembasmian jentik jentik nyamuk. yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana proses lebih detail pembuatan pestisida alami ini karena hal ini sangat bagus jika dapat dikembangkan menjadi sebuah industri. Pertanyaan kedua saya adalah bagaimana tingkat keefektifannya dibandingan pestisida kimia. terima kasih

EKA AGUSTINE RPH mengatakan...

Assalamualaikum...
Perkembangbiakan nyamuk pada musim hujan sangat cepat sehingga dibutuhka bakteri Bacillus Thuringiensis yang lebih banyak untuk membasmi nyamuk2 tersebut.Yang ingin saya tanyakan apakah masa hidup Bacillus Thuringiensis tergantung pada cuaca?

Anonim mengatakan...

Assalaamu'alaikum....
Artikel yang anda tulis mengenai "pestisida alami pembasmi jentik nyamuk" merupakan inovasi yang sangat bagus bila dikembangkan karena pestisida ini lgsg menyerang menimbulkan efek berbhaya bagi manusia. Namun, ada beberapa hal yg ingin saya tanyakan pertama : Aktivitas proteolisis ini sendiri mengapa bisa mengubah polipeptida menjadi lebih pendek?? bagaimana prosesnya? yang kedua : mengapa sasaran bioinsektisida antara nyamuk anopheles dan aedes aegepty berbeda dalam peletakan sporanya? bagaimana dengan nyamuk yang lain? Faktor2 apa saja yang mendasari peletakan spora tersebut? yang ketiga : apakah ada media pembiakan lain dari bakteri bacillus thuringiensis var. israelensis? apakah dalam pencarian media laen selain air kelapa dan air rendaman kedelai, bahan2 yang dibutuyhkan harus sama persis dengan kedua media tersebut?

trimakasih atas jawabannya nanti...
wassalam

Anonim mengatakan...

Artikel yang anda buat ini sangat menarik,untuk pestisida jenis ini sangat baik untuk kehidupan sehari-hari dan di masa depan dapat dikomersilkan menjadi suatu produk misalnya prouk pembasmi nyamuk yang biasa disebut bubuk abate. Pertanyanaan saya adalah bagaimana caraya bakteri dapat berkmbang biak secara banyak? terus media apa yang paling baik untuk pertumbuhan bakteri ini,soalnya pda artikel anda bnyak terdapat media yang digunakan?...
Thanks..

Anonim mengatakan...

Apa yang harus kita lakukan agar spora dari Bacilus thuringiensis israelensis strain H-14 (Bti) dapat mengapung sehingga dapat kita gunakan sebagai bioinsektisida untuk jentik nyamuk anopheles dan apa yang harus kita lakukan agar spora dari Bacilus thuringiensis israelensis strain H-14 (Bti) dapat tenggelam berada di dasar sehingga dapat kita gunakan sebagai bioinsektisida untuk jentik nyamuk aedes aegypti.

Yeni Yuliasia
0711030058

Anonim mengatakan...

M. IMAM SYATIBI (0711030095)

Media yang anda gunakan disini adalah air kelapa, apakah bisa digunakan bisa digunakan media lain??
Apakah ada yang lebih baik dan murah dari air kelapa?

Anonim mengatakan...

kita ketahui bahwa jentik nyamuk aedes aegepty dan anopheles bisa hidup ditempat yang bersih. yang ingin saya tanyakan apakah pemakaian bakteri ini untuk pestisida tidak berbahaya bagi manusia yang secara tidak sengaja dikonsumsi atau dipakai misalnya untuk mandi atau mencuci pakaian?
terima kasih......
aria p (0711030054)

Susilo - yahoo user mengatakan...

Maaf jika pertanyaan berikut ini tidak berbau ilmiah.
Saya tertarik dengan bakteri ini untuk pemberantasan nyamuk di sekitar tempat tinggal saya (kebetulan saya menjabat pengurus RT yang turut bertanggung jawab mereduksi populasi nyamuk supaya tidak mengganggu warga).

Untuk sediaan komersial Bactimos, BMC, Teknar, Vectobac; dimanakah bisa dibeli ? Atau adakah no / email contact nya.
Terima kasih.
(jika tidak keberatan, mohon jawaban bisa dikirim japri ke susilo1771@yahoo.com )

nurhidayat mengatakan...

rasnya belum beredar di Indonesia