Sabtu, Januari 09, 2010

Kyai dan Genetika

Membicarakan sosok Kyai kadang memang mengasyikkan terutama dengan segala keunikannya. salah satu sosok Kyai yang mungkin sangat kita kenal adalah Gus Dur.
Kali ini saya tidak bicara tentang Gus Dur karena ia telah tiada. semoga segala amal ibdahnya diterima Allah SWt Amiin.

Kita mungkin sering mendengar bagaimana para Kyai berceramah. namun kadang kita melihat pentingnya pengetahuan terutama yang akan disampaikan agar tidak terkesan aneh. sebenarnya kalo hanya aneh sih tidak masalah tapi kalo yang mendengarkan juga tidak tahu masalahnya dan menganggap yang bicara pasti benar, lalu diikuti apa tidak masalah?

Beberapa waktu yang lalu tetanggaku pernah bilang kalo rokok oleh sebagian masyarakt dianggap wajib karena kyainya kalo ceramah selalu merokok, nah umatnya melhat sang pimpinan. OOOOOOOOOOO kalogitu kita harus merokok, lihatlah panutan kita saja merokok. dan merokoklah mereka karena mencontoh ulamanya.

Beberapa hari yang lalu aku kebetulan melihat siaran langsung TV Lokal tentang ceramah sorang Kyai dari kota lain yang cukup terkenal. Aku mendapatkan ilmu baru yang belum pernah kupeoleh dari buku yang kubaca.

Meskipun aku sedikit banyak telah belajar mikrobiologi dan genetika sejak S1 tapi melihat dan mendengar ceramah ini sungg uh aku jadi perlu belajar lagi.
Teori keturunan ternyata ada yang beda dari pemahamanku selama ini.
Dalam ceramahnya sang Kyai menceritakan seorang suami istri yang membeli tempan tidur dari orang Belanda yang akan pulang ke negara asalnya. Nah suami istri yang pengantin baru ini tiap hari aktivitas suami istrinya di tempat tidur tersebut dan ketika lahir anak pertama,wajahnya mirip orang Belanda. sang suami jadi curiga sama istrinya. Lah orang kulit sawo matang asli seperti mereka kok anaknya bule. opo tumon pikir sang suami. Namun rasa itu disimpannya karena rasa sayang pada istinya. Eh anak kedua juga bule lagi. mereka pikir ada gen resesif pada mereka atau ada turunan Bule? setelah diselidik ternyata mereka Sawo matang tulen sama sekali gak ada gen bule. setelah dari dokter tidak membawa hasil lalu mereka ke ulama dan menceritakan semuanya. sang ulama bilang:

" ini karena lingkungan akan membawa dampak pada kehidupan kita. lingkungan yang baik akan membawa kita pada kebaikan. Mendidik anak juga dimulai dari dalam kandungan. bacakan yang baik2 maka anak akan menjadi baik. jika selama mengandung orang tua berbuat jahat anak juga akan jadi jahat. kalo kita makan babi maka sifat kita jadi seperti babi, maka babi diharamkan. begitu juga dengan anda berdua. karena selama ini anda di lingkungan tempat tidur orang Belanda maka anak anda jadi seperti mereka. oleh sebab itu cobalah tempat tidurnya diganti."

lalu gantilah tempat tidur mereka dan ternyata anak ketiga mereka sekarang tidak bule lagi.

sang ustadz menjelaskan pentingnya lingkungan yang mempengaruhi dengan teori genetika tempat tidur. saya tidak tahu apa begitu ilmunya yang dimiliki ustadz dan saya belum pernah baca karena sudah mulai malas baca.
Kalo umat yang mendengar percaya dengan inilalu rame2 beli ranjang bekas artis kan repot.
Makanya saya jadi tidak heran ketika ajudan Gus Dur berkunjung ke Pasuruan dan saat keluar bingung mencari sandalnya Gus Dur, ternyara sandal itujadi rebutan diciumi orang di dekat masjid.
Mestinya kita tidak perlu ngomong jika kita tidakmengerti ilmunya agar tidak menjerumuskan umat.

memang saya juga melihat tayangan sebelumnya bahwa untuk memperoleh ilmu dapat dilewati dengan beberapa cara:
cara pertama dilakukan oleh para sufi dan ulamadengan menyerahkan diri secara penuh pada Allah mempelajari kitab Al Qur'an dengan hati dan tindakan tanpa merubah makna dengan menambahi makna menurut penafsirannya.
adapula yang mempelajari Al Qur'an dengan penelitian2 dengan rujukan2 penafsiran sehingga muncullah banyak madzab yang kadang saling menyalahkan. dan keduanya akan dapat mencapai kebenaran.
hanya perlu dipikir apakah juga memperoleh kebenaran yangn benar? ataukah kebenaran yang benar-benar tidak benar?
Posted by Picasa

Tidak ada komentar: