Rabu, Mei 21, 2008

Produksi Protein Sel Tunggal Hasil Proses Fermentasi Kulit Ubi Kayu

Etyka Dwi Oktora (0511030027)

Ikfal Zuhriansyah (0511030035)

Nila Fitrya Dewi (0511030055)

Vitta Rizky Permatasari (0511030074)

Kulit ubi kayu yang diperoleh dari produk tanaman ubi kayu (Manihot esculenta Cranz atau Manihot utilissima Pohl) merupakan limbah utama pangan di negara-negara berkembang. Semakin luas areal tanaman ubi kayu diharapkan produksi umbi yang dihasilkan semakin tinggi yang pada gilirannya semakin tinggi pula limbah kulit yang dihasilkan. Setiap kilogram ubi kayu biasanya dapat menghasilkan 15 – 20 % kulit umbi. Kandungan pati kulit ubi kayu yang cukup tinggi, memungkinkan digunakan sebagai sumber energi bagi mikroorganisme. Ragi adalah suatu inokulum atau starter untuk melakukan fermentasi dalam pembuatan produk tertentu. Ragi ini dibuat dari tepung beras, yang dijadikan adonan ditambah ramuan-ramuan tertentu dan dicetak dengan diameter ± 2 – 3 cm, digunakan untuk membuat arak, tape ketan, tape ketela (peuyeum), dan brem di Indonesia. Secara tradisional bahan-bahan seperti laos, bawang putih, tebu kuning atau gula pasir, ubi kayu, jeruk nipis dicampur dengan tepung beras, lalu ditambah sedikit air sampai terbentuk adonan. Adonan ini kemudian didiamkan dalam suhu kamar selama 3 hari dalam keadaan terbuka, sehingga ditumbuhi khamir dan kapang secara alami. Setelah itu adonan yang telah ditumbuhi mikroba diperas untuk mengurangi airnya, dan dibuat bulatan-bulatan lalu dikeringkan.

Fermentasi mempunyai pengertian aplikasi metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang bernilai lebih tinggi, seperti asam-asam organik, protein sel tunggal, antibiotika dan biopolimer. Fermentasi merupakan proses yang relatif murah yang pada hakekatnya telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita secara tradisional dengan produk-produknya yang sudah biasa dimakan orang sampai sekarang, seperti tempe, oncom, tape, dan lain-lain. Proses fermentasi dengan teknologi yang sesuai dapat menghasilkan produk protein. Protein mikroba sebagai sumber pangan untuk manusia mulai dikembangkan pada awal tahun 1900. Protein mikroba ini kemudian dikenal dengan sebutan Single Cell Protein (SCP) atau Protein Sel Tunggal. Menurut Tannembaum (1971), Protein Sel Tunggal adalah istilah yang digunakan untuk protein kasar atau murni yang berasal dari mikroorganisme, seperti bakteri, khamir, kapang, ganggang dan protozoa. Sebenarnya ada dua istilah yang digunakan untuk produk mikroba ini, yaitu PST (Protein Sel Tunggal) dan Microbial Biomass Product (MBP) atau Produk Biomassa Mikrobial (PBM). Bila mikroba yang digunakan tetap berada dan bercampur dengan masa substratnya maka seluruhnya dinamakan PBM. Bila mikrobanya dipisahkan dari substratnya maka hasil panennya merupakan PST.

Fermentasi dapat dilakukan dengan metode kultur permukaan dan kultur terendam sub merged. Kultur permukaan yang menggunakan substrat padat atau semi padat banyak digunakan untuk memproduksi berbagai jenis asam organik dan enzim. Fermentasi padat dengan substrat kulit umbi ubi kayu dilakukan untuk meningkatkan kandungan protein dan mengurangi masalah limbah pertanian. Produk fermentasi selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan atau suplemen produk pangan atau pakan.

Proses fermentasi ini selain untuk meningkatkan nilai gizi kulit ubi kayu juga untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Lebih jauh lagi produk fermentasi dapat dijadikan bahan pangan untuk mengatasi masalah kekurangan gizi.

Proses Pembuatan

1. Kulit umbi ubi kayu dibersihkan dan dicuci kemudian dirajang persegi, dan segera digunakan sebagai substrat pada proses fermentasi.

2. Kulit umbi ubi kayu yang telah siap untuk digunakan sebagai substrat, ditimbang sebanyak 100g dan dimasukkan ke dalam wadah plastik (fermentor) secara aseptis.

3. Proses fermentasi dibuat secara aerob, dan diinkubasi pada suhu ruang selama 8 hari.

Ragi tape yang digunakan sebagai inokulum mengandung jumlah total mikroba sebanyak 1,6 x 107 CFU/gram. Adapun isolat-isolat yang diperoleh dari ragi tersebut terdiri atas 4 macam isolat mikroba, yaitu dua isolat kapang dari genus Rhizopus dan dua isolat khamir yaitu satu dari genus Saccharomyces dan satu dari genus Schizosaccharomyces.

Sesuai dengan kandungan mikroba yang terdapat pada ragi tersebut, maka peranan mikroorganisme dalam proses fermentasi dibagi menjadi dua berdasarkan tahap fermentasi. Selama proses fermentasi kapang akan mengubah pati menjadi gula sederhana dan khamir akan mengubah gula menjadi alkohol dan senyawa lain. Kapang menghasilkan enzim-enzim α-amilase, β-amilase dan glukoamilase, sedangkan khamir akan menghasilkan enzim invertase, zimase, karboksilase, maltase, melibiose, heksokinase, L-laktase, dehidrogenase, glukose-6-fosfat dehidrogenase dan alkohol dehidrogenase.

10 komentar:

DYAH KUSUMA mengatakan...

DYAH KUSUMA W. (0511033008)

Dalam artikel ini dijelaskan bahwa Ragi tape yang digunakan sebagai inokulum mengandung jumlah total mikroba sebanyak 1,6 x 107 CFU/gram. Yang mau saya tanyakan adalah apakah yang digunakan sebagai inokulum harus dari ragi tape? Mengapa?

Anonim mengatakan...

Nila Fitrya Dewi 0511030055
istilah Protein Sel Tunggal digunakan untuk seluruh bahan-bahan protein yang berasal dari mikroorganisme seperti bakteri, alga, ragi dan jamur yang ditumbuhkan pada media tertentu. ragi yang digunakan bukan hanya ragi tape. ada beberapa macam inokulum lain seperti ragi dalam suatu kultur campuran, dimana interaksi dari ragi-ragi ini dapat meningkatkan kadar protein sel (Ragi Saccharomyces cerevisiae)

Anonim mengatakan...

EVA NOVITASARI W. (0511030028)

Saya ingin yahu kandungan kulit ubi kayu sehingga dapat digunakan sebagai bahan pembuatan protein sel tunggal.

Anonim mengatakan...

Vitta Rizky Permatasari (0511030074)

Jawaban dari Saudari Eva Novitasari W.

Menurut Iptek.net, kandungan kulit ubi kayu mengandung tanin, enzim peroksidase, glikosida dan kalsium oksalat.
Berdasarkan hasil penelitian dari Nurhayani, dkk (2000)dapat disimpulkan bahwa kandungan protein kulit umbi ubi kayu dapat meningkat dari 3,41 % sebelum fermentasi menjadi 5,53 % setelah fermentasi.
Jadi kami mempunyai ide apabila kulit ubi kayu tersebut dibuat menjadi PST karena proses tersebut termasuk proses fermentasi.

Anonim mengatakan...

Nina Eka Jayanti (0511030056)

saya mau tanya kulitn ubi kayu yang digunakan dalam produksi sel tunggal ini kuliat yang bagian mana??? trus produk yang dihasilkan itu seperti apa seandainya di pasarkan, misalnya apa dibentuk kapsul atau apa???dan produk anda ini apa sudah ada dipasaran???

terimakasih

Anonim mengatakan...

Nina Eka Jayanti (0511030056)

saya mau tanya kulitn ubi kayu yang digunakan dalam produksi sel tunggal ini kuliat yang bagian mana??? trus produk yang dihasilkan itu seperti apa seandainya di pasarkan, misalnya apa dibentuk kapsul atau apa???dan produk anda ini apa sudah ada dipasaran???

terimakasih

Anonim mengatakan...

saya eko budi 0510510025 mhsw fapet. saya tanyakan apa beda ragi dengan starter. untuk hasil yang baik imbangan C dan N harus seimbang. yang bagaimana? gamblong difermentasi dengan ragi tape apa hasilnya maksimal.dan minta jurnal atau literatur tentang ragi tape dan nutrisi onggok? di eko_veterinary@yahoo.com trima kasih semoga blog ini semakin maju.smgtttttttttttt

Anonim mengatakan...

Saya bc dlm suatu artikel katanya jagung bisa djadikan alternatif pnghasil gula yang dilakukan dengan ferments kultur padat. kira-kira gimana proses pembuatannya ya? kalo ada yg tau caranya, kirim ke emailku aja iva_2792@yahoo.com
terima kasih.


-iva-

nurhidayat mengatakan...

ok. akan saya coba lampirkan di blog ini sabar ya tak carinya dulu filenya.

Anonim mengatakan...

kulit ubi kayu perlu penambahan N spt urea karena bakteri atau jamur memerlukan N untuk menyusun protein. seperti pembuatan amoniasi jerami.