Sumber: www.indofood.co.id
Jakarta, 13 Maret 2008. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (Indofood) kembali mengundang para akademisi bersama bergandeng tangan untuk mengambil langkah konkret mencari solusi yang mengancam bangsa kita saat ini, yaitu krisis pangan. Salah satu langkah strategis adalah mencermati masalah ini secara obyektif dan ilmiah melalui riset-riset yang berbobot dalam program Indofood Riset Nugraha (IRN) 2008.
INDOFOOD RISET NUGRAHA merupakan kelanjutan dari program Bogasari Nugraha yang telah berlangsung sejak tahun 1998. Melalui program ini Indofood memberikan bantuan dana penelitian kepada kalangan akademisi baik mahasiswa maupun dosen berbagai strata dari perguruan tinggi negeri & swasta di seluruh Indonesia.
Setiap tahun tema yang diangkat berbeda, disesuaikan dengan kondisi dan isue aktual yang terjadi di masyarakat. Adapun tema tahun ini adalah "Penganekaragaman Pangan Berbasis Sepuluh Komoditi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Perbaikan Gizi". Fokus Penelitian untuk IRN 2008 ini meliputi 1. Singkong (Manihot sp.), 2. Kelapa Sawit (Elaeis sp.), 3.Sagu (Metroxylon sp), 4. Jagung (Zea mays sp.), 5. Gandum/ Terigu (Triticum sp.),. 6. Pisang (Musa sp.), 7. Ubi Jalar (Ipomoea sp.), 8. Garut (Marantha sp.), 9. Kentang (Solarium sp.) dan 10. Kedelai (Glycine spp).
Wakil Direktur Utama Indofood, Franciscus Welirang menyatakan bahwa sebagai salah satu perusahaan pangan terbesar di Indonesia, Indofood peduli pada pengembangan dunia pangan. Lewat program inilah diharapkan dapat ikut mendorong lahirnya riset-riset unggul bagi kepentingan masyarakat, khususnya dalam upaya penganekaragaman pangan guna mencapai ketahanan pangan nasional. Program riset yang dilakukan oleh peserta IRN ini merupakan suatu riset publik, bukan company research yang berarti apa yang mereka hasilkan terbuka kepada publik. "Kami memang peduli dan memiliki komitmen untuk memacu pengembangan riset di kalangan akademisi khususnya di bidang penganekaragaman pangan. Menurut pendapat kami, tidak ada inovasi dan kreativitas tanpa riset. Tidak ada program pengembangan yang baik tanpa riset yang baik", kata Franciscus Welirang.
Kerjasama dengan Para Pakar
Dalam pelaksanaannya Indofood bekerjasama dengan para pakar terkemuka dari berbagai perguruan tinggi yang memiliki reputasi nasional dan internasional. Mereka adalah F.G Winarno (Prof. PhD. Teknologi Pangan) selaku Ketua Tim Penilai dengan para anggota yaitu Bayu Krisnamurthi (Dr, M.S., Ir, Sosial Ekonomi Pertanian), Bustanul Arifin (Prof, Dr,Ir, Sosial Ekonomi Pertanian), Budi Prasetyo Widyobroto (Dr, DESS., DEA, Ir,Peternakan), Eko Handayanto (Prof, Dr, Msc., Ir, Budidaya Pertanian), Abdurrachim Halim (Dr, Ir, Teknik Mesin) Widjaya Lukito (PhD, dr, SpGk, Gizi dan Kesehatan) serta Purwiyatno Hariyadi (PhD, Msc., Ir,Rekayasa Proses Pangan).
Terus Meningkat
Sejak digulirkan pada 1998, terjadi peningkatan antusiasme para mahasiswa, dosen dan peneliti, baik perorangan maupun kelompok. Mulai dari hanya 28 proposal yang masuk pada 1998, kini lebih dari 300 proposal dikirimkan ke Sekretariat Panitia. Dalam IRN 2006 lalu, sebanyak 1.025 proposal telah diterima oleh Panitia IRN dan setelah melewati proses seleksi akhirnya terpilih 34 mahasiswa, dosen dan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang berhak menerima bantuan dana penelitian dari Indofood.
Audit
Para penerima Indofood Riset Nugraha ini tdak hanya menerima bantuan dana penelitian begitu saja, tapi memiliki kewajiban unyuk mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya lewat presentasi di depan Tim Penilai dalam Audit IRN. Audit ini merupakan syarat mutlak bagi para penerima dana IRN dimana mereka harus mempresentasikan sejauh mana kemajuan proyek penelitian yang dibiayai oleh Indofood. Dalam audit ini akan diketahui apakah penerima Indofood Riset Nugraha benar-benar melakukan penelitian sesuai jadwal yang telah mereka susun sebelumnya.
Program IRN ini, menurut Prof. F.G. Winarno, PhD merupakan satu-satunya program riset publik yang dilakukan oleh pihak swasta secara konsisten setiap tahunnya. Perhatian Indofood ini jelas merupakan angin segar bagi dunia penelitian di Indonesia. "Meskipun tema dari program ini adalah penganekaragaman pangan namun cakupan aspeknya cukup luas yang meliputi teknologi & produksi, kesehatan & gizi masyarakat sosial ekonomi & budaya serta bidang penelitian khusus. Oleh karena itu, kami mengundang para akademisi untuk memanfaatkan kesempatan ini", ujar Winarno mengakhiri pembicaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar