Sabtu, Desember 29, 2007

Asistensi Pengembangan Bisnis UKM

Program PHK A2 Batch II yang diselenggarakan di Guest House pada Bulan November 2007. dengan mengundang Bapak Dwi Larso dari ITB. Diikuti oleh Dosen TIP. Dari Lab Bioindustri hadir Pak Wig, Pak Nur, Bu Hindun dan Bu Nia.

Akan dibentuk unit konsultasi dengan UKM sehingga Lab dirancang menuju Pilot Plant. Konsultasi dari dosen masih bersifat perorangan. Sehingga perlu dibentuk lembaga agar terorganisir.Peralatan pendukung sudah disiapkan. Saat ini yang baru berjalan adalah produksi minuman namun baru untuk kalangan sendiri.

Diharapkan program ini nantinya juga mampu menjadikan mahasiswa untuk berbisnis dengan baik. Diharapkan dg wadah ini UKM juga dapat menjadi narasumber dalam proses belajar mengajar. Dapat pula dilakukan praktikum di stakeholder selain di Laboratorium.
Sebaiknya lembaga yang akan kita bentuk seperti apa?
Diharapkan menjadi sumber pengembangan keilmuan dan income generating Jurusan.

Diharapkan Dosen mulai sadar bahwa entrepreneur harus ditempatkan sebagai suatu keharusan.

Melakukan yang riil.
Apakah akan ada satu hari penuh bicara dengan stakeholder sehingga menjadi plan yang pasti.
Misal kita akan masuk pada bisnis kecil agroindustri atau UKM?
stakeholdernya siapa? – di bawah Jurusan? akademik, bisnis, goverment (ABG). Akademisi: dosen TIP, alumni, mahasiswa. Bisnis: kecil, asosiasi (KADN, HIPMMI), IPB . Kerja dengan asosiasi sangat perlu. Goverment: Disperindag, Dinas-dinas yang terkait. (malang raya, jawa Timur?)
Visioning: satu hari bicara, setiap orang dan stake holder harus tahu badan ini: visi, misi, tujuan dsb. : pengembangan UKM, pengembangan entrepreneurship,(ada potensi sangat besar di mahasiswa sebagai entrepreneur sehingga peluang produk baru dari lab dapat ditangkap oleh mereka. SDM ini menjadi tumpuan harapan untuk membisniskan) transfer Knowledge (sebagai dosen melakukan pendidikian penelitian, publikasi) Knowledge creation: perlu dikembangkan yang sesuai dengan situasi.
Organisasi: misal 2017 (10 tahun ke depan) badan kita akan jadi seperti apa. Misal penggerak agribisnis di Jawatimur (ini dapat diukur), pendatan alumni( jadi apa). Adanya visi maka mimpinya jangan kecil. Bisnis harus tahu untung atau rugi. Harus responsif. Oragisasi seperti apa untuk mencapai visi: cepat mengambil peluang, teamwork, value nya apa? Job desk masing2. team harus solid. Ada Direktur, asosiate direktur (dosen), asisten direktur (MBA), di bawahnya ada manajer (klinik usaha kecil, coaching oleh alumni tergantung topik, Praktek dulu baru teori.
Kerjasama dengan sumber pembiayaan (Bank, Perusahaan) untuk penyakuran ke UKM
jaga hubungan dengan asosiasi
UKM: mahasiswa magang skripsi misalna di UKM untuk membantu misal sistem produksi, marketing, plant layout.
Pengembangan Kewirausahaan: bisnis plan competition. Mahasiswa yang pernah membuat rencana bisnis maka dia akan 3 kali lipat kemungkinan menjadi entrepreneurship.
Entrepreneurship club. (19 desember 2007 di bentuk di ITB) (techno entrepreneurship). Kerjaaanya mengundang pembicara yang berhasil misal sebulan sekali. Dengan iuran. Kegiatan informal. Sehingga menjadi penghubung antara mahasiswa yang baru lulus dengan pelaku bisnis langsung.
Entrepreneurship forum. Misal sebulan sekali entreprenuer datang kaitkan dengan club.
Semua bagus, tapi butuh duit cari kemana? Ada kumpulan bersama misal alumni. Ang yang terkumpul untuk membiayai bisnis yang akan dikembangkan alumni. Uang yang ditanam adalah beresiko jadi pelaku ini harus pula entrepreneur. Saat mau diluncurkan harus dibicarakan. Apa yang membuat anggota mau. Dalam 10 byulan hanya sebagai simpan pinjam. Dapat bentuk koperasi atau lainnya tergantung kesetujuan. Yang setuju yang dananya diikutkan dengan diberitahu resikonya. Misal jika rugi mengganti berapa kalau untung membayar berapa. Jika telah berjalan baik bagaimana dengan saham yang ditanaman di awal.
pameran bisnis plan competition.
entrepreneur in resident pengusaha yang mau membantu, dia kita kasih ruang untuk membina mahasiswa. Mereka juga bisa mengajar.
Entrepreneurship development: yang melangkah ke entrepreneur kita mentor dg pelaku langsung. (mahasiswa dengan pelaku)
Akademis: ada share knowledge. Untuk saling diberikan yang kita anggap memerlukan. Misal dari koran, majalah, jurnal dsb.
Inkubator: mentor, training, ada tempat. Ada batasan waktu. Dari mulai nol. Dari tahun ke nol ke tahun ke dua dia harus sudah tahu semua mulai proses, accounting, pajak dsb. Proses seleksi ketat. Yang benar-benar potensi besar. Dibimbing, di cek meningkat tidak?

Dosen tidak perlu bermain langsung sebagai bisnis. Tapi sebaiknya dikerjakan orang lain. Orang tersebut misal sebagai dirut. Bisnis itu muncul dari mimpi. Karena dosen tidak dapat 100% sehingga jadi masalah.
Jumlah entrepreneur di Indonesia tidak banyak.
Pusat pengembanga ini sebagai mediator: dosen cukup dua lainnya entrepreneur.

Planning
Kerja itu harus kelihatan hasilnya (visible management).
Misal visi 2017 akan menjadi ........, kemudian dipecah lima tahunan. Apa ukuran-ukurannya untuk mencapai (Bisbis skala apa dsb semua harus dapat diukur)

Tidak ada komentar: