JAKARTA (KR) - Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengungkapkan, ‘penyakit misterius’ yang menjangkiti warga Dusun Beran dan Pete Desa Kanigoro Kecamatan Ngablak Magelang diduga kuat akibat bakteri pseudomonas cocovenenans yang berkembang biak dalam tempe gembus.
”Menurut informasi, mereka makan tempe gembus, makanya yang banyak kena itu ibu-ibu. Bapaknya sedang kerja. Kemungkinan besar keracunan itu disebabkan tempe gembus,” kata Menkes kepada wartawan di Depkes Jl HR Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan, Selasa (31/7).
Selain tempe gembus, kata Menkes, ada beberapa dugaan yang menyebabkan kematian warga di sana, yakni keracunan logam seperti arsen, cadmium, cromium serta keracunan bahan biologis. ”Dugaan keracunan logam masih perlu pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) I Nyoman Kandun juga mengatakan, keracunan disebabkan bakteri pseudomonas cocovenenans. ”Bakteri itu tidak hanya hidup di tempe bongkrek, tetapi juga di tempat lain seperti di tempe gembus. Kasus ini baru kali ini. Tetapi ini belum definitif, masih pemeriksaan lebih lanjut tentang logam berat dan insektisida,” tambahnya.
Dugaan keracunan tempe gembus di Magelang adalah yang pertama kali di Indonesia. Menurut informasi, korban di Dusun Beran dan Dusun Pete membeli tempe pada 21 Juli 2007 sebelum akhirnya KLB merebak pada keesokan harinya, tanggal 22 Juli 2007.
Kepala Dinkes Jawa Tengah Hartanto mengatakan pihaknya sudah memberikan pelatihan pada produsen tempe gembus bagaimana membuat produk yang aman. Hal ini dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang lagi.
”Kita minta menggunakan alat-alat yang tidak menggunakan logam seperti kuali dan tampah. Itu sudah kami lakukan di lokasi produsen tempe gembus. Mereka juga diminta membuat tempe dengan tangan yang bersih,” jelasnya.
sumber: www.kr.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar