Bioetanol adalah bahan bakar yang dihasilkan memalui proses fermentasi, meskipun dapat dihasilkan secara kimia melalui rekasi etilen dengan uap air. Sumber utama yang dibutuhkan adalah gula yang berasal dari tanaman. Tanaman yang dapat digunakan untuk sumber energy ini antara lain jagung, singkong, gandum, sorgum, tebu dan sebagainya. Selain hasil dari tanaman dapat pula dipergunakan limbah seperti: jerami, serbuk gergaji, molase, limbah rumah tangga dan sebagainya.
Etanol atau etil alcohol (C2H5OH) adlah cairan jernih tidak berwarna, mudah dirombak, daya toksiknya rendah dan hanya sedikit mengakibatkan pencemaran lingkungan. Jika etanol dibakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Etanol memiliki oktan yang tinggi sehingga dapat menggantikan timbal sebagai peningkat oktan pada bensin. Dengan mencampur etanol dan bensin maka akan terjadi oksigenasi pada campuran bahan bakar dan menjadikan pembakaran lebih sempurna sehingga mengurangi emisi polusi. Campuran etanol dengan bensin telah lama dijual di Amerika serikat dengan campuran umumnya mengandung 10 % etanol atau yang disebut E10. Indonesia baru mengenalkan bio-premium yang mengandung etanol 5 %.
Bio-etanol memiliki sejumlah keuntungan dibandingkan bahan bakar konvensional. Etanol menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharuiseperti tanaman dan tanaman tersebut dapat dari tanaman local. Bioetanol memiliki cemaran lebih rendah daripada bahan bakar konvensional. Bio-etanol juga dapat meningkatkan perekonomian pedesaan melalui pola kemitraan yaitu masyarakat menyediakan bahan baku berupa hasil tanaman dan pengusaha atau pemerintah mengolahnya menjadi bio-etanol. Bio-etanol mudah dirombak dan tidak setoksik bensin serta dapat memperpanjang umur mesin dan mengurangi produksi karbon monoksida.
Produksi Bioetanol
Etanol dapat dihasilkan dari biomassa melalui proses hidrolisis dan fermentasi gula. Limbah biomassa menandung campuran polimer karbohidrat yang kompleks dari dinding sel tanaman yang dikenal sebagai selulosa, hemisellosa dan lignin. Untuk menghasilkan gula dari biomassa, maka biomassa harus diberi perlakuan pendahuluan dengan asam atau enzim untuk mereduksi ukuran dan struktur polimernya.
Selulosa dan hemiselulosa adalah bagian yang harus dipecah (hidrolisis) oleh enzim atau larutan asam menjadi gula sukrosa yang kemudian difementasi menjadi etanol. Lignin yang juga terdapat dalam biomassa umumnya digunakan sebagai bahan bakar boiler pada produksi etanol. Terdapat tiga prinsip dalam ekstraksi gula dari biomasas yaitu: hidrolisis dengan asam pekat, hidrolisis dengan larutan asamdan hidrolisis enzimatik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar