Senin, Mei 18, 2009

Fermentasi Kedelai Berkelanjutan

12 Mei 2009
Dalam rangka melakukan penelitian yang berkolaborasi dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), Prof. Dr. Ir. Sri Kumalaningsih, M.App.Sc melakukan kunjungan ke Thailand pada Senin (27/4)-Kamis (7/5). Diwawancarai PRASETYA Online, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian ini menyatakan bahwa proposal yang akan diajukannya berjudul "Sustainability of Fermented Soybean to Alleviate Poor People". Dalam penelitian tersebut, pihaknya berupaya untuk menyusun aneka teknologi fermentasi yang murah dan tepat guna di berbagai kawasan di Asia dengan menggunakan kedelai varietas lokal. Beberapa negara yang menjadi acuan diantaranya adalah Thailand, Indonesia, China, dll. Di Thailand, pihaknya secara khusus melakukan observasi pengolahan kedelai untuk pembuatan kecap dan tauco dalam skala industri besar. Sementara di Indonesia, observasi serupa pun dilaksanakan dengan pengamatan khusus pada pembuatan tempe secara tradisional dalam skala industri kecil dan menengah. Hal yang menjadi perhatian khususnya ketika berkunjung ke Thailand adalah pengolahan kedelai untuk menjadi aneka produk tanpa menyisakan sedikitpun limbah dengan proses yang lebih cepat dan manajemen yang tertata. "Mereka bekerja dengan disiplin dan etos kerja tinggi yang disertai manajemen yang tertata sehingga lebih efisien dan produktif. Selain itu, mereka juga telah memperhatikan manajemen lingkungan sehingga proses produksi relatif lebih higienis", terangnya. Program kali ini merupakan salah satu perwujudan dari visinya yaitu teknologi tinggi untuk masyarakat tak berdaya (high technology for poor people). Terkait hal ini, ia secara khusus menyoroti program plasma di Thailand dimana industri skala besar berkolaborasi dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) diantaranya dalam hal supply bahan baku dan penanganan sub product maupun by product. Melalui kunjungannya kali ini, ia bermaksud untuk melakukan studi banding dan tukar wawasan dalam berbagai proses pengolahan kedelai di Asia. Manajemen ini pula, yang menurut rencana akan ia gunakan dalam merealisasikan idenya untuk memasok susu kedelai ke berbagai rumah sakit di Indonesia. [nok]

2 komentar:

lasti mengatakan...

maaf, sy ada info kl kedelai tanpa fermentasi malah berbahaya. gmn ya? http://enidra.multiply.com/journal/item/40/Mengapa_Kini_Kedelai_Dicurigai

mohon infonya, krn ibu dan bapak sy konsumsi susu kedelai. bs tlg email sy ke lastimartina@yahoo.com

nurhidayat mengatakan...

kedelai yg tidak difermentasi masih mengandung anti tripsin yang juga dikenal sebagai anti nutrisi dan adanya sam fitat yang dipecah oleh proses fermentasi